Selamat membaca...
.
.
.
.
.
Lisa melangkah memasuki ruang apartemennya dengan lunglai tubuhnya terasa lelah dan letih setelah dia pulang dari kampung halamannya.
Sesakali tangan kurus itu memijat tengkuknya yang kaku. Sesampainya di ruang tamu langkahnya terhenti ketika netra coklatnya menangkap presensi seorang pria yang amat ia kenali tengah tertidur di atas sofa.
Ia mendekati pria itu, pria yang tak lain adalah suaminya. Sang suami terlihat sangat manis saat tertidur namun guratan kelelahan itu masih nampak diwajah pria itu.
"Maaf ya...aku pasti selalu membebanimu, aku juga belum bisa menjadi istri yang baik untukmu tapi kau masih mempertahankanku"gumam lisa berjongkok menatap wajah damai sang pria yang kini tepat didepannya.
Lisa memang memalukan, setelah dengan tidak tau dirinya datang ke kehidupan pria yang telah beristri dan menjadi beban, kini dengan tidak tau malu juga keluarganya menumpang hidup pada pria yang berstatus suaminya ini.
Tanpa ia inginkan liquid bening mengalir dari sudut matanya, lisa menutup mata ketika batinnya mengingat kehidupannya yang begitu menyedihkan, Lisa juga tidak ingin kehidupan yang seperti ini tapi takdir berkata lain, setelah kehidupan masa lalunya yang terpuruk kini dia malah merasa semakin terperosok.
"jangan bicara seperti itu, Aku tidak merasa terbebani sama sekali, justru aku senang kalau kau membutuhkan ku. aku juga sangat bahagia denganmu, kau tahukan sayang aku sangat mencintaimu... Jadi jangan merasa bersalah lagi oke"kata jevan dengan nada lembut.
Pria itu terbangun ketika hidung mancungnya mencium wangi manis yang selalu ia rindukan.
Mata nya menyiratkan luka ketika melihat sang istri menangis kian deras, ia memutuskan bangun dari berbaringnya dan mengangkat tubuh sang istri ke atas pangkuannya.
"Menangis lah sayang...keluarkan semua beban mu"
"Kenapa malah menyuruhku menangis? Harusnya kau membujukku supaya berhenti, kau menyebalkan"mendengar penuturan sang istri jevan jadi bingung sendiri, secepat itukah sang istri mengubah emosinya. tadinya menangis sekarang memgomel.
"Maaf sayang... ah aku ini menyebalkan sekali, berhenti menangis oke? Kau paling cantik kalau tersenyum"kata jevan membelai pelan surai istrinya itu.
"Tidak jelas"
"Ah ya maaf sayang aku tidak sadar, kalau boleh aku tau kenapa sayangku ini menangis?"
"Tidak tau, tiba-tiba saja air keluar dari mataku"
"Oh baiklah aku yang salah. Tenang lah...uh sayangkuu..."kata jevan gemas.
Lisa meletakan dagunya di pundak lebar sang suami seraya merasakan sapuan lembut dipunggungnya. Ah suaminya ini memang manis sekali.
Sejujurnya penyebab lisa bersikap aneh seperti ini karena ia malu ketahuan menangis oleh sang suami, takutnya suaminya akan menggodanya.
Namun berbeda dengan pemikiran lisa sendiri jevan malah memaklumi sifat istrinya itu. Karena ia tau betul kalau sang istri memang memiliki sikap aneh dan menyebalkan tapi juga sangat menggemaskan. Bukan lisa namanya jika tidak aneh.
"Bagaimana kabar mertua dan adik ipar ku hm?"tanya jevan.
"Baik, tapi ayah semakin menyebalkan. Katanya dia ingin bertemu denganmu bukan denganku"ucap lisa dengan wajah kesal.
"Hehehe aku ini memang menantu idaman, makanya ayah rindu terus padaku. Kapan-kapan nanti kita berkunjung kesana ya, aku juga rindu mertuaku"
"Tidak mau. Pergi saja sendiri"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
FanfictionCerita ini mengandung unsur ketidak jelasan, apabila terjadi kesamaan ide cerita maka saya sebagai penulis memohon maaf yang sedalam-dalamnya. Cerita ini mengisahkan tentang sebuah rumah tangga dan orang ketiga.