Boruto POV
Esok harinya
KantinDia masih belum mengerti apa yang aku katakan kemarin. Sekarang malah dia terlihat semakin dekat dengan si brengsek itu. Apa dia suka? Atau hanya sebatas teman baru? Aku tak tahu itu. Yang aku tahu sekarang mereka semakin dekat. Bahkan kadang dia menceritakan aibku saat dirumah.
Ehh... Ada satu yang membuatku senang. Ketika Kawaki mendengar kalau kami tinggal berdua sebulan terakhir ini. Dan masih ada lima bulan kedepan.
Si brengsek itu tak lupa menatapku tajam. Aku hanya menatapnya balik tanpa ekspresi. Lalu kembali ke gurauan tak beraturan bersama tiga orang somplak di depanku. Eee... ngomong-ngomong aku ketuanya sih :v.
"Psst, Bor!" Bisik Inojin.
"Apa?"
"Tembak aja Sara, dari pada nanti kamu menyesal. Itu tikus kan sainganmu!" Lanjutnya.
"Biarlah! Kalau jodoh pasti dia baliknya ke aku", jawabku malas.
"Bisakah kalian diam sebentar? Aku tidak bisa tidur tadi di kelas!" Shikadai menatap kami bertiga dengan mata sayu.
"Lah, kenapa?!" All//-Shikadai.
"Kalian pasti tahu Anko sensei itu guru killer??"
"Kalau kamu tidur kayaknya dia bakal kasih kamu ke ularnya", Mitsuki membentuk tim tangannya seperti ular. Padahal dia sendiri kemana-mana bawa ular :v.
"Ular mana? Ularnya tidak mungkin muat makan manusia!" Ketus Shikadai.
"Maksudku ular itu Manda"
Seketika kami bertiga diam karena kebodohannya. Manda itu sudah lama mati. Bahkan waktu masih di Naruto Shippuden. Mati kena petasannya om Deidara.
Boruto POV end
Sarada POV
Aku rasa sekarang Kawaki lebih menyenangkan di banding waktu dia pertama kali masuk. Bahkan mungkin sekarang dia lebih asyik dari pada makhluk pirang bodoh itu.
"Sarada apa nanti aku boleh main ke rumahmu??" Tanya Kawaki.
"Umm... Boleh!"
"Ya sudah, aku ke kelas dulu"
"Ya"
Waktu sudah di rumah...
Aku akan memasak beberapa makanan. Mungkin Kawaki suka nanti. Tapi belum selesai dia sudah datang. Kenapa aku tak bertanya kapan dia datang tadi! Dasar aku!
"Boruto! Bisa kau buka pintunya?"
"Dia kan tamumu! Bukan tamuku! Jadi buka saja sendiri!"
Belakangan ini Boruto berubah emosional. Aku tak tahu kenapa. Apa mungkin dia PMS? Tidaklah!
"Iya sebentar!"
....
"Masuk dulu"
"Kamu lagi masak?"
"Eeh... Iya. Kamu duduk saja dulu"
"Tidak. Boleh aku ikut ke dapur?"
"Ya sudahlah. Ayo!"
Aku kembali memotong bahan makanan. Dua orang itu saling menatap dengan tatapan sinis. Biarlah mungkin mereka belum terlalu mengenal.
"Aww!!" Jeritku saat mata pisau menyentuh jariku.
"Sarada!" Boruto refleks memegang tanganku. Lalu mengelap darah yang keluar dengan selembar tisu.
Kawaki hanya melihat itu dengan dongkol. Sepertinya mereka tidak akan lebih saling mengenal. Mereka itu... Tidak akur^
"Um... Sarada, kamu mau pergi keluar?" Tanya Kawaki.
"Kemana?"
"Kita jalan-jalan, mau kan?"
"Tidak! Apa kamu tidak lihat diluar mendung?!" Cerca Boruto.
"Aku bukan mau pergi naik motor kayak kamu! Aku bawa mobil!!"
"Mobil? Ahaha!!" Boruto tertawa lepas.
"Kenapa? Kamu ngiri?"
Aku hanya bisa diam. Karena aku di kacangin.
"Mobil kamu tidak selevel dengan peliharaan ayahku!" Ketus Boruto.
WTF!!! Rubah di bedain sama mobil! Emang ini bor listrik minta di siram air.
"Kalian bisa diam? Kalau tidak silakan tinggalkan rumah ini!"
"Iya bisa kok. Jadi, kamu mau kan?" Tanya Kawaki.
"Bisa. Sebentar aku siap² dulu" kataku. Lalu meninggalkan mereka yang masih saling menatap dengan tatapan sinis. Sebenarnya mereka itu kenapa?
TBC!
Asli gj!Jan lupa votmen...

KAMU SEDANG MEMBACA
One Home
Teen FictionSarada harus menerima keputusan orang tuanya yang harus pergi demi pekerjaan. Dia harus tinggal bersama seorang pria untuk menjaganya. Dia adalah anak dari sahabat orang tuanya, Naruto Uzumaki. Sarada harus menerima itu, walaupun dia sebenarnya tida...