// 07 //

537 99 68
                                    

Pencet vote nya dulu ya ; )

Selamat membaca \(^_^)/

#####


   Pagi ini, Seungcheol dan teman-temannya digegerkan dengan kabar bahwa Woozi masuk Rumah Sakit karena ditemukan pingsan di dalam rumahnya.

Seungcheol segera pergi ke Rumah Sakit setelah dihubungi oleh Wonwoo.

   "Woozi kenapa ?" tanya Seokmin yang kebetulan datang bersamaan dengan Seungcheol.

   "Katanya pingsan setelah menerima paket." jawab Chan.

   "Kok dapat paket langsung pingsan ?" Seungcheol heran.

   "Di dalam paketnya ada dua botol besar berisi darah." jelas Jeonghan.

   "Darah ?"

Jeonghan mengangguk.

   "Siapa yang pertama kali menemukan Woozi ?" tanya Jun.

   "Aku. Soalnya, tadi aku ingin mengajak Woozi jalan-jalan. Kalian tahu sendiri kan kalau rumahku lebih dekat ke Woozi dibanding kalian. Jadi aku memutuskan untuk mengajaknya saja. Lalu, saat aku masuk ke rumahnya yang kebetulan tidak terkunci, aku menemukan Woozi sudah tergeletak dengan kotak kardus di sebelahnya. Ketika kulihat, isinya dua botol darah. Awalnya aku tidak tahu kalau itu darah. Namun, saat kucium, baunya memang bau darah."

   "Kalian tahu kan kalau Woozi takut darah ?" tanya Seokmin yang dijawab anggukan oleh teman-temannya.

   "Tapi, siapa orang yang mengirim paket itu ?" tanya Mingyu.

   "Bukankah Woozi pernah mengatakan kalau orang yang tahu ketakutannya hanya kita, karena kita teman-teman dekatnya?" pertanyaan Seungcheol dijawab dengan bentakan dari Hao.

   "Jadi kau menuduh kalau pelakunya itu salah satu dari kami !!!"

   "Aku tidak bilang begitu." sanggah Seungcheol.

Jeonghan memegang pundak Hao yang berdiri di sebelahnya. "Maksud dia bukan begitu, Hao. Kau kan tahu sendiri kalau dia itu detektif. Wajar saja kalau dia mudah curiga."

   "Apa kau juga berpikir hal yang sama seperti Seungcheol, Jun ?" tanya Hoshi.

Jun mengangguk ragu. "Sebenarnya aku tidak mau mencurigai kalian. Jadi, tolong buktikan kalau memang bukan salah satu dari kita pelakunya."

Semuanya terdiam. Yang dikatakan Seungcheol tadi memang ada benarnya. Hanya merekalah yang tahu fakta bahwa Woozi takut dengan darah. Woozi bukan tipe orang yang akan menyebarkan hal-hal tentang dirinya ke sembarang orang. Jadi, hanya teman-teman dekatnya lah yang dia percayai.

   "Sudah, tidak usah saling menuduh. Tuduh-menuduh itu tidak baik. Sama saja seperti fitnah. Lebih baik kita positive thinking saja. Mungkin Woozi punya teman dekat lain selain kita." celetuk Jeonghan.

   "Jadi, kau ingin menuduh kalau pelakunya itu teman dekat Woozi yang lain ?" tanya Wonwoo.

   "Itu sama dengan menuduh juga, Jeonghan." ucap Hansol.

   "Yak, kau ini bagaimana sih ? Itu juga fitnah namanya." ucap Chan diiringi dengan tawa.

Jeonghan terdiam. "Emmm."

Seungcheol tertawa, begitupun dengan teman-teman yang lain.

Ucapan Jeonghan barusan berhasil membuat suasana kembali mencair. Mereka berusaha menghilangkan jauh-jauh pikiran soal siapa pelakunya. Yang terpenting, keadaan Woozi akan segera membaik.

Finding Murderer | SVT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang