Sebelum ke ceritanya, Author mau minta pendapat kalian. Ini tentang nama saya sendiri.
Mama saya kasih nama saya
Julian Anggun Nurita
Tapi belum lama ini mama bilang sendiri
"Namamu Julian Anggun Naruto,aja ya?!"
Me : ( WTF?) -batin.Oke
NextEeee.... Lupa tadi di barusan dapet ide... Tapi melayang lagi:v
Oke
NextBoruto POV
Kenapa hari Minggu mesti ada? Aku kan sendirian sekarang di rumah Uchiha! Takut aja kalau tiba-tiba ada hantu hensem muncul// Itachi.
Lama-lama aku aku pengin mati. Berharap si Salad peka sama saja berharap ayam bisa melahirkan. Dia peka terhadap Kawaki, dingin terhadapku. Itu sakit bukan?
Satu hari yang lalu dia bilang "aku cinta kamu!" Sekarang apa? Dia kembali pada si kutu miper itu. Dan katanya kutu miper hanya memanfaatkannya sebagai penutup gengsi. Sebenarnya apa yang dia katakan? Lama-lama aku otaku bisa tambah oleng.
"Boruto aku pulang!"
Akhirnya Salad pulang.
"Kamu sudah makan?"
"Apa ada makanan?" Tanyaku balik.
Dia menghela nafas.
"Makan diluar?" Tanyanya
"Kan sudah aku bilang! Tidak ada makanan Salad!"
"Kita makan diluar, Bolt!"
"Tapi, tidak ada makanan!"
"Ya, maka dari itu kita makan diluar!! Bolt!"
"Kita akan makan apa kalau tidak ada makanan? Makan angin di teras?!"
"Bodoh!! Maksudnya kita makan di rumah makan atau di manapun! Bukan makan di luar rumah!!" Ketusnya.
"Oh!"
Akhirnya kita berdua pergi setelah perdebatan panjang itu. Ada hal yang harus aku tanyakan langsung.
*****
"Salad!" Panggilku setelah kami memesan meja di resto Indo.
"Apa?"
"Ada yang ingin aku tanyakan"
"Katakan saja"
"Satu hari yang lalu apa yang kamu katakan itu benar?"
"Yang mana?"
"Dua hal yang kamu katakan! Ingat?"
"Tidak aku hanya bercanda! Lagi pula kenapa kamu percaya? Apa kamu tidak bisa membedakan wajah serius dan tidak serius?"
Aku menghela nafas. Baiklah! Cukup tahu:)))
Boruto POV end
Author POV
Setelah mereka selesai makan... Ya mereka pulang lah!
Tapi, ada sesuatu yang menggangu. Hal yang paling tidak disukai oleh Boruto.
"Kamu habis dari mana?" Tanya orang itu tanpa memperdulikan pria pirang di samping gadis Uchiha itu.
'elah! Kutu miper!' batin Boruto.
"Aku habis makan sama Boruto. Kamu dari mana?" Tanya Sarada.
"Eee.... Aku dari rumah temen"
"Katanya kamu ada urusan penting?"
"Ya itu, aku ada tugas kelompok!" Jawab Kawaki.
"Tugas kelompok? Emang ada?" Boruto heran. Karena seingatnya Shino sensei tak memberikan tugas kelompok.
"Apa kamu pikun?!" Ketus Kawaki.
"Lihatlah!" Boruto memperhatikan PC-nya dengan Shikadai yang baru saja.
Boruhensem
Dai, ada tugas kelompok?Shikadaimaru
Tidak wahai anak Naruto Uzumaki!Boruhensem
Oke! Terimakasih keturunan Shikamaru Nara!Shikadaimaru
Oke!Kawaki terdiam. Sarada hanya tertawa kecil melihat chat absurd
Boruto dan Shikadai."Tugas kelompoknya tidak ada, Kawa-kun! Coba jujur!" Pinta Sarada.
'mapus kau kutu miper!' batin Boruto.
"Iya... Iya... Aku dari rumah Metal!"
"Ngapain?"
"Eee... Nonton Captain Tsubasa main"
"Bukannya itu minggu depan ya?" Tanya Boruto lagi.
"Kamu lupa kali?" Kawaki mencoba membenarkan kata-katanya.
"Tidak mung-...." Kata-kata Boruto terpotong oleh suara panggilan gadis.
"Kawa-kun!!!!" Panggil gadis tak dikenal itu. Lalu berlari menghampiri orang yang di panggil.
"Dia siapa?" Tanya Sarada dan gadis itu bersamaan.
"Dia Sarada. Temanku", jawab Kawaki.
"Kamu siapa?!" Tanya Sarada ketus.
"Aku pacar Kawa-kun! Kamu kenapa sewot!" Gadis itu nyolot.
"Aku pacar Kawa-kun! Kamu siapa?!!" Ketus Sarada lagi.
"Kawaki! Apa maksudnya??" Tanya dia gadis itu bersamaan.
"Udahlah Salad! Masih ada yang lain!"
Boruto menarik paksa tangan seputih susu itu meninggal tempat mereka berdebat.
TBC!
Kawaki punya cadangan:v
Jan lupa votmen!
KAMU SEDANG MEMBACA
One Home
Teen FictionSarada harus menerima keputusan orang tuanya yang harus pergi demi pekerjaan. Dia harus tinggal bersama seorang pria untuk menjaganya. Dia adalah anak dari sahabat orang tuanya, Naruto Uzumaki. Sarada harus menerima itu, walaupun dia sebenarnya tida...