Bag 4 : "Alex Wu" Rivalku

161 64 0
                                    

Hari semakin larut diiringi dengan suara jangkrik di malam hari. Seorang anak laki -laki sedang melamun sambil menatap sebuah goodybag di atas meja dengan tatapan kosong. Dia adalah Gery, dia masih menunggu Tjokro yang belum juga pulang ke Rumah. tiba - tiba Tjokro muncul di belakangnya dan menepuk punggungnya.

Puk,,,
"Ger jangan melamun". Bisik Tjokro sambil menepuk pundak Gery.
"SETAAAANNN,, Eh apaan sih mbah ngagetin aja". Kata Gery yang sedang kaget
"Abisnya kamu kok ngelamun aja".

Gery kesal karena Tjokro pergi tanpa kabar, lalu Tjokro menjelaskan bahwa ia pergi karena ingin mencari keturunan Jendral Stephen. Ia juga bercerita tentang pertemuannya dengan Michelle.

Mendengar hal itu, Gery pun mengingatkan Tjokro untuk berhati - hati karena saingannya adalah Alex Wu, anak dari pengusaha sukses nomor satu di Indonesia, yang ada rencana utama Tjokro bangkit kembali untuk balas dendam malah gagal karena dia mengejar - ngejar Michelle.

Gery berdiri dan mengambil sebuah goodybag berisi Handphone.

"Oh iya nih HP buat mbah..", kata Gery sambil memberikan goodybag.
"Wah,, buatku? Makasii Gery cucuku yang paling gwantengg,," Puji Tjokro sambil senyam - senyum dan mengacak - acak rambut Gery.
"Huuu udah dapet HP aja bilang ganteng".
"Eh Ger,, ini gimana nyalainnya?" Tanya Tjokro yang masih norak.
"Sini - sini aku ajarin,,"

Gery sedang berusaha mengajari Tjokro cara menggunakan HP. Sedikit melelahkan rupanya mengajarkan orang jaman dulu untuk menggunakan HP. Diajarkan videocall bukannya kamera diarahkan ke wajah, dia malah mengangkat telepon genggamnya dan mendekatkannya ke telinga.. Ckckckck

Ke esokan harinya, Alex Wu sedang berada di rumah Michelle, ia membantu Michelle menyiapkan perlengkapan untuk pesta besok.

"Syel,, ini bunga untuk kamu aku simpen disini ya". Kata Alex sambil meletakan bunga nya di meja.
"Iya,, kamu ga perlu repot - repot lho lex". Jawab Michelle dengan senyuman.
"Ga apa2 aku seneng kok, eh kamu kenapa megangin handphone terus?" Tanya Alex sambil memandang tangan Michelle yang sedang menggenggam HP nya.
"Engga,, Cuma lagi nunggu telpon dari seseorang aja". Jawab Michelle.
"Hah,, siapa?". Tanya Alex yang mulai cemburu.
"Bukan siapa - siapa.. Bukan telpon dari orang yang special juga". Jawab Michelle dengan lemas, sepertinya ia kecewa dengan Tjokro yang tak kunjung menelponnya.

Kemudian Michelle meminta Alex untuk membantunya menggeser sofa. Terlihat dengan jelas bahwa Alex sangat tertarik dengan Michelle. Saat menggeser sofa bersama Michelle, ia terus memandangi wajah Michelle sambil tersenyum. Tidak lama kemudian terdengar dering suara handphone milik Alex, kemudian Alex mengangkat telepon dari ayahnya.

"Waduh,, papi ngapain sih nelpon, ganggu aja.." gerutu Alex.
"Yaudah angkat dulu sana". Michelle meminta Alex untuk segera mengangkat telpon.
"Sebentar ya syel".
"Iya gapapa".

Alex pergi ke ruang sebelah untuk mengangkat telpon. kemudian ia berbicara dengan ayahnya melalui telepon genggam.

"Halo? ia pih ada apa? kalau engga ada yang penting aku tutup nih". Tanya Alex ke ayah nya.
"Kamu ini, orang tua belum ngomong udah mau nutup - nutup aja". Jawab Anton Wu, ayahnya Alex dengan nada kesal.
"Ia,,ia,, kenapa sih papi aku yang ganteng banget".
"Halahh papi mah gak kena sama gombalan buaya kamu".

Lalu Anton Wu meminta Alex untuk ikut meeting bersamanya dan Teddy Wijaya. Teddy Wijaya adalah ayahnya Gery, ia cukup disegani di dunia perbisnisan, karena Teddy Wijaya merupakan pengusaha terkaya nomor 2 di Indonesia, kesuksesan nya boleh dibilang hampir menyamai Anton Wu. Awalnya Alex menolak, namun akhirnya ia sepakat untuk mengikuti kemauan ayahnya. Setelah perbincangan selesai Alex pun menutup telpon nya.

"Ah,, ada - ada aja sih, papi gangguin orang lagi pedekate aja". Gerutu Alex.

Michelle menoleh ke arah Alex

Funny GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang