25| Berakhir Di Jogja Dengan Istimewa

199 10 0
                                    

NOW PLAYING_JOGJA DAN KENANGAN_LANGIT SORE

SELAMAT MEMBACA TAS [4] SHANUM

CHAPTER DUA PULUH LIMA | BERAKHIR DI JOGJA DENGAN ISTIMEWA

Kita terpisah tuk disatukan. Sebab kita bukan bagian yang terpisah kita adalah sepasang dan tidak akan terpisah.

***

Berkat Jogja juga aku mengenal keistimewaan yang berbalut kesederhanaan. Mulai dari orang-orangnya hingga makanan sederhana di kedai-kedai pinggir jalan yang tetap ramai, semua punya sesuatu yang selalu bikin jatuh cinta. Kota ini menyimpan banyak cerita. Yang terbentang mulai dari Jalan Kaliurang yang masih sepi sampai bisa macet bahkan banjir. Meski nggak pernah surut akan masalah, Jogja selalu punya sejuta cara untuk membuat dirinya bagaikan rumah. Seakan punya magnet sendiri yang membuat seseorang enggan pergi.

Makanya, kadang kota ini dijuluki kota mantan karena susah dilupakan, banyak kenangan, dan selalu ngajak balikan.

Malam ini malam terakhir seseorang berteduh di Jogja sebagai rumah. Karena esok pagi dia sudah harus kembali pulang. Memperjuangkan rasa serta mimpi dari kejauhan. Dan seperti hari-hari manis kemarin, seharusnya malam ini jadi yang paling berkesan sebab lakon dua pasang ini akan segera tersudahi.

"Sye, naik andong yuk biar berasa anak sultan," kata Senja tiba-tiba menariknya menaiki andong beroda empat yang ditarik kuda.

Kereta kuda atau andong di kawasan ini umumnya berusia lebih dari 50 tahun, bahkan ratusan tahun. Andong ini menjadi transportasi rakyat dulunya sedangkan kereta kencana adalah sebutan bagi transportasi untuk para raja. Meskipun sekarang banyak transportasi seperti sepeda motor namun keberadaan andong masih banyak dan bisa ditemui di sepanjang jalan malioboro, pasar ngasem, serta kota gede. Jalan-jalan dengan andong keliling Jogja sungguh asik.

"Tahu bedanya kamu sama andong?" Celetuk Senja di tengah perjalanan mereka.

"Nggak, emang apa?" Gadis itu menoleh ke arah Senja.

"Kalau andong ditarik sama kuda biar bisa jalan maka kamu yang menarikku biar bisa sejalan," jawab Senja membuat gadis itu terkekeh.

Kemudian gadis itu bertanya, "Terus bedanya kamu sama pak kusir apa?"

"Kalau pak kusir yang menjaga kudanya kalau aku menjaga kamu biar nggak sakit pas kuajak lari," lagi-lagi Senja bisa menjawabnya tentu dibumbui dengan ekspresi tengilnya.

"Lari kemana?"

"Tolong, Pak! Lari ke KUA terdekat," ujar Senja pada pak kusir setelah menatap Shanum dengan senyuman yang menyimpan maksud tertentu.

"Beneran, Mas?" Timpal Pak Kusir

"Nggak, Pak! Dia suka bercanda orangnya," gumam Shanum mengelak sambil menyembunyikan rona pipi yang memerah.

"Saya kira mbak masnya mau nikah muda. Judulnya nikah kebut-kebutan. Jadi sehari jatuh cinta sehari pula langsung nikah,"

TAS [4] SHANUM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang