// 06 //

543 106 40
                                    

Jangan lupa buat pencet vote ; )

Selamat membaca \(^_^)/

#####


   Seungcheol baru saja memasuki kantor dan mendapat sapaan dari rekan-rekannya.

   "Ini kopi paginya, Detektif Choi." seorang anak magang memberikan segelas kopi panas yang baru selesai dibuat.

   "Terima kasih."

Saat hendak memasuki ruangannya, langkah kakinya terhenti karena tertarik dengan perbincangan antara salah satu detektif yaitu Detektif Yoon dan ketua.

   "Ketua Park ! Tidak ada lagi bukti yang bisa kita temukan di kasus pertama."

Ketua Park melihat data-data yang diserahkan oleh lawan bicaranya.

   "Kenapa ?" tanya Seungcheol yang mendekat, ikut bergabung dalam percakapan.

   "Saksi yang kami wawancara kemarin itu membantah kalau dia yang membunuh. Dia mengaku bahwa sidik jari yang ada di pisau itu memang miliknya karena pisau itu adalah pisau kesayangannya yang tertinggal ketika dia membersihkan gudang." ucap Detektif Yoon.

   "CCTV juga tidak ditemukan di sekitar tempat kejadian." ucap Detektif Moon.

   "Tapi, saksi mengatakan bahwa dia sempat melihat korban berjalan bersama seorang pria yang menggunakan topi hitam." Jun keluar dari ruangan tempat saksi diinterogasi.

   "Siapa saja teman SMA kita yang menggunakan topi malam itu ?" tanya Jun yang sudah berdiri di sebelah Seungcheol.

   "Banyak. Beberapa teman dekat kita juga ada yang memakai topi. Kau sendiri pun memakai topi, Jun." jawab Seungcheol.

Jun menepuk dahinya. "Lalu maksudmu, aku yang membunuhnya ?"

   "Aku tidak berkata begitu. Kau sendiri yang mengatakannya." Seungcheol berjalan memasuki ruangannya.

Jun mendengus. "Untung kau adalah temanku, Cheol." Langkah kakinya  ikut memasuki ruangan.

   "Ketua ! Aku sudah menemukan toko tempat pembunuh membeli penggiling adonan." ucap Detektif Song.

   "Benarkah ? Kalau begitu, cepat datangi tokonya." perintah Ketua Park.

Beberapa dari mereka bergegas pergi ke toko itu.

   "Jun. Bagaimana kalau kita mencari data Park Sooming ke Kantor Pusat ?"

Jun mengangguk. "Ayo, tunggu apa lagi ?"





   "Permisi." Jun dan Seungcheol memasuki kantor pusat yang letaknya itu tidak terlalu jauh dari kantor mereka.

   "Selamat siang ! Ada yang bisa dibantu ?" seorang karyawan menyambut dengan sopan.

Jun menunjukan kartu identitasnya, langsung dibalas dengan anggukan oleh karyawan tersebut.

   "Tolong carikan data pria yang bernama Park Sooming." ucap Seungcheol.

   "Park Sooming ? Oke, tunggu sebentar." karyawan itu mulai mengotak-ngatik komputer yang ada di depannya.

   "Aku penasaran, apa motif sebenarnya ?" tanya Jun.

   "Menurutku tidak ada motif. Mungkin saja itu tindakan spontan." jawab Seungcheol.

   "Aku yakin, pasti ada alasannya."

Seungcheol terdiam. Dia benar-benar bingung dengan Pembunuh kali ini.

   "Tidak bisa." gumam karyawan itu.

   "Kenapa ?" tanya Seungcheol.

   "Di dataku, ada sekitar dua puluh orang yang bernama Park Sooming."

   "Benarkah ?"

Karyawan itu mengangguk.

   "Kita tidak mungkin menemui mereka satu persatu. Kita harus mencari identitas lainnya." ujar Jun.

Seungcheol mengangguk. "Kalau begitu, terima kasih atas bantuannya."

Mereka berdua memutuskan untuk kembali ke kantor.


#####


   "Bagaimana hasilnya, Detektif Wen ?"

   "Terlalu banyak orang yang bernama sama di negara ini. Menyulitkan saja." gerutu Jun yang membuat Seungcheol tertawa.

   "Ketua !" beberapa detektif yang pergi ke toko penggiling adonan itu sudah kembali.

   "Ada apa ?"

   "Pembunuh itu memberikan uangnya dengan cara dilapisi kapas, sehingga sidik jarinya tidak menempel di uangnya. Kami sudah memeriksa, dan hanya ada sidik jarinya si penjual."

   "Yakin kalau uangnya sama ?" tanya Jun.

   "Penjualnya mengatakan kalau dia sengaja memisahkan uang si pembunuh, karena dia curiga. Tapi bodohnya, kapasnya malah dia buang dan sekarang sudah ada di tempat pembuangan akhir."

   "Katanya, si pembunuh adalah seorang pria yang menggunakan topi. Wajahnya tidak terlihat karena tertutup oleh topinya. Dan pembunuh mengatakan bahwa dia ingin membunuh sapi dengan penggiling adonan itu."

   "Ck. Membunuh sapi ?" Seungcheol menahan tawanya. "Dia menyamakan seorang manusia dengan seekor sapi. Dasar kurang ajar !"

   "Sepertinya dia merupakan salah satu kawanan sapi." ledek Detektif Song yang mendapatkan tawaan dari teman-temannya.

   "Oh iya, CCTV di apartemennya sudah diperiksa ?" tanya Ketua Park.

   "Baru saja selesai, Pak." Detektif Moon mengangkat tangannya.

Beberapa dari mereka pun langsung mengerumuni Detektif Moon, termasuk Seungcheol dan Jun.

Di dalam rekaman CCTV itu terlihat seorang pria dengan topi hitam dan hoodie abu-abu serta celana hitam sedang berjalan di lorong. Dia sempat berbalik badan dan menurunkan topi saat seorang pria lain hendak memasuki kamarnya sendiri.

   "Itu Mingyu." ucap Seungcheol yang dibalas anggukan oleh Jun.

Setelah Mingyu masuk ke kamarnya, pria misterius itu mengetuk salah satu pintu kamar yang merupakan kamar dari korban.

Terlihat si korban membuka pintu dan pria itu langsung masuk secara paksa.

Sekitar hampir dua puluh menit, pria itu keluar dari kamar korban dan pergi dengan santai tanpa merasa bersalah sama sekali. Seungcheol tidak dapat melihat wajah pria itu karena tertutup oleh topi yang dia gunakan.

Deg.

'Aku sepertinya merasa tidak asing dengan pria itu. Apa dia salah satu teman dekatku ?' batin Seungcheol.



>>>>>>>>>> TBC

Thanks for reading, manteman ^^

Love you <3

Finding Murderer | SVT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang