8| Hancur Dalam 360 Detik

118 12 0
                                    

NOW PLAYING_CINTA ITU BAIK_LANGIT SORE

SELAMAT MEMBACA TAS [4] SHANUM

CHAPTER DELAPAN | HANCUR DALAM 360 DETIK

Sebuah hubungan bukan hanya butuh komitmen dan saling menerima tapi juga sebuah kejujuran. Yang dibangun dengan cinta percuma jika tidak saling terbuka.

***

Bagas mengantar Shanum pulang dan melambaikan tangan saat gadis itu sudah memasuki pekarang rumahnya. Bagas melesat lalu hilang dibalik tikungan kompleks. Bibirnya tersungging ke atas, menatap hujan telah menjelma jadi rintik, bau tanah selepas hujan menguar dan betapa hijaunya pepohonan.

Sejuk, hijau, bumi sepertinya baik-baik saja setelah menangis. Apalagi mendung juga sudah bergeser. Malam pasti akan penuh gemintang.

"Sye, kamu kok basah gini? Nanti kalau sakit gimana?" Reaksi Eyan melihat cucu kesayangannya pulang dengan kedaan pucat pasi dan basah.

"Eyang, Shanum nggak akan sakit,"

Eyang memanggil Qia yang tengah asik menonton drama di ruang keluarga, "Qiaaa, anter Shanum ke kamarnya suruh mandi, Eyang bikinin jahe anget,"

Qia muncul dari balik pintu, tersenyum penuh arti, "Asiyaaap Eyang. Tapi ada ongkosnya."


"Ongkosnya pijitin Eyang mau?" Sergah Eyang membuat Qia mati kutu kemudian meraih tangan sepupunya.

"Meluncur ke kamar!" Serunya segera hilang dari hadapan wanita senja itu lalu menghela napas lega.

Qia membiarkan gadis itu mandi lalu berganti pakaian dengan pakaian yang hangat. Dia hanya akan mengamati di tempat tidur sambil mengirimkan pesan balasan kepada gacoannya. Sesekali gadis itu terkekeh keras. Raskal, cowok itu kurang lebih mirip dengan Bagas. Pandangannya mengarah pada Shanum yang sedang mengeringkan rambut basahnya.

"Tuh cowok naksir elo, Sye? Gue sih yakin tapi masih 60 persen," ujar Qia lebih mirip tukang analisis cinta.

Shanum berdecak, "Dia cuma kakak tingkat yang care sama gue. Nggak lebih, Qi!"

"Eh, bentar lo sama Gama kenapa sih? Heran gue suka banget berantem terus marahan," tanya Qia penasaran.

"Dia ninggalin gue di cafe terus lost contact selama dua hari. Lo bayangin sahabat lo nggak pernah cerita tiba tiba jalan sama cewek mana mulutnya ketus lagi," omel Shanum masih kesal mengingat sosok Gama.

"Terus lo sama dia udah baikan?"

"Dah baik dan biarin dia kalau mau jauh dari gue,"

"Dassaarrr es batu, pengen gue jadiin es serut dia," gumam Qia ikutan kesal, melipat tangannya di atas dada.

Sepasang langkah kaki yang rentan menuruni tangga. Terdengar sayup-sayup suara seseorang tengah berbisik di sambungan telpon. Shanum melihat Eyang di sana, bercakap dengan seseorang di telepon. Dia mencoba mendengarkan.

TAS [4] SHANUM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang