12. Revenge

698 54 12
                                    

Pepatah selalu mengatakan bahwa rumput tetangga akan terlihat lebih hijau daripada milik sendiri. Mungkin itu juga yang menjadi alasan kenapa dulu Jaemin dan Jeno bertengkar, juga alasan mengapa kini dia kebingungan sambil menatap lekat seseorang di sebelahnya.

Jeno dulu jalan dengan Hyemi saat gadis itu berstatus pacarnya. Padahal sebelum itu, Jaemin tahu Hyemi pernah menyukai Lee Jeno. Mengejarnya dan berakhir penolakan sampai akhirnya dia dekat dengan Jaemin dan berkencan. Hyemi jadi lebih menarik kan saat dia sudah menjadi pacar orang. Jaemin rasa itu adalah satu-satunya alasan yang dapat disimpulkan oleh logikanya mengapa akhirnya Lee Jeno memilih berselingkuh dengan pacarnya.

Jadi sekarang dia juga akan menyimpulkan hal yang sama. Dia sudah memiliki Ryujin, tetapi Chaerin memang akan selalu menarik baginya. Dari dia pertama mengenal gadis itu sebagai pacar seorang Lee Jeno.

Senyumnya, tawa renyahnya. Rasanya tidak ada alasan lain lagi mengapa dia selalu cemburu saat Lee Jeno mendapatkan hal itu dari Han Chaerin selain bahwa Na Jaemin menyukai gadis itu. Jadi sudah tentu Na Jaemin menyukai Han Chaerin, kan?

"Martini 1 gelas lagi" Gadis itu melambaikan tangannya asal, hidungnya berkerut samar. Rambut di dahinya berantakan, menempel dengan keringat. Chaerin cantik, tapi dia betulan bingung saat tidak merasakan adanya perasaan khusus untuk gadis itu. Berbeda dengan sikap cemburunya saat Chaerin sedang bersama Lee Jeno. Jadi apakah rasa sukanya untuk Han Chaerin sudah hilang?

"Udah Chae, pulang aja yuk. Lu udah mabok. " Si Na menarik tangan Chaerin pelan, yang buru-buru ditepis oleh gadis itu sambil menceracau.

"Kamu tahu, Jaem? Sebelum menghilang Lee Jeno banyak diam."

Na Jaemin menghelas napas, malamnya kali ini tidak akan berakhir dengan mudah.

"Dan setelah aku inget-inget ini semua dimulai saat Ryujin hadir di pertemanan kita."

Alis Na Jaemin berkerut, sementara Chaerin melanjutkan perkataan randomnya sambil sesekali menyesap alkohol di tangannya.

"Dia jarang bales pesan aku, selalu ngelamun kalau kita ketemu. Nggak fokus, tubuhnya ada sama aku tapi aku yakin Jeno tidak pernah benar-benar menikmati setiap kencan kita. "

"Apa perasaannya sudah berubah? Karena Ryujin?"

Pemuda Na mencoba mencerna di dalam otaknya, apa yang dikatakan Chaerin itu konyol. Masa iya sejarah akan berulang?

"Nggak mungkin kan Jeno suka sama Ryujin?"

Jaemin masih diam. Rasanya kesimpulan yang diutarakan Chaerin sungguh tidak masuk akal. Lee Jeno kelihatan tidak suka setiap Ryujin menjadi topik pembicaraan diantara mereka, anak itu akan selalu terlihat bad mood saat Jaemin mengajaknya pergi bertiga, bahkan di kencan ganda mereka sebelum-belumnya terlihat sekali bahwa pemuda Lee itu tidak menikmati keberadaan Ryujin diantara mereka. Entah mengapa.

"Ngaco deh, Chae."

"Habisnya aku pusing, Jeno ngilang nggak jelas gini. Nggak ngasih kabar sementara aku sama sekali nggak tahu kenapa dia begini." Han Chaerin meletakkan kepalanya di atas meja, dia menangis pelan. Merasa frustasi akan sikap Lee Jeno akhir-akhir ini. Jeno yang mulai cuek dia maklumi, Jeno yamg sering melamun saat sedang bersamanya juga dia maklumi. Tapi kali ini rasanya sesak sekali, dia hanya ingin bertemu dengan Lee Jenonya.

"Jeno bosen ya, Jaem, sama aku?" Katanya sambil mendongak menatap Na Jaemin di sampingnya

Melihat lelehan air mata gadis itu, tangan Jaemin perlahan bergerak untuk mengelus rambutnya. Dia terkaget lagi saat dia tidak merasakan kesenangan dari kegiatannya. Dulu diam-diam dia selalu kesal saat Lee Jeno mengelus rambut hitam Chaerin. Ingin menyingkirkan tangan Jeno seketika itu. Tapi sekarang kenapa mengelus rambut Han Chaerin sama sekali tidak berefek kepadanya?

Revenge [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang