Balik lagi dengan cerita absurd ku...
Selamat membaca...
.
.
.
.
.
Jevan benar-benar terkejut mendapati kediaman yang ia tempati bersama Lisa begitu mengenaskan, pecahan kaca dimana-mana dan barang-barang berserakan di lantai. di samping itu dia juga tidak menemukan keberadaan lisa dimanapun, dia sudah berkali-kali mengitari semua ruangan tetap saja ia tidak menemukan keberadaan lisa.
Otaknya terasa buntu, kemana lagi dia bisa mencari istrinya.
"Ya tuhan bos, apa kau gila menelponku tengah malam seperti ini"
"Bantu aku"
"Jangan bilang urusan pekerjaan lagi"
"Lebih penting dari itu"
"Apa?"
"Segera lacak nomor yang ku kirim padamu"
"Apa tidak bisa besok saja"
"Aku butuh sekarang"
"Dasar orang gila, setelah aku mendapatkan lokasinya segera kirim bonus padaku"
"CK tenang saja, yang penting segera dapatkan lokasi pemilik nomor ponsel itu secepatnya"
Jevan tidak akan menunggu seperti orang tolol, pria itu pergi kemana saja tempat yang kemungkinan Lisa kunjungi, Bahkan pria itu menelpon beberapa bawahannya untuk mencari tahu keberadaan Lisa.
( Secret )
Lisa menghela nafas lelah, sekarang tekatnya sudah benar-benar bulat. Dia tidak akan peduli apapun lagi selain perasaannya sendiri.
Disinilah dia sekarang duduk manis didepan orang yang seharusnya menjadi mertuanya, terhitung hampir lima hari dia tinggal dengan Demian dan tidak pernah keluar dari rumah pria itu, beruntung Demian berbaik hati tidak mengatakan keberadaannya pada jevan yang dia ketahui sedang mencarinya.
"Jadi kau benar-benar bersedia melepas jevan?"tanya wanita paruh baya itu dengan angkuh.
"Ya"jawab Lisa dengan tegas dan penuh tekat.
"Baiklah, ambil ini. Aku juga sudah membelikan mu rumah di Amerika, pergilah kesana hari ini, ini tiket pesawat untukmu"ucap wanita itu menyerahkan amplop berisi uang serta sertifikat rumah dan tiket pesawat untuknya.
"Bagaimana dengan keluargaku?"tanya Lisa tidak peduli jika wanita paruh baya itu menganggapnya apa.
"Aku sudah tahu kalau kau memang wanita serakah, oleh karena itu aku sudah menjamin mereka, aku membiarkan ayahmu bekerja di kantor keluarga kami dan ibumu bekerja di tempatku, soal adikmu dia akan bersekolah disekolah milik keluarga kami"
Lisa mengangguk, bukannya dia tidak tahu maksud wanita paruh baya itu memperkerjakan keluarganya di tempat-tempat yang berkaitan dengan keluargaku Abraham, wanita paruh baya itu pasti bermaksud ingin mengancamnya jika suatu saat dia bertemu jevan.
"Terima kasih banyak atas bantuanmy, kalau begitu aku bisa pergi dengan tenang"ucap Lisa dengan senyum manis namun mengandung banyak luka.
"Ya memang sudah seharusnya kau berterima kasih padaku, ku harap setelah ini kita tidak akan bertemu lagi, oh ya satu lagi Surat ceraimu biar aku yang urus"ucap wanita paruh baya itu lalu melangkah pergi meninggalkan Lisa sendirian.
Air mata Lisa jatuh lagi, meski dia tidak siap untuk berpisah dengan jevan, tapi memang itulah keputusan yang harus dia ambil, demi kebaikan mereka semua terutama keluarganya dan nama baik keluarga Abraham.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
FanficCerita ini mengandung unsur ketidak jelasan, apabila terjadi kesamaan ide cerita maka saya sebagai penulis memohon maaf yang sedalam-dalamnya. Cerita ini mengisahkan tentang sebuah rumah tangga dan orang ketiga.