16.

4K 237 8
                                    

Promosi bentar

Baru publisYang mau belajar bahasa Jepang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru publis
Yang mau belajar bahasa Jepang... Mampir kuy
Translate by - saya sendiri😞// I know, I'm alone...
Semoga bermanfaat buat kalian...

Oke
Happy reading....

*
*
*
*
*
*
*
*
Dua bulan kemudian....

Sarada berlari memeluk wanita pink yang baru saja sampai di Bandara. Wajah bahagia terpancar jelas dari Sarada. Begitu pula Boruto dan keluarga Uzumaki lainnya.

"Mama! Aku kangen!" Kata Sarada dalam pelukan wanita pink itu.

"Hei, kau seperti anak kecil!" Ketus Boruto saat melihat hal itu.

Sarada melepas pelukannya. Sekarang dia melirik kearah pria pirang itu.

"Itu wajar, dasar Bolt!" Balas Sarada ketus sambil membenarkan letak kacamatanya.

"Sudahlah, ayo kita pulang!" Ajak Naruto.

Dua muda mudi itu berjalan di depan dengan saling mengejek satu sama lain. Sedangkan dua pasang orang tua di belakang mereka tersenyum kecil. Seorang anak bersuara hitam hanya tersenyum kikuk kerena bingung.

##

Empat pasang mata tengah membicarakan sesuatu di ruang tamu. Mereka tampak serius.

"Naruto, apa semua rencana mendadak kita berjalan lancar?" Tanya Sasuke sambil memandang pria pirang itu.

"Yaa... Begitulah. Walaupun mereka belum bisa akur sampai sekarang", jawab Naruto sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Huh... Hubungan yang aneh ya?!" Sakura angkat bicara.

"Tapi, mereka mempunyai perasaan yang sama. Itu tak masalah, Sakura", balas Hinata.

"Itu keunikan mereka!" Ketus Sasuke.

"Naruto, apa kau sudah memutuskan tanggal pernikahannya?" Sakura bertanya seraya menggigit dango. 

"Itu akan aku putuskan dengan Sasuke nanti", jawab Naruto.

"Ya, setidaknya beri tahu mereka!" Sasuke merebahkan tubuhnya ke belakang.

"Aku akan memanggil mereka", Hinata bangkit dari duduknya.

Tak lama kemudian, datang tiga orang bersama Hinata. Mereka duduk di sofa. Merasa bingung dengan suasana saat itu. Sedangkan Hima hanya celingak-celinguk di pangkuan ayahnya.

"Ada apa? Kenapa kalian terlihat sangat serius?" Tanya Sarada yang mulai tak nyaman dengan suasana.

"Ada hal penting yang harus kami beri tahu pada kalian", jawab Sasuke.

"Apa itu?" Boruto melipat kedua tangannya.

"Sebenarnya selama enam bulan kalian tinggal satu rumah adalah rencana kami. Itu rencana yang sangat mendadak", Naruto membuka suara.

"Apa tujuan rencana itu? Dan kenapa rencananya sangat mendadak?" Tanya Boruto sarkas.

"Tujuannya memberikan kalian kesempatan untuk saling mengenal lebih dekat", jawab Sakura diikuti senyum manisnya.

"Rencananya dibuat saat kami akan berangkat. Itu yang membuat rencana ini sangatlah mendadak!" Sambung Sasuke.

"Kenapa kalian rencanakan hal semacam itu?!!" Tanya dua orang itu ketus.

"Bukankah aku sudah bilang? Itu untuk mempererat hubungan kalian", Sakura sarkas.

"Dan karena kami berempat ingin menyatukan kalian. Kalian mengerti kan?" Tanya Hinata saat bibir Boruto mulai mengerucut.

"Tidak perlu cara seperti itu! Kami akan bersatu dengan sendirinya!" Ketus Boruto, diikuti tawa oleh semua orang, minus Hima.

"Kalian semua bicara tentang apa?" Tanya Hima disela-sela tawa mereka.

"Kamu ini benar-benar polos, Hima!" Kata Sakura seraya mencubit pipi chubby itu.

"Aku serius! Apa yang kalian bicarakan?!" Hima menggembungkan pipinya.

"Tidak ada! Itu tak penting!" Kata Naruto untuk mengakhiri ke-kepo-an putrinya.

Mereka semua berjalan ke meja makan untuk makan malam bersama. Disana Boruto merasa lega dengan semuanya. Begitu pula Sarada, dia bisa memberikan jawaban pasti pada Kawaki.

TBC!
VOTMEN!
Maaf pendek:)








One Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang