Satu hari, iya hanya satu hati Boruto harus di rawat di RS. Hari ini saatnya Boruto pulang.
"Boruto, apa kau yakin tak mau pulang ke rumah saja?" Tanya Hinata pada putranya.
"Iya! Lagi pula ayah sudah janji pada paman Sasuke".
"Tapi, keadaanmu sekarang akan merepotkan Sarada",
"Ahaha... Tidak apa-apa bibi Hinata! Aku tak kerepotan!"
"Lihatkan! Dia sendiri yang minta!" Boruto menyakinkan kedua orang tuanya.
"Baiklah! Jaga dirimu! Kami pulang dulu", Naruto mengakhiri percakapan.
"Niichan! Jaga dirimu!!" Teriak Hima sebelum masuk ke dalam mobil sambil melambaikan tangannya.
Boruto dan Sarada membalas lambaian tangan.
******
Sarada POV
Baiklah mungkin hari ini akan lebih baik. Aku tak perlu sendiri seperti kemarin di rumah. Itu membosankan!
"Bolt! Sebaiknya untuk hari ini kau istirahat dulu!" Ketusku saat melihat Boruto berkutat dengan tugas sekolahnya.
"Apa kau tak tahu? Nilai itu penting!"
"Aku tahu itu! Tapi, bukan berarti kau harus memaksakan diri! Bodoh!" Ketusku lagi. Rasanya apapun yang aku katakan tak pernah di anggap serius olehnya.
"Sudahlah! Keluar dari kamarku! Kau menggangu!!" Dia mengusirku bak mengusir seekor ayam yang masuk ke pekarangan.
"Hey! Bolt! Bisakah sekali kali kau dengarkan aku?"
"Tidak! Sebaiknya kau cari pendamping baru! Kau bukan kau tanpa senyummu!" Ketusnya sambil memandangku sinis.
"Sudah kubilang, kalau aku tak peduli tentang hal itu!"
"Apa yang bisa membuatmu peduli lagi akan hal itu?"
"Apa kamu benar-benar ingin tahu??" Tanyaku sarkas.
"Iya! Katakanlah!"
"Kau!" Kataku cepat. Lalu kutinggalkan kamar si pirang itu.
"Hey! Salad! Apa yang kau katakan tadi? Aku tak mendengarnya dengan jelas!"
"Itu bukan urusanku! Dasar bodoh!" Aku abaikan dia yang terus menerus memanggil.
"Setidaknya ulagi lagi apa yang kau katakan tadi!!"
"Maaf, tapi waktu tak dapat di ulang lagi!!" Balasku sinis.
Boruto hanya mendengus kesal. Lalu kembali di fokus pada tugas-tugasnya. Tapi, aku tak yakin kalau dia sedang fokus pada tugas-tugasnya. Yang aku yakini dia sekarang sedang mencoba menemukan kata-kataku yang tak jelas dan cepat tadi.
Sarada POV end
Boruto POV
Apa yang sebenarnya di katakan Sarada tadi?! Itu terdengar cepat dan tak jelas! Dan dia tak mau mengulang kata-katanya! Arrggh! Dasar Salad!
Yang aku kerjakan sekarang hanya mengigit ujung bolpoin sambil terus memikirkannya. Berapa kali pun aku mencoba, rasanya kata-katanya tak bisa di slow motion.
Baiklah akan aku tanyakan lagi.Aku turun dari kamarku ke ruang keluarga di lantai dasar. Di sana duduk seorang gadis berambut hitam dengan secangkir teh hijau di depannya. Aku duduk di sofa sebelahnya. Dia hanya melirik sekilas. Lalu fokus kembali pada acara TV yang sedang di tanyangkan.
"Salad!" Panggilku.
"Apa?"
"Apa kau bisa membuat kata-katamu tadi menjadi slow motion?" Tanyaku. Dibalas tatapan heran darinya.
"Apa kau benar-benar ingin tahu? Sampai-sampai kau bertanya itu terus menerus padaku!"
"Ayolah! Katakan saja! Apa kau ingin melihatku mati penasaran! Lalu aku akan menggentayangimu sebagai setan penasaran?!" Rancauku tak jelas.
"Baiklah!"
"Ya sudah katakan!"
"Kau!"
"Coba ulangi!"
Wajahnya sedikit merona. Itu terlihat manis. Bahkan madu kalah manisnya.
"K-A-M-U!! Jelas???"
"Iya sangat jelas!"
Aku mengecup keningnya sambil memejamkan mata. Aku tahu sekarang dia sudah seperti kepiting rebus. Tapi itu ku biarkan saja.
TBC!
Jan lupa votmen 😁Maaf batu up
Kemaren kuota abis:v

KAMU SEDANG MEMBACA
One Home
Teen FictionSarada harus menerima keputusan orang tuanya yang harus pergi demi pekerjaan. Dia harus tinggal bersama seorang pria untuk menjaganya. Dia adalah anak dari sahabat orang tuanya, Naruto Uzumaki. Sarada harus menerima itu, walaupun dia sebenarnya tida...