"Bu, ini Abang barusan meeting, kayanya Abang bakal pulang lebih cepat. 2 Hari lagi. Around 3pm nyampe sana."
Mendengar itu senyum tulus dari wajah Sarah langsung terukir. "Beneran? Kebetulan banget berarti!" Tepat setelah berbicara seperti itu Sarah merubah ekspresi wajahnya, lupa karena awalnya sudah berpikir untuk merahasiakan kepulangan Daira agar dapat memberi kejutan untuk Ali.
"Kebetulan kenapa, Bu?"
Sarah menggeleng seolah Ali dapat melihatnya sekarang. "Ah ga kok, kebetulan aja Ibu emang mau bikin rendang dua hari lagi."
Terdengar gelak canggung dari Ali di sebrang sana. "O- Okay? That's good."
Sarah terkekeh, "Iya makanya Ibu ga sabar."
"Iya, Ibu. Ini udah dulu ya, Bu. Abang cuman mau ngabarin itu. Ibu jaga kesehatan ya."
"Iya kamu juga."
Tepat setelah Sarah menekan tombol merah untuk memutuskan panggilannya, wanita itu kemudian langsung berteriak membuat Dean—Sang Suami yang ada di belakangnya tengah duduk sibuk dengan latop—terkejut.
"SEA!!!"
"Mulai nih mulai," gubris Dean sambil meminum kopi hitamnya.
Setelah melihat kedatangan Sea ke ruang tengah, Sarah langsung mengambil posisi duduk di hadapan Dean kemudian menyuruh Sea untuk duduk di sampingnya.
"Ada berita hangat!" ucap Sarah penuh semangat.
Melihat Sang Ibu sangat berantusias ingin bercerita, Sea tanpa sadar juga ikut semangat dengan mengangguk-anggukkan kepalanya menunggu Sarah bercerita.
"Tell me tell me!"
"Abang kamu bentar lagi pulang!!!"
Tidak sampai satu detik, wajah penuh semangat dari Sea tadi seketika hilang setelah kalimat tersebut terucap oleh Sarah.
"Bukan hangat lagi, udah basi itu beritanya." Tukasan dari Dean barusan membuat Sarah memutar bola matanya.
"Iyakan, Yah. Bang Ali 'kan juga udah kasih tahu di grup."
"Bukan itu ih, masa ga peka banget," kesal Sarah setelah melihat suami dan anaknya yang tidak sepemikiran dengannya.
"Ali pulangnya dipercepat jadi dua hari lagi. Sementara Daira juga bakal balik ke sini dua hari lagi. Mereka bakal ketemu!"
Spontan Sea menutup mulutnya, "OMG!"
"Please ini Ibu seneng banget, Ali tu ga tahu kalau Daira udah balik ke sini lagi. Dan Dai juga ga tau kalau Ali pulang minggu ini."
"Daira? Daira siapa?" Pertanyaan dari Dean barusan seketika merusak suasana hati Sarah dan Sea. Terbukti dengan keduanya yang berdecis secara bersamaan.
"Pikun banget kamu, Mas."
"Si Ayah mah, masa beneran lupa? Orang dulu semangat banget ngajakin Kak Dai jalan sore sama Abang sama Sea."
Dean melepaskan fokusnya dari laptop. "Eh? Daira? Daira siapa namanya. Daira anak si Fachri?"
"Nah itu," jawab Sea spontan.
"Iya Daira, dia baru sampe sini tiga hari lalu. Itu tadi kue yang kamu makan juga dari Daira, Mas."
Dean tampak bernapas lega, "Akhirnya Ali bisa punya pacar."
Sarah dan Sea mengerutkan keningnya.
"Nikah aja ga sih sekalian, kesel Ayah liat si Ali ga pernah bawa cewe ke sini. Terakhir emang si Daira pas masih kecil 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IF CLAUSE
Teen FictionTeruntuk Ali, bagian terbaik dari menulis lagu adalah ketika ia dapat membuat pengandaian semaunya. Menurut laki-laki itu, menarik saja jika kita dapat memutarbalikkan fakta atas apa yang terjadi sebenarnya dengan bentuk pengandaian kemudian dijadik...