Chapter 20 || Supermarket

6 1 0
                                    

"Untuk kesekian kalinya kesejukkan hati tercipta karena kita saling memberi, menghormati, dan menghargai satu sama lain."

-Nisya Alfiatul Alfa

______________________________

Selamat Membaca...

______________________________

Siang sudah berganti dengan malam, begitu juga langit yang sudah berubah menjadi gelap.

Malam ini bulan memancarkan cahayanya tanpa ragu ragu, menerangi makhluk yang hidup dalam dunia ini.

Nisya berencana pergi ke supermarket yang tak jauh dari rumahnya, sudah waktunya untuk berbelanja bulanan.

Sangat wajar jika Nisya membeli segala kebutuhannya di malam hari, karena siang harinya ia gunakan untuk sekolah kemudian ikut berpartisipasi pada toko kuenya, mencoba kembali menfokuskan diri pada usaha satu satunya itu.

Nisya mengeratkan jaketnya kala angin mulai menerpa kulit halusnya, sesekali ia menggesekkan kedua telapak tangannya untuk menciptakan kehangatan.

Jalan raya tak pernah sepi, banyak kendaraan berlalu-lalang tiada henti, memecah kesunyian malam dengan berbagai macam suara yang tercipta dari bisingnya sebuah situasi.

Nisya hanya memerlukan waktu 10 menit dalam jarak tempuh dari rumahnya menuju supermarket.

Nisya mendorong pintu supermarket itu dengan pelan, lalu mengambil teroli yang berjejer rapih dekat kasir dan kemudian melangkahkan kakinya menelusuri rak rak food dan non-food.

Jika wanita lain menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencari satu style pakaian, maka Nisya  hanya butuh 45 menit untuk mencari keperluan serta kebutuhan selama satu bulan.

Saat dirasa apa yang ditujunya sudah masuk pada teroli, Nisya segera menuju kasir untuk transaksi.

"Ibu ini gimana sih?  Kalau gak punya uang jangan so soan berbelanja disupermarket ini dong, mana belanjaannya banyak lagi"

Baru saja Nisya sampai di depan kasir tapi suara dengan nada tinggi terdengar nyaring dalam telinganya.

Nisya menyaksikan seorang kasir yang sedang marah marah pada seorang wanita paruh baya yang menenteng belanjaan cukup banyak, Nisya yakin belanjaan itu cukup untuk satu bulan.

Rasanya gerah ketika melihat seorang memarahi orang yang lebih tua darinya, apalagi ini dengan suara yang tinggi atau bahkan bisa dibilang berbicara dengan nada berteriak.

Nisya meletakkan belanjaannya lalu menghampiri mereka, terpaksa dirinya harus menerobos beberapa orang yang kini asik menonton mereka tanpa ada niatan untuk melerainya.

Sungguh ironis.

Nisya menangkap tangan kasir itu yang sedang menunjuk wanita paruh baya dengan wajah datarnya.

Wanita paruh baya itu terkejut ternyata masih ada orang yang hatinya terketuk dengan kejadian ini.

"Nina" desis Nisya setelah membaca name tag yang ada dibajunya.

"Lepasin" titah Nina.

Nisya segera melepaskan genggaman tangannya sedikit kasar karena kesal pada manusia yang kini tepat berada didepannya yang memandangnya dengan tajam. Mungkin tak terima pada Nisya mengganggu acara marah marahnya.

"Bisa sopan sedikit?" ucap Nisya datar.

Yah, berulah lagi tuh si kasir cerewet itu.

Iya, berulah lagi dia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NISYA ALFIATUL ALFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang