🍁16🍁

182 24 10
                                    

Jisoo kini telah sampai di area parkiran kampusnya. Pagi ini ia memang tidak memiliki kelas apapun, namun ia sengaja datang hanya untuk menemui Irene. Iya Irene, nampaknya Jisoo masih belum menyerah mengenai Suho. Ia benar-benar tidak ingin pria itu menjauhinya.

"Jisoo-ya, kau yakin benar-benar ingin menemuinya?" Tanya Sehun.

Jisoo mengangguk mantap.

"Sebaiknya kau batalkan saja yh, aku akan mengantar mu pulang"

"Tidak Sehun-ah"
Jisoo tau bahwa Sehun pasti tidak akan mengizinkannya menemui Irene, oleh karna itu sebenarnya Jisoo tidak ingin memberitahu Sehun. Namun sialnya pria itu justru datang ke rumahnya disaat yang sama saat Jisoo keluar untuk menemui Irene, yang mana mau tidak mau Jisoo harus berkata jujur saat Sehun bertanya padanya.

"Kalau begitu biarkan aku ikut denganmu"

"Tidak Sehun, perjanjiannya tadi adalah kau hanya akan mengantarku dan kau tidak boleh melarang ataupun ikut bersama ku untuk menemui Irene"

"Aku mengkhawatirkan mu Jisoo-ya, bagaimana kalo dia berbuat kasar padamu?"

Jisoo menghela nafasnya "itu tidak akan terjadi Sehun, kau tidak perlu khawatir, Irene adalah wanita yang baik dia tidak akan melakukan hal buruk padaku"

"Huh, Memangnya sudah sejauh mana kau mengenalnya? Sampai kau begitu yakin jika dia adalah orang yang baik?"

"Itu karna orang-orang selalu mengatakan hal yang baik tentangnya" bela Jisoo.

"Jika orang-orang selalu mengatakan hal baik tentang nya itu tidak menjamin bahwa dia adalah orang yang benar-benar baik, mungkin saja orang-orang itu hanya tidak tau sifat buruknya"

Jisoo menyeritkan keningnya "yakk!!, kenapa kau jadi bertingkah seakan-akan kau jauh lebih baik mengenalnya dari pada aku, kau bahkan belum pernah berbicara dengannya" protes Jisoo.

"Sudahlah Sehun, pokoknya kau tetap tidak boleh ikut!" Lanjut Jisoo.

"Kalau begitu aku akan menunggu mu sampai selesai bertemu dengannya"

"Tidak-tidak kau sebaiknya pu-"

"Tidak Jisoo aku akan tetap menunggu mu di sini!" Tegas Sehun.

Jisoo menghela nafasnya kasar, ia memilih untuk menyerah dan mengiyakan kemauan Sehun. Lagipula sekeras apapun ia berusaha menolaknya, laki-laki di hadapannya ini tetap tidak akan mau kalah, jadi yasudahlahh.

Jisoo menatap ponselnya yang tiba-tiba berbunyi karna sebuah pesan yang masuk, langsung saja ia membuka pesan itu.

Bae Irene

Irene:
Aku ada di taman belakang kampus, jika kau ingin menemuiku maka cepatlah

Me:
Baiklah aku kesana sekarang juga

Jisoo bersiap untuk keluar dari mobil menuju tempat Irene berada sesaat berhenti dan menatap tajam pria di sampingnya.

"Kau, tunggu disini! Dan jangan mencoba untuk mengikuti ku diam-diam!"

Sehun mendengus kesal mendengar ucapan Jisoo. Bagaiman bisa wanita itu mengetahui rencananya.

Dengan hati yang tak ikhlas Sehun terpaksa menjawab Jisoo dengan sebuah deheman singkat, yang secara tidak langsung telah membuatnya berjanji untuk tidak mengikuti wanita itu ke dalam.

Sesaat kemudian Jisoo membuka pintu mobil hendak keluar, namun tiba-tiba tangan Sehun kembali menahannya.

Jisoo menoleh, membuat matanya bertemu dengan sepasang iris kembar Sehun yang menatapnya teduh.

"Jika terjadi sesuatu hubungi aku" kata Sehun pelan.

Jisoo tersenyum kemudian mengangguk dua kali sebelum akhirnya benar-benar keluar dari mobil dan meninggalkan Sehun.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jisoo yang berhasil menemukan sosok Irene yang tengah duduk di sebuah kursi taman itu pun segera menghampirinya.

"Irene" Panggil Jisoo yang membuat si pemilik nama pun menoleh.

"Jisoo? Kau sudah datang rupanya" balas Irene dengan sebuah senyuman manis di wajahnya.

"Kau ingin membicarakan sesuatu kan? Apa yang ingin kau bicarakan?" Lanjut Irene To The Point.


Jisoo kemudian meraih kedua tangan Irene dan menggengamnya, mencoba meyakinkannya mengenai hal yang akan ia katakan.
"Ini mengenai Suho, kau tau kan jika aku dan Suho sudah berteman sejak kecil, aku dan Suho tumbuh bersama jadi itu sebabnya kami menjadi sangat dekat, tapi percayalah tidak ada hubungan yang lebih di antara kami. Kami hanya sebatas teman, jadi kumohon kau jangan salah paham dengan kami. Aku tidak ingin kau marah ataupun bertengkar dengan Suho lagi"

Irene tersenyum miring medengar perkataan Jisoo. Sudah ia duga, wanita itu mengajak nya bertemu untuk membahas masalah ini.

"Kau mengatakan semua itu agar aku percaya padamu bukan? Berharap aku tidak marah lagi pada Suho dan kemudian membujuknya untuk tidak menjauhi mu bukan?"

"Irene aku-"

"Jisoo-yaa, kupikir kau wanita yang pintar" kata Irene dengan nada mengejek.

Jisoo menyerit bingung dengan reaksi yang diberikan Irene, wanita itu kini tengah tersenyum sambil menatapnya remeh.

"A-apa maksudmu?"

"Kau masih tidak mengerti rupanya, kau pikir untuk apa Suho menjauhi mu? Untuk menjaga perasaan ku kan? Dia rela menjauhi sahabat kesayangnya hanya untuk ku? Apa tindakan itu tidak cukup membuktikan bahwa dirimu tidak lebih berarti dalam hidupnya dibandingkan diriku"

Jisoo tertegun mendengar perkataan Irene. Ia menundukan kepalanya menyadari betapa menyakitkannya kalimat tersebut. Sad but true. Irene benar, dia mungkin tidak jauh lebih berarti bagi Suho.

"Aku hanya tidak mau hubungan persahabatan kami berakhir, persahatan ini terlalu berarti bagiku kumohon-"

"Kau menyukai Suho bukan?"

Jisoo membulatkan kedua matanya terkejut mendengar pertanyaan itu.

"Aku..."

"Jangan mencoba membohongi ku Jisoo, sebagai sesama perempuan terlalu mudah bagiku untuk meyadari perasaan mu itu."

"Sudah ku katakan sebelumnya kan, bagi Suho kau tidak jauh lebih berarti dari diriku. lalu untuk apa kau masih di sini, berhentilah menunggu Jisoo. karna penantianmu itu tidak akan menghasilkan apapun" lanjut Irene tanpa memberikan kesempatan apapun untuk Jisoo, dia menatap lurus Jisoo dengan senyuman mengejek sebelum akhrinya pergi meninggalkannya begitu saja.

Sakit? Tentu saja.

Kalimat terakhir yang di ucapakan Irene itu benar-benar berhasil merobek hatinya, sekaligus membuat Jisoo bungkam seribu bahasa tak mampu membalas ataupun sekedar mejawab pertanyaannya.

Lagi, Jisoo hanya bisa menunduk membuat air matanya kembali jatuh untuk kesekian kalinya.

Katakanlah Jisoo wanita yang cengeng, tapi hatinya benar-benar rapuh jika sudah menyangkut perasaannya.







Ada yang nungguin cerita ini kh??

-Rilyaa-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Love, Your Love, And Her LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang