... Ali Sadar dengan Perasannya,

118 21 98
                                    

"AAAAA!!!"

Gabriel terkekeh pelan sembari menuruni anak tangga dari panggung setelah mendengar perempuannya di sana sudah berteriak dengan ekspresi teramat senang menanti Gabriel untuk mendekap dipelukannya.

Setelah benar-benar turun dari panggung, Daira segera saja berlari menghampiri Gabriel kemudian memeluk erat laki-laki itu.

"Hari ini kamu keren banget!" ucap Daira selagi ia masih memeluk laki-laki itu. Yang dipuji tampak tersenyum senang sembari menutup matanya menikmati pelukan dari perempuannya.

"I got you flowers!" lanjut Daira setelah ia melepaskan pelulannya untuk menunjukkan sebuah bouquet bunga yang sudah ia siapkan. "Aku bikin sendiri tau, ingetkan aku cerita Windi buka toko bunga. Aku diajarin Windi!"

Gabriel tampak takjub menerima bunga itu, ia kemudian menikmati aromanya lalu bersuara, "Makasi ya! I appreciate it so much." Selanjutnya ia usap kepala Daira kemudian kembali membawa perempuan itu ke dalam pelukan.

Gabriel selalu penuh syukur semenjak dapat menggandeng Daira. Mendapati Daira akan selalu meluangkan waktu untuk setiap acara yang dihadiri Gabriel membuatnya sangat menghargai apapun tentang Daira. Bahkan saat itu, Daira sampai datang keluar kota tanpa sepengetahuan Gabriel padahal ia tahu perempuan itu pasti sedang sibuk-sibuknya dengan segala macam tugas setelah naik ke semester tiga ini.

Namun tidak dapat ia pungkiri juga jika ia memang selalu berharap jika dapat melihat Daira selalu menunggunua dibelakang panggung seperti ini. Klise, namun memang itulah yang ia rasakan. Lelahnya hilang begitu saja ketika melihat senyum Daira yang merekah sambil merentangkan tangannya menyambut Gabriel.

"Aii, you're here!"

Panggilan yang sudah sangat khas dari Ali itu membuat Daira dan Gabirel melirik pada arah yang sama.

"Ali! Selamat ya tadi penampilan kalian keren banget!" Daira kemudian juga memberikan pelukan pada sahabatnya itu.

"Thanks! Sama siapa ke sini?"

"Tadi nebeng Jihana sih."

"Ah kebetulan banget, dimana anaknya sekarang?"

"Kayanya diruangan makeup deh sama Raden."

"Ok, gue kesana dulu ya." Ali kemudian melirik ke arah Gabriel. "Ge," pamitnya kemudian langsung pergi kembali meninggalkan Daira dan Gabriel di sana.

"Kali ini mau drive thru apa?"

Daira tampak berpikir juga tengah menahan senyum. Ia terkadang masih suka geli sendiri jika harus mengingat tentang rutinitas kecil mereka ini. Sangat lucu menurutnya. Setiap Daira datang untuk menemai Gabriel promosi, konser atau bahkan hanya sekedar wawancara, keduanya akan menyempatkan waktu untuk drive thru ke restoran-restoran cepat saji lalu akan makan di dalam mobil sambil berbincang-bincang.

Tidak bisa bohong, itu adalah aktifitas yang paling Daira suka lakukan bersama Gabriel. Ditambah, ia merasa senang saja dapat menyupuri laki-laki itu setiap mereka melakukannya. Nanti, Gabriel akan duduk tenang dikursi penumpang dan bertugas bernyanyi untuk Daira sembari mendengarkan playlists kesukaan mereka.

Terdengar sangat asik bukan?

Memang.

"Mau nachos ga?" Daira malah balik bertanya.

"Sounds good."

"Ok! Nachos!"

Gabriel tersenyum kemudian langsung merangkul Daira sekalian membawa perempuan itu pergi dari sana untuk menuju ruang ganti.

"Tunggu dimobil aja ya, Ra, gerah kayanya kalau kamu harus nunggu disini."

Daira mengangguk. "Ok."

ᯓᡣ𐭩 ᯓᡣ𐭩 ᯓᡣ𐭩

IF CLAUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang