Sarada harus menerima keputusan orang tuanya yang harus pergi demi pekerjaan. Dia harus tinggal bersama seorang pria untuk menjaganya. Dia adalah anak dari sahabat orang tuanya, Naruto Uzumaki. Sarada harus menerima itu, walaupun dia sebenarnya tida...
"Boruto!! Bangun!!" Teriak gadis bermata kelam itu tepat di telinga pria pirang di depannya.
"Hmmm"
"Cepat bangun! Apa kamu mau terlambat! Ini hari Senin!"
"Lima menit lagi!"
"Lima menit?? Sepuluh menit lagi kita terlambat!!"
Pria pirang itu keget dan langsung melihat ke arah jam weker di nakas.
"Jam 06.50??!!" Dia terlonjak dari tempat tidur. Dengan cepat menyambar handuk dan masuk ke kamar mandi.
'Kasian. Padahal baru jam setengah enam'
Sarada hanya tertawa menang dalam hati.
****
Sarada tengah membuat sarapan saat Boruto keluar dari kamarnya. Wajah pria itu kelihatan seram dengan tatapan tajam yang tertuju pada Sarada.
"Apa maksud kamu tidak membangunkanku!!!" Ketusnya.
"Heiii... apa kau tidak bisa melihat jam??" Tanya Sarada sambil menunjuk ke arah jam dinding.
"Jadi, jam wekerku....!"
"Ahahaha" tawa Sarada meledak.
"Ayolah itu tidak lucu!" Boruto duduk di salah satu kursi.
"Itu lucu bodoh!!" Sarada meletakkan sepiring roti di depan pria itu.
"Apa benar hari ini ada murid pindahan?" Tanya pria pirang itu sambil mengigit serapannya.
"Iya. Apa kamu ketinggalan info? Dasar kuper!"
"Hei! Siapa bilang aku kuper!!"
"Sudahlah makan saja!"
Pria itu hanya melirik kesal.
****
Sampai disekolah, dan seperti biasa mereka mendapat tatapan tak suka dari kaum hawa. Mereka tak suka melihat pria pirang yang mereka idolakan dekat dengan gadis frame merah itu. Mereka hanya sirik, tanpa tahu yang sebenarnya. Dasar haters!
"Sarada!" Panggil seorang gadis eksotis dari depan kelas.
"Um... Boruto aku masuk kelas dulu"
"Ya"
Sarada langsung menuju ke kelasnya. Kebetulan kelasnya dan Boruto beda. Dan itu membuat para haters BoruSara merasa sedikit senang.
****
Kelas Boruto
Empat pria yang paling tampan di SMA Konoha sedang dicuri pandang oleh gadis-gadis di kelas mereka. Tapi, mereka tak pedulikan itu.
"Boruto, apa kamu udah jadian sama Sarada?" Tanya pria nanas yang duduk di depan Boruto.
"Cih! Kalau kamu mau, kamu aja sana!" Ketus Boruto.
"ShikaYodo, Boruto!" Pria tinta itu angkat bicara.
"Hei... hei... apa yang kamu gambar, Inojin?!" Boruto sedikit melirik pada kertas gambar di depan temannya itu.
"Tidak ada... hanya gambar biasa!" Gugup.
"Kenapa ada Hima disana?" Tanya Mitsuki sinis.
"Eh! Siapa bilang aku gambar Hima! Tidak! Tidak ada!" Makin gugup.
"Apa kamu suka sama adikku?" Tanya Boruto dengan smirk smile.
"Hei! Sensei datang!"
Otomatis semua duduk pada tempatnya. Dan Inojin terselamatkan dari kegugupan.
Saat pria serangga itu masuk, terlihat seorang pria pirang di belakangnya.
"Ne~ perkenalkan dirimu!"
"Kawaki" singkatnya. Dan semua gadis di kelas berjeritan seperti orang kesurupan.
"Tak ada yang lain?"
"Tidak"
"Baiklah kamu boleh duduk bersama Boruto. Boruto angkat tanganmu!"
Pria pirang itu mengangkat tangannya dengan malas.
Sekitar 30 menit kemudian...
"Boruto, Wali kota memanggilmu!" Kata Anko sensei dari depan pintu.
Boruto berjalan keluar kelas. Dia paling tidak suka dipanggil saat pelajaran untuk hal yang tidak penting.
'Apa dia tak tahu aku tak suka dipanggil waktu pelajaran?! Dasar ayah bodoh!' Batin Boruto kesal.
Skip! Skip! Skip!
Kantin
"Boruto, apa yang ayahmu katakan?" Tanya Mitsuki sambil mengeluh hewan peliharaannya.
"Yang dia katakan sama sekali tidak penting! Aku menyesal memenuhi panggilannya!"
Tiba-tiba dan sudah biasa dua gadis duduk bersama mereka di kursi yang tersisa.
"Psstt, Sarada, apa kamu suka Boruto?!" Bisik Shikadai.
"Tidak!" Ketusnya.
"Oh ya, Inojin! Apa yang tadi pagi kamu gambar.
"Apa? Bukannya aku sudah bilang, itu gambar biasa!"
"Ayolah! Kami akan percaya setelah kamu tunjukkan gambarmu!" Desak Shikadai.
"Tidak!"
"Tunjukkan! Atau aku panggang kamu!" Ketus Sarada.
"Eeee... iya! Iya! Tapi, jangan katakan padanya!"
Inojin menunjukkan selembar kertas gambar yang baru saja dia selesaikan gambarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ehhh!!!" All-kaget.
"Ternyata selera kamu bocil!" Ketus Boruto.
Wajah Inojin memerah malu. Kelima temannya memandangnya dengan smirk devil mereka.