12| Genggam Tangan

88 9 0
                                    

NOW PLAYING_PEGANG TANGANKU_NOSSTRESS

SELAMAT MEMBACA TAS [4] SHANUM

CHAPTER DUA BELAS | GENGGAM TANGAN

Ada tangan yang dicuri. Ada tangan yang saat ini digenggam orang lain. Itu tangan yang pernah kugenggam ada di genggaman orang lain saat ini. 

***

Sehabis insiden kemarin Bagas memberanikan diri untuk meminta maaf pada gadis itu. Dia cari keberadaan gadis itu di seantereo kampus. Lelah membawa langkahnya bersandar di pohon besar yang rindang. Semilir angin menghembuskan sebuah kertas--tersangkut di kakinya. Diambilnya kertas itu, sebuah lukisan dan dia tahu gadis pemilik lukisan ini pasti tidak jauh. Semesta seakan mempermudah pencariannya.

Seorang gadis menelisik kemana angin membawa pergi sketsanya. Sampai langkah kecilnya berhenti tepat di depan sepasang sepatu seseorang. Dia mendongak dan menatap sepasang mata milik cowok itu.

Shanum berbalik tapi tangannya lagi-lagi ditarik, membuat dia berbalik kesal," Ada apa lagi, sih?"

"Sye, gue minta maaf. Please, maafin gue!" Bagas memohon, tak juga melepas tautan tangan tersebut.

"Gue males ketemu apalagi ngomong sama lo," balas Shanum terselip nada pedas.

Ekspresinya memelas, "Tapi maafin gue dulu! Gue tahu gue salah,"

"Gimana? Maafin nggak?" tanyanya sekali lagi, menunjukkan tangannya yang membawa kertas. Menyodorkannya pada gadis itu.

Tahu itu sketsanya, langsung gadis itu rampas lalu berdecih, "Nggak segampang itu."

"Ehm, gue usahain bikin lo ketawa. Kalau berhasil lo harus maafin gue," tawar Bagas berpikir keras apa yang harus dia lakukan setelah mengucapkan kalimat luknut ini.

Dia bahkan bukan seorang stand up comedy, bukan badut, bukan lawak. Dia cuma cowok cool yang ramah tamah. Nggak ada bakat ngelucu atau bikin orang ketawa.

"Oke, tapi jangan pake cara curang." Keluh gadis itu memperingatkan. Dia setuju karena sejauh ini Bagas bukan membuatnya ketawa tapi malah menangis.

"Siap cantik!" Seru Bagas menoel pipi Shanum lalu beranjak pergi.

Sedangkan Shanum kembali menyelesaikan sketsanya tanpa peduli apa yang hendak cowok itu lakukan. Gadis itu sudah senang bisa memeluk buku jurnalnya lagi.

***

Sebuah ketukan dari pintu membuat Gama yang hendak memasak sarapan berjalan menuju pintu sambil menggerutu karena kegiatannya diganggu. Cowok itu memutar gagang pintu dan melihat seorang cowok dengan penampilan yang berbeda membuatnya mendelik.

"Senja? Lo balik?" Gama terperangah tidak percaya.

"Separuh hati gue kan masih ada di sini," jawab Senja enteng masih dengan nada tengil seperti dulu.

TAS [4] SHANUM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang