Hari-hari selanjutnya hubungan Lee Jeno dan Na Jaemin kembali seperti sedia kala. Lee Jeno yang gemar menggoda dan Na Jaemin yang siap memasang kuda-kuda. Tentu saja untuk menghabisi sahabatnya itu jika candaannya sudah kelewat batas.
Tapi mereka bahagia karena sudah kembali bersama. Rasanya pertengakaran kemarin terlupakan begitu saja. Memang selalu begitu, kan? Bedanya sekarang ini Na Jaemin yang mengalah. Bukan mengalah juga sih, tetapi Na Jaemin yang mendatanginya duluan dan itu sudah bisa membuat Lee Jeno girang bukan kepalang. Biasanya juga dia yang harus mengeluarkan segala bujuk rayunya demi berbaikan.
Pokoknya Lee Jeno senang, sudah itu saja. Walaupun harus patah tulang, walaupun dua minggu harus menjadi pesakitan.
"Kebiasaan deh." Na Jaemin dengan kasar meraih rokoknya, Lee Jeno malah nyengir lebar. Dia suka diperhatikan, apalagi oleh Na Jaemin.
"Masih di rumah sakit juga." Pemuda itu mendumel tidak jelas sebelum mendudukan pantatnya pada sofa ruang rawat Lee Jeno.
"Kak Krystal nggak dikasih tahu, Jen?" Tanyanya sambil sibuk nengotak-atik ponsel pintar, Jeno bergerak untuk duduk disampingnya. Pelan, sambil menyeret tiang infus.
"Nggak usah ah. Ntar heboh, yang ada tambah babak belur guenya. " Na Jaemin hanya terkikik.
"Salah siapa jadi pengkhianat." Tuhkan dibahas lagi, padahal kan udah baikan.
"Lagian Kak Krystal nggak ada sayang-sayangnya sama adik. Yang sakit siapa yang dibela mati-matian siapa. " Itu benar, Krystal selalu menyumpahinya karena berkhianat. Berani-beraninya selingkuh dengan pacar sahabatnya. Padahal demi Tuhan, dia dan Hyemi hanya sekali kencan. Oke, Lee Jeno memang terprovokasi oleh keinginan Hyemi. Katanya sih suka, tapi nggak tahu deh sukanya untuk siapa.
"Iya iya gue salah." Dia cemberut sambil asyik menyenderkan kepalanya di bahu Na Jaemin.
"Suka beneran?" Pemuda Na itu mengalihkan pandangan padanya. Raut wajahnya masih datar, Lee Jeno selalu tidak pernah bisa membaca apa yang sahabatnya itu pikirkan.
"Hah? " Jawabnya kebingungan.
"Hyemi." Oh.
"Udah sih kalau mau balik ya balik aja. Gue nggak bakal ganggu lagi. " Wajahnya tambah cemberut
"Bukan gitu, setan. Ya kalau kalian emang sama-sama suka ya jadi aja. Gue nggak papa. " Papa sih sebenarnya, kan Hyemi cinta pertama. Cinta pertama, Man.
"Nggak usah sok ngalah. "
"Gue nggak ngalah ya. Pantang bagi gue ribet-ribet sama hubungan. " Na Jaemin menoleh lagi, kali ini memelototi Lee Jeno tidak terima.
"Lagian dulu kenapa nolak sih? Sok sok an nggak suka, begitu sama gue diembat aja. " Makinya pada Lee Jeno.
Iya, ceritanya dulu Hyemi ini menggebet Lee Jeno. Tapi pemuda bertelinga yoda itu tidak menanggapinya dan kebetulan Na Jaemin menemukan bahwa gadis itu terlampau manis untuk dilewatkan. Dia jatuh cinta tak karuan, untuk yang pertama kalinya.
"Udah ah, gue ngaku salah. Jangan dibahas lagi ya?" Muka memelas Lee Jeno membuat Na Jaemin tertawa dengan puasnya. Iya, yang penting mereka sudah berbaikan.
***
"Udah baikan?" Si kepo Lucas langsung menodongnya di hari pertama Jeno masuk kuliah.
"Udah." Jawabnya diserta cengiran lebar. Lebar sekali, sampai matanya membentuk bulan sabit, membuat para gadis di kantin menjerit tanpa tahu malu. Ya, Lee Jeno seterkenal itu, semempesona itu. Makanya Lucas bingung kenapa dia harus kencan dengan pacar orang disaat ada banyak gadis yang mengantri untuk jadi pacarnya.
"Yee si malih, makanya jangan sok sok an bikin masalah. " Lucas menoyor kepalanya, ikut lega sebenarnya. Marahnya Na Jaemin itu bikin geger dan dia tidak mau berada di tengah kegegeran lagi.
"Jen, gue mau kencan buta. Anak dari kampus sebelah. Mau ikut nggak?" Lucas sebagai teman yang baik mau mencarikan pacar buat temannya, ya biar Lee Jeno nggak jadi pebinor lagi. Hehehe.
"Nggak ah. " Sambil asyik mengunyah bakwan.
"Kenapa emang?"
"Ya nggak kenapa-napa. "
"Jangan-jangan mau jadi pebinor lagi ya, lu?" Tanya Lucas curiga.
Lee Jeno tersedak. Apa? Pebinor? Enak saja. Tapi ya iya sih.
"Sembarangan. " Jawabnya sambil ngegas.
"Heh kenyataan. Untung Jaemin-gue baik jadi lu masih diakui sebagai temannya. "
APA? JAEMIN-GUE?
"Jaemin-gue pala lu. Nggak ada Jaemin-gue Jaemin-gue an. " Makinya dengan kesal, heh Jaemin itu sahabatnya. Apa-apaan Lucas mengklaim kepemilikan.
"Jen tahu nggak sih?" Lucas menerawang sambil menyangga wajahnya. "Gue suka mikir kalau sebenernya lu itu sukanya bukan sama Hyemi. Tapiii..." Dan Lee Jeno buru-buru menggeplak kepalanya.
"Ya udah sih yang penting gue udah baikan. " Katanya mengangkat bahu.
"Jangan jadi brengsek lagi. " Nasihat Lucas
"Gue kapok ya. " Lee Jeno tertawa "Babak belur hancur gue. " Dan Lucas juga ikut tertawa.
"Lu tapi keren sih. Nggak ngebales sama sekali. Pasrah aja. Hahaha. "
"Yee, kalau lu jadi gue paling juga sama. Dia sabuk hitam, Man. Ngebales ya tambah mampus gue--" Mereka berdua tambah tertawa dengan kencangnya, mengingat-ingat kebodohan Lee Jeno, mengingat-ingat betapa babak belurnya Lee Jeno.
Napasnya sampai habis, Lee Jeno menjeda tawanya kemudian.
"--lagian mana tega gue." Iya, mana tega dia. Tidak, kan? Ah pokoknya yang penting sudah berbaikan.