Maka Lagu Itu Tidak akan Pernah Tercipta

142 20 99
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᯓᡣ𐭩 ᯓᡣ𐭩 ᯓᡣ𐭩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᯓᡣ𐭩 ᯓᡣ𐭩 ᯓᡣ𐭩

Ali segera saja turun setelah mobil itu ia parkirkan dengan sempurna di halaman rumahnya. Berjalan ke arah teras, laki-laki itu sempat melirik ke jam tangan yang melingkar di pergelangan lengan kirinya dan mendapati hari sudah menunjukkan pukul lima kurang lima menit, pagi.

Baru saja ingin memperlambat gerakannya agar tidak mengganggu orang rumah yang masih tertidur, pintu utama itu kemudian terbuka begitu saja yang selanjutnya menampilkan Sarah dengan mata menyipit tampak sekali seperti baru bangun tidur.

"Ibu? Baru bangun?"

"Kebangun denger suara mobil kamu."

Setelah menyalami Sang Ibu, Ali kemudian berjalan memasuki rumah setelah Sarah memberi anaknya itu ruang untuk melewatinya.

"Ga sekalian minggu depan aja pulangnya, Bang?" Pertanyaan sarkas itu jelas seharusnya membuat Ali tersinggung namun Ali lebih memilih terkekeh saja. Bahkan ia sendiri memang sudah berencana untuk pulang minggu depan jika ia tidak kehabisan pakaian ganti.

Sarah kemudian mengekori anak laki-lakinya itu yang berjalan ke arah dapur hendak mengambil air dingin di dalam kulkas.

"Ibu sengaja ga bahas biar Abang cepet capeknya, taunya Abang malah berlarut-larut kaya gini. Udah mau jalan 2 tahun ga sih?"

Air dingin segar itu baru saja mengalir dikerongkongan Ali yang kering ketika penuturan Sarah dengan mudahnya membuat hilang fungsi air yang seharusnya menyegarkan tubuhnya itu. Ali terbatuk kemudian mencoba untuk langsung duduk.

"Habisin waktu distudio, jarang pulang, entah makan entah enggak. Kaya ga punya keluarga aja kamu, Bang." Sarah kemudian berjalan ke arah kulkas untuk mengambil sekotak buah yang sudah ia potong-potong untuk ia hidangkan pada Ali. Sarah kemudian ikut duduk di hadapan anak laki-lakinya itu. "Emang ilang sakitnya kalau di studio?"

"Bu..."

"Coba jawab dulu."

"Apa yang mau dijawab?"

IF CLAUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang