At The End [02]

125 17 2
                                    

Baru sehari Kim Mingyu masuk sekolah barunya, tapi ia sudah mendapatkan banyak teman. Seperti saat guru berhalangan hadir, teman-teman laki-lakinya menghampirinya dan mereka sudah menciptakan suasana asyik karena Kim Mingyu. Beberapa siswi juga ikut bergabung.

Mendengarkan cerita Kim Mingyu yang selalu terdengar menyenangkan. Ditambah, Mingyu menceritakannya dengan menggebu-gebu dan dramatis, mengundang gelak tawa yang lain. Cerita satu, disusul dengan cerita dua dari siswa lain, dan seterusnya.

Mingyu terbahak mendengar komentar temannya, Dino. Namun ia tiba-tiba salah fokus melihat Chou Tzuyu yang berjalan keluar dari kelas.

"Aku keluar dulu." pamit Mingyu pada teman-temannya.

Mingyu menoleh ke kanan dan ke kiri koridor begitu keluar dari kelas. Tzuyu masih berjalan anggun, entah akan pergi kemana. Tentu saja, Mingyu mengikuti.

Ternyata wanita itu pergi ke pinggir lapangan, duduk di tembok dengan tinggi yang rendah. Biasanya dijadikan kursi. Mingyu memandangi perempuan itu dari jarak tiga langkah.

Mengamati bagaimana Tzuyu duduk tenang, persis ketika ia duduk di bus. Rambut berkilaunya menjuntai rapi. Duduknya tegak, tetapi ia tidak membusungkan dada. Kaki panjangnya diluruskan, dengan kaki kanan diatas kaki kiri.

Wah, Mingyu terpesona lagi dengan perempuan itu untuk ke sekian kalinya. "Chou Tzuyu." si tinggi mengambil tempat disamping Tzuyu.

Oh, Mingyu baru melihat kalau perempuan ini memakai earphone. Mingyu tidak tahu Tzuyu sedang mendengarkan musik atau tidak. Jika iya, ekspresinya tidak menunjukkan bahwa ia sedang mendengar musik.

Orang lain mungkin akan menggoyangkan kepalanya tidak mau diam, menggerakkan badan dan ikut bernyanyi. Ralat, bukan orang lain, tetapi Kim Mingyu.

Sedangkan Chou Tzuyu, perempuan itu tetap tenang. Tidak berkutik. Setelah melakukan pengamatan selama 10 menit, profesor Kim mendapatkan kesimpulan, bahwa gerakan yang dilakukan Tzuyu hanya dua.

Pertama mengedipkan mata. Kedua, dadanya yang naik turun dengan perlahan, tanda ia bernafas. Baguslah, meski hanya ada dua pergerakkan, Mingyu tahu bahwa perempuan ini makhluk hidup.  

Mingyu menggelengkan kepalanya cepat, berusaha tersadar. Mengedipkan mata beberapa kali.

Oh ya, Mingyu lupa kalau Tzuyu belum membalas sapaannya.

"Tzuyu-ya, sedang apa kau disini?"

Tzuyu tidak membalas. Ia sebenarnya mendengar tetapi enggan menjawab.

"Kau tidak mendengarku, ya? Ah, kau memakai earphone."

Saat Tzuyu berpikir namja ini akan menyerah dan pergi, yang ia dapatkan justru hal yang tidak terduga.

"CHOU TZUYU! BISA KAU LEPAS EARPHONEMU SEBENTAR?!"

Oke, siswa ini memang gila.

Para murid yang sedang berolahraga, sontak saja melihat pada mereka. Tzuyu jadi ikut kena malu. Dengan sedikit kesal, Tzuyu melepaskan earphonenya.

"Apa maumu?"

Mingyu menampilkan cengiran khasnya tanpa ada rasa bersalah. "Mau berteman denganmu."

Tzuyu kembali melihat ke depan. "Aku tidak mau." balasnya.

"Kau harus mau."

Kali ini, Tzuyu menoleh pada Mingyu dengan alis bertaut. "Kau tidak boleh memaksa orang lain untuk berteman denganmu."

"Aku biasanya tidak memaksa. Asal kau tahu saja, justru orang lain lah yang berdatangan mengajakku untuk berteman. Sungguh aneh, aku mendapat penolakan saat aku yang mengajak lebih dulu."

Tzuyu kembali menjawab. "Jangan samakan aku dengan mereka."

"Justru kau berbeda, itu sebabnya aku memaksamu." Mingyu kembali menunjukkan cengiran khasnya.

Tzuyu merapikan earphone dan handphonenya, bersiap pergi. "Tunggu tunggu!" Mingyu memanggil.

Tzuyu berdiri. Tanpa melihat Mingyu, perempuan itu menunggu Mingyu bicara. "Aku punya coklat. Untukmu. Terima, ya?"

Baiklah, mungkin dengan menerima itu, Kim Mingyu tidak akan mengganggunya lagi. Tzuyu mengambil coklat itu dan melangkah pergi.

"KAU MENERIMA COKLATKU, MAKA KITA RESMI BERTEMAN, CHOU TZUYU!!"

Tzuyu membuang nafasnya kesal. Namja itu memang benar-benar.... haishh!!

>>TBC<<

Mohon dukungan kalian semua🌼
Klik bintang kecil di bawah kiri layar.
Silahkan ekspresikan perasaan, atau kritik kalian melalui komentar.
Terima kasih 🌼

At The End  [Mintzu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang