Selamat membaca kembali...
.
.
.
.
.
"Astaga lisa aku bicara panjang lebar, tapi kau malah tidur, ayo bangun"kata saara Andrea, panggil saja saraa dengan kesal mengguncang tubuh sahabatnya.
Saara pikir sahabatnya itu mendengar curhatannya tapi ternyata sang sahabat malah asik mendengkur bermain di alam mimpi.
"Aih... sepuluh menit lagi"gerutu lisa dengan suara serak khas bangun tidur.
"Tidak mau, kau harus bangun, kau bukan putri tidur, cepat bangun aku mau curhat"kata sara cerewet.
"Aku mengantuk Ra... kau tidak tau kan tadi malam aku harus bekerja menidurkan bayi yang rewel, melelahkan sekali pokoknya"keluh lisa dengan mata terpejam.
"Kau bekerja jadi baby sitter sekarang?"tanya sara dengan nada terkejut.
"Hmm.."lisa mengangguk malas.
"Sejak kapan?"
"Sudah lama, yang penting sekarang kau diamlah. Beritahu aku kalau dosen masuk"gumam lisa berusaha kembali ke alam mimpi.
"kau jadi baby sitter ditempat siapa?"tanya saara penasaran.
Oh demi apa, tangan lisa gatal ingin menyumpal mulut cerewet sang sahabat. Perlu berapa kali ia ingatkan bahwa kelopak cantik miliknya perlu menutup. Please...ia butuh tidur jangan ganggu dia.
Lisa sekampus juga Satu fakultas dengan sara, mereka berdua memang sangat dekat sejak dulu.
"Sara, aku lupa menyampaikan ini padamu, sebelum masuk kelas tadi aku sempat bertemu Adam, adam bilang padaku kalau dia menunggu mu ditaman kampus"ucap lisa, Adam adalah salah satu pria yang di sukai sara.
"Benarkah? Kau tidak bohong kan?"tanya saara dengan antusias.
"Tentu saja, cepat temui dia atau kau akan kehilangan kesempatan"kata lisa mengisyaratkan agar sahabatnya itu untuk pergi.
"Ya kau benar, ya sudah aku pergi dulu... Bye baby muach"ucap saara memberikan kecupan jarak jauh sebelum ia pergi.
"Ya... Bye"
Belum sempat Lisa berdiri saara kembali lagi dengan wajah panik.
"Tapi kalau dosen masuk bagaimana?"
"Ya terserahmu sih, aku tidak tanggung jawab ya kalau Adam tidak mau bertemu denganmu lagi, lagian pak Joan baik, aku yakin dia tidak akan mempermasalahkan kebolosan mu"
"Benar juga, ya sudah kalau begitu pergi"kata saara kembali berlalu pergi meninggalkan lisa sendirian, saara memang seperti itu polos-polos bego.
"ah aku tidur dirooftop saja lebih nyaman sepertinya"kata lisa bangkit dari kursinya dan berjalan meninggalkan kelas. siapa peduli soal dosen yang penting ia bisa tidur dulu.
Lisa itu memang menyebalkan, suaminya sendiri juga mengakuinya. lihat saja sebentar lagi saara akan mengamuk karena baru sadar di kerjai, yah itupun kalau gadis itu sadar bahwa dia baru saja dikerjai.
( Secret )
Jika saja benda kecil berbentuk persegi panjang itu hanya seharga celana dalamnya mungkin sudah lisa banting dengan sangat mengenaskan saking kesalnya.
Ya tuhan ia hanya ingin memejamkan matanya, tapi kenapa dunia seolah menolak ia untuk bermimpi. Baru saja lepas dari saara sekarang ponsel yang seharga puluhan juta itu mengganggunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
FanfictionCerita ini mengandung unsur ketidak jelasan, apabila terjadi kesamaan ide cerita maka saya sebagai penulis memohon maaf yang sedalam-dalamnya. Cerita ini mengisahkan tentang sebuah rumah tangga dan orang ketiga.