Selamat membaca...
.
.
.
7 tahun kemudian, Abraham family
Bocah perempuan berusia 7 tahun terlihat sangat gembira ketika melihat bunga-bunga di taman yang ditanam oleh neneknya bermekaran.
"Sayang... Sedang apa disini hmm?"tanya pria yang tak lain adalah jevan, bocah perempuan itu adalah putri nya dengan Ella yang ia beri nama lathia azure Abraham, nama yang awalnya akan ia berikan untuk anaknya dengan lisa.
"Melihat Bunga dad, bunganya sangat cantik"ucap gadis kecil itu tampak riang.
Lathia sangat di sayangi semua keluarga Abraham, terutama karena dia satu-satunya keturunan Abraham, ya lathia tidak akan pernah memiliki saudara lagi karena rahim Ella di angkat setelah melahirkan gadis itu.
"Ayo kita masuk nak, di luar sangat dingin"ucap jevan mengangkat tubuh putrinya. Lathia memiliki fisik yang lemah dan mudah sakit itulah kenapa lathia sangat dijaga terutama oleh jevan sendiri.
Namun hingga hari ini Jevan diam-diam masih mencari keberadaan Lisa istrinya, tanpa sepengetahuan ibunya tentu saja. Pria itu baru tahu penyebab kepergian Lisa adalah ibunya sendiri, jevan hanya bertingkah seolah dia tidak tahu apapun.
"Selamat malam cucuku yang manis?"sapa Madeleine dengan lembut menyambut sang cucu dalam rengkuhan nya, meski Madeleine ingin cucu laki-laki untuk mewarisi semua aset Abraham tapi wanita tua itu juga tidak bisa mengelak bahwa lathia adalah cucu kandungnya.
"Malam nenek ku sayang"sambutnya dengan riang memeluk wanita tua itu, lalu setelahnya beralih pada pria tua disampingnya tuan Daren yang juga tersenyum manis.
"Aku suka melihat kakek tersenyum, kakek semakin tampan"puji sang cucu.
Seperti biasa, pada malam akhir tahun keluarga besar Abraham dan orang tua Ella akan berkumpul bersama di kediaman Abraham.
"Sayang kemari"ucap Ella pada putrinya yang dengan senang hati menyambut uluran tangan sang ibu.
Meski dua keluarga itu terlihat sangat harmonis, namun Ella sangat sadar bahwa suaminya telah berubah, ia tidak bisa lagi menemukan kasih sayang yang yang terpancar Dimata jevan untuknya selain rasa simpatik dan formalitas, apalagi semenjak kelahiran putrinya, jevan tidak lagi peduli padanya, pria itu hanya memberikan perhatian pada sang putri dan bertingkah layaknya suami hanya ketika mereka bertemu keluarga.
Ella tahu rahimnya telah di angkat, tapi bukan berarti karena itu sang suami tidak lagi memiliki kewajiban memberi dia hak sebagaimana semestinya seorang istri. Ella sudah sehat kembali meski rahimnya di angkat tapi kenapa jevan tidak mau lagi berhubungan badan dengannya. Apa salahnya?
"Ella ada apa denganmu sayang? Kau terlihat murung?"tanya ibunya.
"Tidak apa-apa Bu"
"Jika kau memiliki masalah jangan sungkan untuk bercerita"ucap ibunya lagi.
Madeleine hanya diam, tidak berniat berkata apapun pada ella, semenjak rahim Ella diangkat Madeleine terlihat tidak menyukai Ella lagi meski dia tidak menampakkan nya.
"Lebih baik kita makan dan merayakan akhir tahun ini dengan kebahagiaan"ucap Daren, semuanya mulai menyantap makanan mereka dengan khidmat.
Usai sarapan semua orang berkumpul di taman yang besar milik keluarga Abraham itu, mereka melanjutkan acara dengan menyalakan kembang api.
"Ma..."panggil lathia membuat seluruh atensi terpusat pada gadis kecil itu.
"Apa sayang?"tanya ella dengan lembut mengusap kepala putrinya.
"Boleh lathia meminta sesuatu?"tanya gadis kecil itu lagi.
"Tentu saja, memang lathia ingin apa?"
"Hmm... Lathia ingin... Adik, boleh?"semua orang terdiam, menatap kasihan Ella yang tampak terpukul sedangkan Madeleine tidak sedikitpun merasa iba, ibu jevan itu juga sepertinya ingin meminta hal itu jika saja rahim Ella baik-baik saja.
"Jangan meminta sesuatu yang tidak akan pernah ibumu kabulkan lathia"ucap Madeleine dengan santai.
"Bu..."tegur tuan Daren merasa sang istri tidak sopan pada besannya itu.
"Lathia mau adik ma"pinta gadis kecil itu lagi.
"Lathia sayang, bagaimana kalau kita nanti pergi jalan-jalan, nenek ingin sekali melihat bunga-bunga mekar"ucap ibu Ella mengalihkan pembicaraan agar gadis itu lupa permintaannya sebelumnya.
"Mau. Lathia mau nek"ucap gadis kecil itu segera melompat ke pangkuan sang nenek.
"Besok kita jalan-jalan ya sayang"kata neneknya.
Suasana yang tadinya menegang mulai mencair.
Sedangakn Ella melangkah menjauh dari semua orang, wanita itu menangis terisak dikamarnya, sejujurnya ia merasa begitu tertekan sekarang. Terutama karena sang suami dan ibu mertuanya yang begitu berubah semenjak kelahiran lathia.
.
.
.
.
.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
FanfictionCerita ini mengandung unsur ketidak jelasan, apabila terjadi kesamaan ide cerita maka saya sebagai penulis memohon maaf yang sedalam-dalamnya. Cerita ini mengisahkan tentang sebuah rumah tangga dan orang ketiga.