... Tidak Ada Check Sound,

125 23 100
                                    

ᯓᡣ𐭩 ᯓᡣ𐭩 ᯓᡣ𐭩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᯓᡣ𐭩 ᯓᡣ𐭩 ᯓᡣ𐭩

"Lo beneran ga mau ke festival nih?" Pertanyaan itu ditanyakan lagi oleh Windi pada Daira setelah tadi ketika di perpustakaan perempuan itu menjawab dengan gelengan. Kini keduanya sudah berjalan keluar dari perpustakaan sehingga Windi ingin memastikan sekali lagi.

"Liat nanti deh, Ndi, tapi gue mau sih nyusul. Pengen cobain makanannya kayanya enak."

"Nah itu, lo ga liat sw si Kayli udah sampe titik-titik dia promosiin jualan orang."

Daira tertawa, "Iya lagi."

"Yaudah gue duluan deh ya, udah laper juga. Kasih tau gue nanti kalau lo nyusul."

Daira mengangguk saja sambil melempar senyuman ke arah Windi ketika temannya itu sudah mulai mempercepat langkahnya untuk pergi. Daira lalu melambaikan tangannya saat Windi sempat melirik ke belakang.

Setelah Windi tidak lagi tertangkap oleh penglihatannya, Daira segera melirik ke sekitar area taman perpustakaan itu mencoba mencari bangku karena ia masih harus mengedit satu makalah untuk tugasnya minggu depan. Daira memang tipe yang seperti itu, kalau sedang rajin, pasti semuanya langsung selesai. Buruknya, begitu juga kalau malas, tidak akan ada yang selesai.

Kembali ia buka laptopnya setelah duduk di sebuah bangku taman yang masih terkena sedikit cahaya matahari, beruntung disini banyak sekali pohon dengan angin yang selalu berlalu-lalang sehingga hawa panasnya tidak begitu terasa.

Taman itu tampak lengang tidak banyak orang, semuanya Daira tebak tengah memenuhi lapangan olahraga di dekat aula. Sedang ada festival di sana untuk acara penutupan ospek. Daira juga sudah di ajak oleh Windi dan Kayli untuk datang bersama mereka nanti malam menyaksikan puncak acaranya.

Karena memang di sana sepi, Daira tidak jadi menjangkau airpods-nya dan menikmati saja suara gesekan-gesekan daun rindang itu. Tampak sangat fokus jika sudah dihadapankan lengan makalah.

"Ra."

"Hm?" Daira seketika membulatkan mata menatap layar laptop setelah ia yang reflek berdehem karena merasa terpanggil. Sempat terdiam sebentar, Daira kemudian segera melirik ke arah sampingnya karena seperti yang ia amati tadi, taman ini sepi.

"Lah?" Seketika Daira tergelak mendapati Gabriel sudah duduk di sampingnya. "Kok bisa ada di sini? Ngapain?"

"Kebiasaan banget, fokus sampe ga sadar gitu."

Daira kemudian hanya terkekeh menanggapi balasan Gabriel itu. Ia lalu menatap Gabriel lekat dengan tangan yang mencoba menghambat sinar matahari yang sedikit menutupi Gabriel. "Ganteng banget hari ini," lanjut Daira.

Gabriel sontak terkejut akan pujian tiba-tiba itu. Tidak ingin terlihat salah tingkah, Gabriel mengalihkan pandangannya ke samping dan setengah mati menahan senyumnya.

IF CLAUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang