Sudah seminggu kabar Math dan Cacha yang berpacaran menyebar ke seluruh penjuru sekolah dan menjadi topik bincangan. Tak hanya itu saja, beberapa sekolah tetangga juga terlibat menggosipkan. Bagaimana tidak? gosip kali ini berbeda, si anak baru yang berpacaran dengan si pewaris SMA Pewira.
Math memang bukan anak geng motor, bukan juga si ketua basket atau Osis, tapi gelar pewaris yang melekat di dirinya lah yang membuat namanya melambung.
Sudah seminggu juga si Pengeran es Pewira mempunyai dua kepribadian. Jika dulu dengan siapa saja ia cuek tapi tidak dengan Cacha.
Pagi ini cuaca sangat mendukung , Cacha menelusuri lorong dengan bersenandung. Tak sedikit murid yang melewati Cacha menyapa nya.
Cacha sampai di kelas nya dan langsung mendudukan bokong nya, ia membuka ponsel nya mengecek salah satu notif yang seminggu ini menjadi favorit nya.
Math, ya sosok itu tidak mengabarinya sejak semalam. Terakhir mereka berbalas pesan saat Math bilang bahwa ia ingin keluar sebentar dan tak membawa ponsel.
Beberapa chat pun Cacha kirim kan tapi tak kunjung mendapat balasan.
Cacha
Math, udah siap² sekolah kan? jangan lupa sarapan..10 menit berlalu tak ada balasan juga, Cacha menghela nafasnya berusaha berfikir positif. Ya , dia tak boleh asal mengambil kesimpulan dan berfikir hal negatif terjadi.
"CACHA MARICA EY EY , CACHA MARICA EY EY" Cheallis datang dengan suara khas nya membuat beberapa murid menutup telinga nya.
"YA AMPLOP CHA MUKA LU KUSUT BENER KAYA BENANG LAYANGAN" dengan entengnya Cheallis berbicara tapi dengan nada teriak.
" Lis lu ngomong sekenceng itu sekali lagi gua jadiin tempe mendoan Lo!" ancam Zoya.
"yailah mpo jojoy sensitif banget kaya pantat bayi" Ucap Cheallis dan nada bicaranya sudah berubah menjadi biasa.
"nyenyenye" Ucap Zoya sambil memutar bola matanya malas.
Cacha tak menghiraukan mereka, ia lebih memilih menelungkup kan wajahnya di antara lipatan tangan nya di meja.
"Cha are you oke?" tanya Cheallis, nada suaranya kali ini lembut.
Cacha mengangkat kepala nya , membenarkan tatanan rambut nya lalu tersenyum.
"Cacha gapapa cuma laper aja, kantin yu masih ada 15 menit sebelum masuk" Ucap Cacha.
"serius?" Cheallis dan Zoya sangat ragu dengan jawaban Cacha, bibir bisa berbohong tapi ekspresi Cacha sangat bisa di tebak. Tapi kali ini Cheallis dan Zoya memilih mengalah , lebih baik biar Cacha yang cerita sendiri pada mereka. Mereka cukup sadar untuk tidak kepo lebih dalam.
Mereka sampai di kantin, terlihat beberapa murid yang sedang menyantap makanan dengan fokus.
Pandangan Cacha terpaku pada dua orang laki laki yang sedang duduk santainya di depan stand makanan Bucin.
kalau lupa siapa itu Bucin, coba baca ulang chapter ( gudang ).
"Hai Rey, Hai Chakra" sapa Cacha pada 2 laki laki yang duduk di depan stand Bucin itu.
"haii permen Cacha" sapa chakra balik.
"sini cha gabung" Ucap Rey .
KAMU SEDANG MEMBACA
MATCHA
RomanceTumpukan buku tebal itu lumayan menyusahkan Cacha untuk melihat ke depan, di tambah ia juga harus buru buru tapi di tengah perjalanan tumpukan buku itu terjatuh dan mengakibatkan Cacha juga ikut terjatuh karena bertabrakan dengan seseorang "eh kamu...