// 01 //

838 152 58
                                    

Dahuluin pencet bintang sebelum baca yaa. Ramein kolom komentarnya juga, oke. Barangkali ada keanehan selama kalian baca chapter ini.


Udah pencet bintang belum ? Kalo udah, kuy langsung aja.

Selamat membaca \(^_^)/

#####


_Flashback : Before The Incident_

   Seorang laki-laki  dengan kaos hitam dan celana jeans baru saja memasuki gedung untuk menghadiri acara reuni. Setelah registrasi, dia mengedarkan pandangan, mencari wujud teman-teman dekatnya.

   "Belum pada datang ya ?" gumamnya.

   "Kalau begitu, lebih baik aku ke kamar mandi dulu."

Dia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Sepanjang jalan, dia bersenandung, sambil terus memperhatikan sekeliling.

Hingga tiba-tiba, di lorong dekat kamar mandi, seorang perempuan yang sepertinya merupakan petugas kebersihan menabraknya.

Kaos yang dikenakan laki-laki itu basah karena air yang di bawa perempuan itu tumpah mengenainya.

   "Kau punya mata tidak sih ?" ketus laki-laki itu.

   "Maaf, saya buru-buru." ucap petugas perempuan itu sambil hendak melanjutkan langkahnya.

Namun, laki-laki yang sedang kesal itu bergeser dan menghalangi jalannya.

   "Menurutmu, minta maaf itu cukup ?!" bentaknya.

   "Apa yang harus saya lakukan ?" tanya petugas itu, setengah takut.

Laki-laki itu menyeringai. "Di daerah sini ada CCTV tidak ?"

Petugas itu menggeleng.

Untuk memastikan, laki-laki itu melihat sekitar lorong.

Suasananya sepi, tidak ada orang yang lalu lalang. Sepertinya acara sudah mulai.

   "Aku tidak bisa melakukannya di sini." gumam laki-laki itu.

   "Apa ?"

   "Di mana ruangan yang tidak ada CCTV ?"

   "G-gudang." petugas itu menjawab ragu.

   "Bawa aku ke gudang."

   "Untuk apa ?"

   "Tidak usah banyak tanya. Cepat !"

Petugas itu mengangguk pasrah.

Mereka berdua pergi ke arah gudang. Petugas itu berjalan di depan sambil ketakutan.

Sedangkan laki-laki itu sibuk melihat-lihat sekeliling.

'Tidak ada CCTV sama sekali. Pemilik gedung ini bodoh.' pikir laki-laki itu.

   Tiga menit perjalanan, mereka sampai di depan gedung. Daerah sekitarnya benar-benar sepi. Gudang sengaja di bangun di daerah yang jauh dari ruang utama.

   "Masuk !" perintah laki-laki itu.

Dengan sangat terpaksa, petugas itu membuka pintu dan melangkah masuk. Dia sangat ingin berteriak sejak awal. Tapi, wajah laki-laki itu begitu menakutkan saat menatapnya

   Tiga langkah dari pintu, tepat sebelum dirinya membalikan badan, laki-laki itu memukul kencang punggung lehernya, membuatnya jatuh tak sadarkan diri.

Finding Murderer | SVT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang