"Jika saat ini kita bisa mengerjakan sesuatu kenapa tidak? Bukankah setiap detik itu sangat berharga? Maka manfaatkanlah waktu it sebaik mungkin karena kesempatan tidak datang dua kali"
-author
______________________________
Selamat Membaca...
______________________________
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, tapi Nisya masih asik mencatat deretang angka di buku polosnya, ia sedang mengejerjakan PR fisika yang baru saja ditugaskan hari ini. Nisya sengaja mengerjakannya sekarang selagi deretan rumus itu masih sangat menempel dikepalanya.
Jika saat ini kita bisa mengerjakan seuatu kenapa tidak? Bukankah setiap detik itu sangat berharga? Maka manfaatkanlah waktu itu sebaik mungkin karena kesempatan tidak datang dua kali.
Sesekali Nisya mengetukkan pulpen hitamnya didagunya, seolah sedang memikirkan apakah jawaban itu tepat atau tidak.
Meski begitu Nisya masih tenang dalam mengerjakan soal soal rumit itu, beda halnya dengan seseorang yang saat ini tepat didepan kelas Nisya.
Kakinya melangkah maju lalu melangkah mundur kembali. Terlihat jelas bahwa seseorang itu sangat bimbang, seperti akan memutuskan suatu hal yang sangat penting.
"Lion?"
Ya, seseorang itu adalah Lion. Entahlah, rasanya Lion bingung bagaimana caranya mengajak Nisya pulang bersama karena ini pertama kalinya bagi Lion.
Lion terkejut ketika dengan tiba-tiba ada seseorang yang mendaratkan tangannya dibahu dirinya itu. Jantung Lion serasa ingin terjatuh akibat terkejut yang berlebihan.
Lion berbalik melihat seseorang itu dan ternyata dia Kevin. Ingin sekali Lion mencaci sahabatnya itu, namun ia urungkan karena tak ingin suaranya mengganggu fokus Nisya.
"Ngapain lo disini?" tanya Kevin heran.
Jelas Kevin sangat heran karena seorang Lion masih berada disekolah bahkan bel sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.
Biasanya Lion akan langsung melangkahkan kakinya meninggalkan sekolah saat bel berbunyi, Lion tak suka menunggu, bahkan untuk menunggu Alvin dan Kevin pun enggan.
"Bukan urusan lo" jawab Lion datar.
Alvin menggaruk tengkuk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Sudah biasa baginya mendengar suara datar Lion. Namun Alvin rasa Lion berada disini untuk menemui Nisya tapi entah apa yang terjadi sampai saat ini Lion masih setia berada didepan kelas itu.
"Lo mau ketemu sama Nisya, Lion? Kenapa masih disini? Sono gih ajak cewek lo pake kata kata manis atau jangan jangan Lo lupa caranya ngomong ya?"
Alvin sampai menutup mulutnya rapat rapat, dirinya tak bisa membayangkan atas apa yang baru saja ia bicarakan.
Bagaimana jika memang hal itu terjadi?
Lion mengucapkan kata demi kata yang sangat indah tapi dengan wajah tanpa ekspresi? Sungguh, pasti sangat lucu, pikir Alvin.
Lion melirik Alvin, bingung harus menjawab apa. Jika dirinya mengiyakan maka hilang sudah emagenya.
Lama Lion berfikir Nisya sudah keluar kelasnya terlebih dahulu, sontak saja mereka mengalihkan padangannya pada Nisya.
Nisya terkejut dengan wajah kebingungan, tidak biasanya mereka berdua berada didepan kelasnya.
Apakah mereka ingin bertemu dengan teman sekelasnya? Tapi tidak mungkin karena hanya dirinyalah yang saat ini tersisa, semuanya sudah pulang kerumah masing masing.
Alvin melambaikan tangannya untuk menarik perhatian Nisya, padahal tanpa Alvin melakukan hal itupun pandangan Nisya sudah teralihkan terlebih pada seseorang yang menatapnya datar.
"Nis, sini"
Nisya berjalan mendekati mereka dengan tangan yang m memegang jaket Lion yang tadi pagi berada dibahunya.
"ada apa kak?" tanya Nisya.
"Lo gak bawa kendaraan kan?"
Nisya mengangguk.
"Lion ngajak pulang bareng katanya, tapi dia malu buat ngomong sama lo" ucap Alvin
Alvin melirik Lion dari sudut matanya. Demi apapun saat ini detik ini Alvin ingin tertawa terbahak bahak melihat raut wajah Lion yang brrrr konyol. Wajah memerah, rahang mengeras, dan jangan lupakan matanya yang melotot tajam.
Tak ingin macan itu mengamuk lalu mengacak ngacak wajah tampannya, Alvin langsung berlari sekencang mungkin, menjauh amukan macan itu.
Lion menghembuskan nafasnya kasar. Jika dipikir-pikir adanya Alvin menguntungkan dirinya, karenanya Lion tidak harus bekerja keras mencari kalimat untuk mengajak Nisya pulang bersama.
"Ayo"
Satu kata cukup bagi Lion ucapkan sebagai persetujuan atas apa yang diutarakan oleh Alvin.
Beda dengan Nisya yang saat ini sedang berfikir keras.
Apa Lion benar benar mengajaknya pulang bersama?
Tapi kenapa yang mengutarakan niatnya itu orang lain?
Bukan dirinya?
Apakah sesulit itu?Nisya tak kuat menerawang pemikiran lelaki didepannya ini karena dia terlalu sulit.
Nisya melangkahkan kakinya sedikit lebih lebar dari biasanya hanya untuk menyusul langkah Lion yang super duper lebar itu sudah berjalan lebih dulu.
Tak ada salahnya bukan jika dirinya pulang bersama Lion? Toh uang yang seharusnya ia keluarkan untuk transportasi bisa awet.
Dari pojok kiri tepatnya dibalik tembok besar ada dua lelaki yang wajahnya sangat mirip, merekalah Alvin dan Kevin yang sedang mengintip Lion dan Nisya.
"Sumpah bang gue ngakak banget lihat si wajah datar sahabat kita"
Tawa Kevin pecah setelah Mereka tidak lagi menampakkan wujudnya.
"Ahahaha iya vin, lo bener, bener banget. Gue gak bisa bayangin gimana perasaan tuh si Lion, secara kan dia gak pernah ngajak pulang bareng cewe selain Nisya" lagi, mereka berdua tertawa renyah.
"Udah ah bang, perut gue sakit" kevin memegangi perutnya yang mulai kram akibat terlalu keras dan nikmat menertawakan Lion.
"Sama. Yaudah cabut yuk"
Akhirnya mereka berdua menyusul Lion ke parkiran untuk pulang.
Namun tak disangka, tepat dibelakang si kembar bersembunyi ada seseorang yang juga ikut serta mengintip semuanya yang saat ini terjadi.
"Kakak gak bisa bayangin kalau kamu dikelilingin makhluk yang banyak bicara seperti mereka,berbanding balik dengan sikap kamu yang sebenarnya. Tapi itu jauh lebih baik supaya hidupmu tidak terlalu monoton" ucap seseorang itu pelan.
Melihat adiknya baik baik saja membuat hatinya tenang. Ingin sekalia dirinya berlalu lalu merengkuh tubuh adiknya itu.
Dirinya sangat merindukan sifat manja adiknya kala ia berusia 1 tahun, entah dia ingat atau tidak yang jelas adiknya itu sangat menggemaskan.
"Kakak janji, kakak gak akan pergi ninggalin kamu lagi dek. Kesempatak kedua kali ini akan kakak gunakan sebaik mungkin" tekadnya.
______________________________
Double Kill broo..
Si kembar mengintip sepasang wajah datar eh malah diintip balik sama seseorang :v
Btw, seseorang itu siapa ya?
Penasaran?
Mangkanya stay terusss :v
Maaf baru Up hehe..
Jangan lupa vot gais.... :* :v
KAMU SEDANG MEMBACA
NISYA ALFIATUL ALFA
Teen FictionHidup dalam kesederhanaan bukan perkara mudah. Sudah pasti banyak cacian, hinaan, tatapan merendahkan dan hal hal lainnya. Namun itu tidak dapat membuat Nisya bergeming. Hatinya sudah dibangun tembok besar dan tinggi agar tatapan merendahkan itu tid...