// 03 //

639 120 92
                                    

Jangan lupa, pencet vote dulu ya ^^

Ramein kolom komentar juga.

Selamat membaca \(^_^)/

#####


1. Angka tiga --> 3

2. Garis --> |


#####


_Flashback : Before The Incident_

Seorang laki-laki....

Eh, Seorang Pembunuh. ( Kita sebut aja namanya Pembunuh ya. Kepanjangan kalo nulisnya laki-laki terus. Hehehe XD )

   Pagi ini, pukul delapan, seorang laki-laki yang merupakan pembunuh petugas semalam itu menggunakan hoodie abu-abu, celana hitam, dan juga topi hitam kesayangannya.

Dia memasuki sebuah toko roti yang sepertinya merupakan langganannya.

   "Selamat pagi." sapaan ramah yang keluar dari mulut seorang pegawai perempuan itu berhasil membuat Pembunuh tersenyum tipis.

   "Seperti biasa ya." ucap Pembunuh.

Pegawai itu pun melayani Pembunuh dengan sangat baik. Memberinya roti sesuai pesanan tanpa kesalahan. Terbukti bahwa Pembunuh sering datang ke tempat itu.

   "Selamat menikmati." ucapnya.

Pembunuh hanya tersenyum, memberikan uang, lalu pergi ke salah satu meja kosong.

   "Halo !" suara dari seseorang yang baru masuk ke dalam toko itu terdengar familiar di telinga Pembunuh.

Tentu saja.

Bagaimana tidak familiar ? Suara itu adalah milik salah satu teman dekatnya, Mingyu.

Karena khawatir ketahuan, Pembunuh membalikan badannya, membelakangi Mingyu.

Adakah dari kalian yang bertanya-tanya, kenapa Pembunuh tidak menyapa Mingyu ?

Aku yakin, kalian pasti mengerti alasannya.

   "Terima kasih atas kunjungannya." ucap pegawai itu.

Mingyu berjalan keluar, meninggalkan toko tanpa menyadari kehadiran salah satu teman dekatnya itu.

   Setelah kurang lebih dua jam duduk di dalam toko itu, Pembunuh memutuskan untuk pergi ke tempat lain dulu.

Pergi dulu ? Ya, dia akan kembali lagi ke toko itu.

Kakinya terus melangkah menuju sebuah toko kayu terkenal yang kebetulan letaknya tidak jauh dari daerah situ.

   "Selamat pagi." sapa laki-laki yang sepertinya sudah berkepala tiga.

Pembunuh mengangguk sambil menurunkan topinya, menutupi kedua matanya.

   "Ada penggiling adonan ?" tanya Pembunuh.

   "Ada. Tunggu sebentar ya." bapak itu berjalan ke salah satu rak untuk mengambil satu buah penggiling adonan.

   "Mas nya mau buat bolu ya ?" tanyanya, berusaha mencairkan suasana.

Pembunuh menggeleng.

   "Terus buat apa ?" bapak itu kembali bertanya sambil menyerahkan kresek yang berisi penggiling tadi.

   "Bunuh sapi." ucap Pembunuh dengan datar sambil menyerahkan uang miliknya yang dilapisi oleh kapas. Kemudian, tanpa basa-basi, Pembunuh pergi meninggalkan toko itu dan kembali menuju toko roti.

Finding Murderer | SVT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang