16| Berpulang Atau Berpaling?

86 8 0
                                    

NOW PLAYING_SECUKUPNYA_HINDIA

SELAMAT MEMBACA TAS [4] SHANUM

CHAPTER ENAM BELAS | BERPULANG ATAU BERPALING?

Ada yang harus pulang. Ada pula yang harus berpaling karena sadar rumahnya ada di orang lain.

***

Semesta berkata tidak ada yang bisa menahan seseorang yang takdirnya memang untuk pergi. Masih tersisa satu hari dua puluh empat jam sebelum kepergian. Gama membantu gadis itu berkemas dari apartmennya hari ini. Sebab besok Rayna dan Senja sudah harus pergi pagi-pagi sekali menuju stasiun kereta.

"Ray, kenapa mesti pergi lagi?" tanya Gama memandang gadis yang sibuk mengemasi pakaiannya.

"Tugas kampus bambang!"

"Lebih gantengan juga gue daripada bambang," balas Gama mendapat cibiran dari gadis itu.

"Eh, lo masih bisa ngehubungin gue." Rayna menatap Gama yang memainkan jari-jemarinya.

"Tiap malem tiap hari selama 30 hari boleh?"

"Tapi kalo gue matiin setelah 5 detik terima ye,"

"Dasar!" maki Gama ikut terkekeh bersama.

Hening kembali saat gadis itu lebih fokus memasukkan dokumen penting ke dalam wadah khusus. Gama mengamati rambut yang dikuncir berantakan serta wajah manis yang kadang garang.

"Jangan suka sama Senja. Suka sama gue aja!" ucap Gama tiba-tiba. Merebut atensi gadis itu.

"Siaap. Gini-gini gue bukan tipe pelakor. Sorry nggak level." celetuk Rayna memasang muka tengilnya.

"Mirip tipe preman wkwk" Gama tergelak.

Dua cincin yang sama melingkar di jari mereka masing-masing. Terasa terikat meskipun belum jadi siapa-siapa. Gama harap cincin itu terpasang di jari pemilik yang tepat. Yang punya hati meski butuh waktu untuk mencintai.

***

Di lain ruang, Shanum memasakkan bekal untuk Senja. Sedangkan sosok itu sedang berkemas. Shanum membuat salad buah, sandwich serta telur gulung yang dia simpan di kulkas. Biar sebelum berangjat atau saat diperjalanan cowok itu bisa memakannya.

Di tengah mencuci piring, sebuah tangan melingkar ke pinggangnya. Ada yang bersandar di bahunya. Pelukan itu terasa nyaman. Keduanya seakan susah untuk melepas satu sama lain.

Senja berbisik, "Jaga diri. Jangan sampai sakit lagi. Karena gue nggak ada buat jagain lo,"

"Ada Bagas," sahut Shanum.

"Jaga hati biar nggak dicuri. Waktuku untuk menemani tidak banyak,"

"Tenang aja! Bagas udah punya cewek dan aku udah punya kamu," jawab Shanum memberi rasa lega di hati Senja.

"Cewek gue aman dong!" Seru Senja girang. Mengecup singkat pipi gadis itu.

"Harus pergi ya?" tanya Shanum, nampak sangat sedih.

Senja mengangguk, menatap mata gadis itu tanpa lepas. Dia tahu pasti hal ini berat bagi gadisnya. Tapi ada mimpi juga masa depan yang juga sedang dia perjuangkan mati-matian di sana.

"Sye, aku mau ngajak kamu dinner besok!" kata Senja, hendak menyiapkan perpisahan yang manis meskipun pahit untuk gadis itu.

Senja harap Shanum sanggup menunggunya hingga pulang kembali. Dia juga berharap gadis itu tidak berpaling ke orang lain, terlebih yang selalu ada dibanding dirinya. Dia tahu dia serba kekurangan.

***

Setiap kali mencoba berpaling yang ada dirinya selalu pulang.
Senja dan Gama, dua rival yang jadi teman kini duduk bersama menikmati udara dingin di balkon apartmen Senja.

"Lo sama rayna harus gitu pergi?" tanya Gama tidak peduli berapa banyak dia sudah menanyakannya.

Rasanya sulit saja melepaskan sesuatu yang baru saja datang menghampiri dirinya. Membiarkan jarak dan waktu merapuhkan segala yang sempat tercipta pada pandangan pertama dan di pertemuan selanjutnya.

"Masih banyak tugas yang harus dirampungkan," kata Senja terkekeh, menenggak sodanya kemudian bersendawa.

"Oh, ya lo sama Rayna gimana?"

"Serasi," Gama memamerkan deretan gigi-giginya.

Senja menimpali, "Udah lo tembak belum?"

"Udah gue kode sih,"

"Rayna emang susah buat kalem, sering ngegas, dan nggak peka."

Benar kata Senja. Rayna itu bukan hadis anggun seperti Shanum, tidak pula seperti Qia yang cukup bar-bar. Rayna gadis yang lebih asik dan easy going, dia juga susah untuk di definisikan. Yang jelas keberadaan gadis itu mampu membuat jantung Gama hidup kembali dan lebih sehat dari sebelumnya.

"Ja, jagain calon gue--Rayna," ujar Gama menepuk bahu Senja. Menyerahkan Rayna dalam penjagaan cowok itu meski ia tahu jelas Rayna menyukai Senja.

"Jagain juga punya gue. Gue lebih cemburu liat Shanum sama Bagas ketimbang sama lo," timpal Senja, berharap Gama mau menjaga miliknya lagi.

"Tapi Rayna buat gue. Tuh cewek beneran keren, sumpah?! " celetuk Gama tidak bisa membendung ketakjubannya akan gadis itu.

"Nggak usah muji-muji di belakang. Langsung aja bilang suka di depannya," saran Senja tertawa terbahak-bahak untuk pertama kalinya melihat si manusia es luluh dan menjadi pribadi yang lebih menyenangkan dibanding sebelumnya.

"Bacot lu. Pasang harga diri dulu dong sambil nunggu targetnya luluh," Nada suaranya berubah cool seperti biasanya.

Berpaling atau berpulang?

Jikalau menyakitkan seseorang pasti memilih berpaling sebab sudah tidak kuat bertahan di dalam sana. Namun seseorang akan memilih berpulang sebab satu-satu tujuan akhirnya serta letihnya bersandar pada satu orang saja. Setia atau tidak setia tergantung bagi setiap jiwa yang menjalaninya, keputusan mana yang diambil hatinya. Menjaga yang sudah ada atau tidak sama sekali.

***

Welcome Gengs!

Gimana menurut kalian? Maaf kalau kurang ngena dan typo.
Boleh dong kasih comment kalian?!

Gue berharap kalian sudi baca, vote and comment cerita ini.
Dan jangan lupa mampir ke story TAS lainnya.

Love,

@cesnutboy

TAS [4] SHANUM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang