🍁14🍁

181 30 3
                                    

"Tidak Jisoo kau tidak bisa pulang bersama ku...." Suho menarik nafas sebelum melanjutkan kalimatnya "dan mulai sekarang kita harus menjaga jarak"

"A-apa yang kau katakan Suho-ah, aku tidak mengerti?" Tanya Jisoo

"Kita harus menjaga jarak Jisoo-ya, kita tidak bisa selalu bersama. Aku sudah memiliki Irene dan aku tidak ingin melukai perasaannya lagi"

"Jadi ini karna Irene? A-apa dia marah pada mu soal kejadian kemarin? Apa kalian bertengkar? Aku akan menemui Irene, aku akan minta maaf padanya, aku akan menjelaskan bahwa kita tidak punya hubungan yang lebih, aku juga akan membujuknya agar memaafkan mu, akan kulakukan semuanya t-tapi tolong...."

"Jangan menjauh dari ku Suho-ah" lanjut Jisoo dengan suara yang sedikit bergetar karna menahan tangis.

Suho pun mengalihkan pandangannya, tak sanggup menatap wajah Jisoo. Dari dulu ia tidak pernah bisa melihat Jisoo menangis dan sekarang justru dirinya lah yang menyebabkan genangan air di sepasang mata indah itu, yang berkemungkinan akan segera jatuh membasahi pipi Jisoo.

"Kau pria brengsek Suho" batin Suho ketika melihat setetes air mata berhasil lolos dari mata Jisoo.

Suho mengepalkan tangannya, menarik nafas dalam dan mencoba menyiapkan hatinya untuk mengeluarkan kalimat yang mungkin akan sangat menyakiti gadis di depannya ini.

"Aku sudah memutuskannya Jisoo aku tidak ingin Irene salah paham lagi dan kembali menyakiti hatinya"

"Tapi kau menyakiti hati ku Suho-ahh, lagi, untuk kesekian kalinya. Apa kau tidak menyadari itu?" batin Jisoo.

Tak sanggup melihat air mata Jisoo yang semakin deras mengalir Suho memutar tubuhnya berniat pergi. Namun belum sempat kakinya melangkah sebuah tangan kembali menahannya.

"Kumohon Suho-ahh, jangan seperti ini. A-aku akan meminta maaf pada Irene, aku benar-benar akan membujuknya. Irene pasti akan mengerti dia tidak akan marah lagi pada mu. Aku janji"

"Memangnya kau pikir aku bisa hidup tanpamu?! bagaimana jika tidak ada yang mengantarkanku ke kampus, siapa lagi yang akan mengantarkan ku jika bukan kau?, lalu saat aku belajar memasak, siapa lagi yang akan menjadi kelinci percobaan ku jika bukan kau? Dan siapa yang akan membela ku saat Lisa mengejekku karna aku tidak bisa merias wajahku sendiri, dan bagaimana jika dosen ku memberikan tugas matematika pada ku? Kau kan tau jika aku tidak pandai berhitung" lanjut Jisoo dengan sedikit tertawa, ia mencoba mencairkan suasana berharap pria di hadapannya ini akan menarik kembali semua ucapannya.

Suho tersenyum miris. Bahkan disaat seperti ini Jisoonya masih bertingkah sangat absurd. Bagaimana mungkin ada soal matematika di jurusan Hukum??
Suho tau bahwa Jisoo mengatakan hal itu dengan asal hanya agar dirinya tidak menjauhi gadis itu. Tapi Suho tak bisa, ia sudah berjanji pada Irene, tidak mungkin ia mengikari janjinya.

Dengan perlahan Suho kembali melepaskan genggaman Jisoo pada tangannya "pulanglah Jisoo. Maaf aku tak bisa mengantar mu, aku harus menemui Irene" ucap Suho dengan nada datar.

"Pergilah!!"

Tidak itu bukan suara Jisoo, tentu saja bukan dia, mana mungkin ia menyuruh Suho pergi.

Tiba-tiba Sehun muncul dan mendekat ke arah mereka. "Pergilah!, kau ingin menemui kekasihmu kan?! Pergi dan temui dia, dan kau tidak perlu mengkhawatirkan Jisoo karna dia akan pulang dengan ku"

"Kau-"

"Apa?! Kau akan melarangku sekarang, kau akan menyuruhku untuk menajuhi Jisoo? Begitu??"

"Kau sendiri yang meminta agar Jisoo menjauh darimu kan?! Baiklah tidak masalah, mulai sekarang aku yang akan menjaganya dan kau sebaiknya pergi dan urusi saja kekasihmu itu" lanjut Sehun dengan penuh emosi.

"Tidak, apa yang kau katakan Sehun?!"

"Biarkan saja Jisoo-ya, orang sepertinya harus belajar menghargai keberadaan orang lain" ucap Sehun kemudian langsung membawa Jisoo pergi dari sana.

Sementara Suho hanya diam terpaku sambil menatap kepergian dua orang tersebut dengan mata yang mulai mengabur.

"Ku harap ini yang terbaik Jisoo-ya, kumohon jangan membenci ku" lirih Suho.


Irene tersenyum penuh kemenangan melihat rangkaian peristiwa yang baru saja selesai ia saksikan. Niat awalnya yang ingin mendatangi Suho, ia urungkan ketika melihat semua kejadian yang membuat nya merasa cukup puas.


🍁🍁🍁🍁


"Terima kasih Sehun-ah" ucap Jisoo ketika mereka telah sampai di depan rumahnya.

"Sama-sama"

Jisoo yang akan turun dari mobil Sehun seketika berhenti dan kembali menatap ke arah pria itu.

"Boleh aku bertanya sesuatu?"

Sehun menganggukan kepalanya.

"Bagaimana kau bisa berada di kampus ku tadi?" Tanya Jisoo.

"Aku menghubungimu tadi tapi ponsel mu tidak aktif, jadi aku menghubungi Dahyun dan dia bilang kau pergi menemui Suho untuk pulang bersama. Aku merasa sedikit khawatir jadi aku kesana untuk memastikan, dan ternyata aku malah mendapati wajahmu yang penuh air mata"

Jisoo tersenyum gentir mendengar jawaban Sehun, dirinya merasa sedikit malu karna menangis di depan pria itu.

"Kau tidak perlu malu Jisoo-yaa, tolong jangan lupa bahwa kita ini teman" kata Sehun yang membuat Jisoo tersenyum.

"Jika Lisa dan Dahyun menanyakan ku pada mu tolong jangan beritahu soal kejadian tadi, mereka akan merasa khawatir nanti, biar aku sendiri yang akan menceritakannya pada  mereka"

Lagi-lagi Sehun hanya mengangguk sebagai jawaban. Lalu tangannya bergerak mengambil sesuatu dalam tasnya.

"Kau mengeluarkan banyak air mata tadi, pakailah ini agar matamu tidak bengkak"

Jisoo mengambil obat tetes mata yang diberikan Sehun lalu kembali tersenyum.

"Terima kasih" Ucap Jisoo lalu segera turun dari mobil Sehun dan langsung masuk ke rumahnya.



Hayoo siapa yang makin kesal sama Suho? :v

Btw bentar lagi Suho mau berangkat wamil:"
Belum siap author tuhh ditinggal wamil sama Suho:(
Tapi gk pp semoga nanti proses wamilnya berjalan lancar, terus cepet balik dehh😊😊

Jangan lupa vote and coment yhh💞

-Rilyaa-

My Love, Your Love, And Her LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang