Gabut!
Tadinya banyak yang minta cerita ini up
Tapi pas udah di up gak ada yang vote 😧
Au ah...!_______________________
"Boruto!! Bisa kamu kamu kecilin suara tv gak sih?!!" Teriak Sarada dari dapur.
"Gak!!" Ketusnya santai.
Gadis berframe merah itu hanya menghela napas kasar. Lalu menuangkan segelas air kan. Membawa air itu untuk Boruto. Tidak, tepatnya untuk memberi pria itu sedikit pelajaran di pagi hari.
Byurr..
Air di gelas itu tumpah tepat di wajah Boruto. Dia mengelap wajahnya dengan lengan pakainya. Lalu menatap tuan ruang itu dengan sinis.
"Apa gak bisa kamu kecilin sendiri? Aku sibuk!!" Ketus pria pirang itu.
"Sibuk?? Dari tadi kamu ngapain?! Cuma main sosmed kan?!" Cerca Sarada.
"Itu juga termasuk kesibukanku! Kamu gak berhak larang aku!!"
"Apa kecilin suara tv beberapa detik aja kamu gak bisa?! Anak TK aja bisa!!" Ketus Sarada sambil melipat tangannya.
"Gak! Udahlah aku mau mandi!"
Pria pirang itu berlalu meninggalkan Sarada yang sedang bersungut-sungut.
'Bisa-bisanya bibi Hinata tahan dengan kelakuan anaknya itu! Aku gak pernah dengar dia marah' , batinnya kesal.
Beberapa menit kemudian terdengar teriakan Boruto dari kamarnya.
"Sarada!!! Ambilkan handukku!!!!"
"Bodoh!!! Kenapa tidak kamu bawa masuk handuknya!!!!" Teriak Sarada sama kerasnya.
"Aku lupa!!! Handukku ada di jemuran!!!"
"Ambil sendiri!!!"
"Apa kamu mau aku keluar tanpa memakai apa-apa??!!!!" Boruto mulai kesal.
"Cih! Iya sebentar!!!"
Tak lama kemudian tangan Sarada mengetuk pintu kamar mandi di kamar Boruto. Sebuah tangan terulur dari balik pintu. Pintu itu tertutup lagi dengan sedikit keras.
Pandangan gadis frame merah itu menyapu seluruh kamar pria pirang itu. Perhatiannya tertuju pada ponsel yang tiba-tiba berdering. Di layar tertera sebuah nama panggilan yang membuat gadis itu jijik.
Syng💛
'Iuhhh!! Lebay! Dasar alay!'
Tanpa mempedulikan pemilik ponsel dan si penelpon Sarada mematikan sambungnya. Kini dia malah bermain-main dengan bolpoin lucu di tangannya.
'Ternyata dia suka benda-benda kawaii. Bolpoin aja bentuknya hello kitty!'
"Lagi ngapain kamu?!" Tanya sebuah suara bariton.
"Lagi cari aib kamu. Tapi, gak nemu!" Ketus Sarada.
"Ck! Tadi ponselku bunyi, kamu yang angkat?"
"Aku matiin"
"Kenapa? Emang tadi siapa yang telepon?"
"Pacar kamu"
"Kenapa gak bilang!! Dia bisa marah!"
"Emang aku peduli!"
Gadis itu berjalan keluar dan membanting pintu.
Boruto POV
ARRGGHHH!!!
Pengin pulang aja rasanya. Tapi, ini semua menyangkut janji! Serasa masuk neraka dunia! Bawaannya marah mulu tiap saat aku bicara sama dia! Mana suka nyolot! Oke, slow...Setelah ganti baju aku langsung keluar kamar. Terdengar suara dentingan sendok di dapur.
Sarada berjalan dengan cepat sambil membawa segelas sirup. Aku tak mempedulikannya. Biarlah. Setidaknya setannya sedang beristirahat untuk marah.
Crat!~ anggep aja suara air tumpah.
Sedikit dari sirup itu tumpah ke lantai. Dia tampak menghela napas. Aku hanya melihatnya tanpa berbuat apa-apa.
Dia membawa sebuah lap pel. Lalu kembali ke belakang.
"Boruto! Apa kamu lihat lap pel?"
"Disini, bodoh!!"
Entah salah langkah atau karma karena telah memanggil gadis itu bodoh, aku terpeleset dan jatuh tepat saat Sarada di depanku. Dan sekarang dia berada di atasku. Bibir kami tak sengaja bertemu. Mata kami terbelalak. Beberapa saat kemudian...
PLAKK!!
Tamparan keras mendarat di wajah tampan milik seorang putra Naruto Uzumaki.
"DASAR HENTAI!!"
tbc
Votmennya please....
Aku butuh dukungan buat cerita ini 😯😯😯
KAMU SEDANG MEMBACA
One Home
Teen FictionSarada harus menerima keputusan orang tuanya yang harus pergi demi pekerjaan. Dia harus tinggal bersama seorang pria untuk menjaganya. Dia adalah anak dari sahabat orang tuanya, Naruto Uzumaki. Sarada harus menerima itu, walaupun dia sebenarnya tida...