// 10 //

490 95 59
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaa.....

Selamat membaca dan menikmati ceritanyaa ヾ(^∇^)

#####


_Flashback : Before The Incident_

   Jam menunjukan hampir pukul tujuh malam. Sudah lama sekali Woozi berada di rumah sakit. Dokter bilang, dia baru bisa keluar besok.

Saat ini, Woozi sedang tertidur tenang di kamarnya, seorang diri.

Tidak.

Kalau dia merasa dia sendirian, itu salah.

Karena sebenarnya, ada Pembunuh yang sedaritadi hanya berjalan-jalan di lingkungan sekitar rumah sakit, menunggu waktu yang pas untuk menangkap mangsanya.

Pembunuh sudah sempat kembali ke rumahnya yang tidak terlalu jauh dari rumah sakit untuk berganti pakaian.

Malam ini, untuk 'misi' pembunuhan berikutnya, dia memakai hoodie coklat, celana hitam, dan topi hitam yang merupakan salah satu topi kesayangannya.

Di dalam saku hoodie nya, dia sudah menyiapkan pisau lipat dan sarung tangan handalannya.



~ Sekedar informasi, dua botol darah yang diterima oleh Woozi adalah darah milik Hyurin yang sengaja Pembunuh siapkan saat sedang membersihkan darah sisa di rumahnya.

Oke, back ke cerita :v



   Setelah setengah jam berkeliling, Pembunuh memutuskan untuk masuk ke rumah sakit dan menghampiri Woozi yang sedang tertidur lelap di kamarnya.








   "Selamat tinggal, Cheol !" Jeonghan melambaikan tangan kepada Seungcheol yang berdiri di ambang pintu.

   "Kau ini bicara apa ? Yang benar itu Sampai jumpa, bukan selamat tinggal. Kita kan masih akan bertemu. Ini bukan perpisahan terakhir." protes Seungcheol. Dia memang tidak pernah suka kalau ada yang mengucapkan selamat tinggal kepadanya.

Jeonghan tertawa. Dia lupa fakta bahwa temannya memang tidak suka kata selamat tinggal. "Baiklah, sampai jumpa, Cheol !"

Seungcheol membalas lambaian tangan Jeonghan. "Sampai bertemu lagi, Han !"

Jeonghan menuruni tangga apartemen, bergegas menuju rumah sakit karena jam sudah menunjukan jam tujuh lebih.

   45 menit perjalanan, Jeonghan sampai di rumah sakit dan langsung mendatangi meja resepsionis.

   "Selamat malam, Pak. Ada yang bisa saya bantu ?" sambut seorang wanita di meja resepsionis.

   "Ruang administrasi dimana ?"

   "Bapak-"

   "Jangan panggil bapak, aku tidak setua itu. Cukup Pak saja." Jeonghan tersenyum, membuat wanita yang ada di depannya itu gelagapan.

   "Eh, Pak ? Apa bedanya dengan Bapak ?"

   "Sudahlah, lupakan. Jadi, dimana ruang administrasi ?"

Finding Murderer | SVT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang