Hey i'am back...
Cerita lama aku publish lagi tapi castnya ku ganti.
..
.
.
.
"Sayaaang"
"Hm..."
"Ayo tidur..."
"Memangnya kamu menginap?"
"Iya, ayo tidur aku mengantuk"
"Tidur saja duluan, aku belum mengantuk"
"Ayolaaah..."
Sepasang manusia berbeda gender itu berbaring berhadapan di atas sofa sempit berwarna gelap, si wanita fokus dengan layar televisi dan si pria yang asik merengek memeluk sang wanita.
Pria itu bernama jevandra Axelo Abraham seorang pengusaha muda tampan dan kaya raya berusia 27 tahun, dan sang wanita yang ia peluk adalah istrinya lalisa Kayastone, wanita cantik berusia 22 tahun yang masik berkuliah.
"Sayang...aku mengantuk"keluh jevan ketika sang istri sama sekali tak menggubrisnya.
"Ya sudah kamu tidur duluan, dramanya sebentar lagi selesai nanti aku menyusul"jawab lisa membuat jevan memberengut tak suka.
Hanya karena benda persegi yang sangat murah itu, sang istri tega sekali mengacuhkannya.
Karena Lisa tak kunjung memenuhi keinginannya, akhirnya jevan mengalah dan menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher sang istri yang memiliki wangi campuran vanila dan bayi itu. Namun beberapa detik kemudian dia kembali mendapatkan rencana supaya istri nya itu mengabulkan keinginannya.
"Aww je..."pekik lisa kesal, hampir saja ia melompat jika saja setengah tubuhnya tak ditimpa oleh suaminya, bagaimana ia tidak terkejut ketika sang suami dengan seenaknya menggigit lehernya.
"Sakit...?"tanya jevan khawatir takut menyakiti sang istri kendati ia tau gigitannya tak sesakit itu.
"kenapa menggigitku? Menyebalkan sekali"gerutu lisa dengan wajal kesal yang sayangnya membuat jevan tersenyum gemas mendengarnya.
"aku mengantuk"ucap jevan lagi.
"Tidur, jangan mengganggu ku, aku sibuk"omel lisa kembali memfokuskan pupilnya pada layar televisi.
'Klik'
"Yaaa... apa yang kau lakukan? Kenapa tv nya dimatikan"gerutu lisa, ia berusaha menahan amarahnya ketika sang suami tercinta mematikan layar televisi tanpa permisi, padahal lisa masih penasaran dengan kelanjutan drama favoritnya itu.
"Besok istriku ini harus kuliah dan aku harus bekerja, jadi sayangku sebaiknya kita tidur"kata jevan dengan santai.
"Turunkan aku, haissh kalau mau tidur ya tidur saja sendiri, aku tidak mengantuk"pekik lisa marah ketika sang suami membopong tubuhnya layaknya koala menuju kamar mereka, huh sungguh keberadaan sang suami membuat kesabarannya benar-benar di uji.
"Aku tidak bisa tidur kalau tanpamu"jawab jevan.
Jevan memang hoby sekali mengganggu lisa Jika mereka berdekatan, tapi akan sangat merindukan istrinya jika berjauhan.
"aku mencintaimu"kata jevan memejamkan matanya, lengan kekarnya menarik sang istri dalam pelukan yang lebih erat.
"Hm... selamat malam, besok jangan menginap lagi ya... kau menggangguku"jawab lisa membuat jevan mendengus pelan mendengarnya.
istrinya ini sangat aneh, dulu agresif sekali mengejarnya, setelah menikah wanita itu malah berubah menyebalkan. Tapi mau bagaimanpun dia tetap mencintai sang istri. lagipula sikap menyebalkan sang istri itu terlihat menggemaskan dimatanya. Terserah kalian ingin menyebutnya bucin atau apa karena sepertinya itu memang benar.
Tapi sayang dibalik kebahagian dan kekonyolan rumah tangga nya, jevan juga merasakan tertekan dan terluka.
Terutama ketika ia tak bisa mengatakan pada dunia bahwa lisa adalah istrinya, ia harus menutup rapat segala hal tentang wanitanya itu.Dulu Jevan tak pernah berniat menikahi lisa baginya gadis itu hanya seorang jalang yang haus akan uang, ia memperlakukan gadis itu seperti jalang sungguhan namun seiring berjalannya waktu ia malah tak mau melepas wanita itu pergi dan memilih menikahinya diam-diam.
Lisa bukan lagi hanya sekedar cinta untuknya melainkan hidupnya yah wanita itu begitu penting untuknya. Sampai kapanpun ia tidak akan melepaskan lisa sekalipun seluruh dunia membencinya. karena melepaskan lisa sama saja dengan membunuh dirinya sendiri.
"Je cepat tidur aku sudah mengalah mau menemanimu"ucap lisa dengan mata terpejam lalu menarik kepala suaminya menenggelamkannya di ceruk lehernya.
"Tadi kamu menolak ku ajak tidur, sekarang aku jadi tidak mengantuk"keluh jevan mengecup leher sang istri seraya mempererat pelukannya pada tubuh ramping wanitanya itu.
"Mau ku puk puk dipantat?"tawar lisa membuat jevan menarik sudut bibirnya geli. Ada-ada saja kelakuan istrinya ini.
"Coba saja, siapa tau aku benar-benar tidur"kata jevan menanggapi perkataan sang istri.
Istrinya ini tidak polos tapi wanita itu menggemaskan sekali ketika bersikap seperti ini, istrinya benar-benar menepuk pantatnya seolah dia memang bayi. Apa istrinya ini lupa bahwa dia bukan bayi lagi dia sudah bisa menghasilkan bayi.
"Sudah, berhenti menepuk pantatku"kata jevan.
"Kenapa?"
"Pantatku sudah besar, kalau kamu tepuk terus nanti jadi tambah lebar"
"Tidak papa, aku suka"
"Suka apanya?"
"Suka pantatmu makin lebar, kau jadi montok"
"Kau ini mesum sekali"
"Aku tidak mesum, suka saja kalau pantatmu lebar kau tambah seksi"
"Oh ya tuhan, harusnya aku yang bicara seperti itu aku ini pria sayang"
"Siapa yang peduli, aku hanya bicara apa adanya...tapi pantat mu yang sekarang juga seksi kok. Yah kalaupun ada yang lebih lebar darimu aku hanya akan menyukaimu. pokoknya kau yang terseksi"
"Uh...sayangku ini"gemas jevan seraya mengecupi bibir seksi istrinya itu.
Berbincang dengan sang istri membuat jevan melupakan segala masalah hidupnya, sekalipun pembicaraan mereka begitu absurd ia selalu merasa terhibur.
"Sudah ayo tidur, ku pikir menepuk pantatmu bisa membuatmu cepat tidur ternyata kau malah banyak bicara, mau ku tepuk di kepala sekalian"ah istrinya ini, cepat sekali merubah moodnya efek mengantuk. mungkin?.
"A...baiklah aku tidur"kata jevan tapi netranya masih menatap sang istri yang lebih dulu memejamkan matanya.
"Pejamkan matamu"perintah sang istri yang tau kalau ia sedang diperhatikan, dengan ogah-ogahan jevan memaksakan matanya untuk terpejam.
Pada akhirnya, tanpa perlu menghabiskan waktu puluhan menit keduanya sudah berkelana ke alam mimpi.
.
.
.
.
.
Tbc.
Bye bestiee... See you soon...
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
FanfictionCerita ini mengandung unsur ketidak jelasan, apabila terjadi kesamaan ide cerita maka saya sebagai penulis memohon maaf yang sedalam-dalamnya. Cerita ini mengisahkan tentang sebuah rumah tangga dan orang ketiga.