At The End [13]

53 6 1
                                        

Hari ini Chou Tzuyu tidak masuk sekolah. Tidak ada kabar dari perempuan itu maupun dari orang tuanya. Namun tampaknya orang-orang tidak peduli tentang itu. Mingyu rasa, hanya dialah satu-satunya yang merasa kesepian tanpa kehadiran perempuan jutek itu.

Entah sudah berapa kali Kim Mingyu melirik kursi kosong tempat Tzuyu biasa duduk dan tidur di atas meja ketika pelajaran dimulai. Mingyu mendesah pelan, terasa sekali membosankannya karena dia tidak bisa menatap wajah Tzuyu yang selalu datar.

Bel istirahat berbunyi, alih-alih pergi ke kantin bersama teman-temannya, Mingyu malah berlari menuju ruang guru. Tergesa-gesa ia menghampiri wali kelasnya yang tampak sedang sibuk berkutat dengan kertas kertas di mejanya.

"Seonsaengnim!"

"Kim Mingyu? Ada apa? Kau sakit?"

Mingyu menggeleng. "Bukan itu, seonsaengnim. Aku ingin menanyakan sesuatu, apa kau tahu apa yang terjadi dengan Tzuyu?"

Sang wali kelas mengerutkan alisnya. "Tzuyu? Chou Tzuyu? Ah benar! Dia tidak masuk ke sekolah hari ini."

"Ne, seonsaengnim. Aku ingin bertanya mungkin kau tahu kenapa Tzuyu tidak masuk sekolah. Aku sudah menghubungi dia tapi tidak ada balasan."

"Sebenarnya ibu tidak tahu apapun. Nomor telepon ibunya Tzuyu sudah tidak aktif, jadi ibu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. "

Mingyu menipiskan bibirnya, lalu mengangguk. Ia pikir akan mendapatkan jawaban dengan menemui wali kelasnya, tapi ternyata nihil.

>>•<<

Kemarin sudah hari ke lima Chou Tzuyu tidak masuk ke sekolah. Lima hari tanpa kabar, dan lima hari Mingyu merasa kesepian. Ia merindukan perempuan itu.

Mingyu berpikir hari ini kursi Chou Tzuyu akan kosong lagi, sebelum suara ketukan pintu terdengar mengudara. Tzuyu berdiri di ambang pintu, masih dengan wajah datarnya ia membungkuk pada sang guru sedang mengajar. "Maaf saya terlambat."

"Duduklah," sang guru mengibaskan tangannya. Terlalu enggan menanggapi Tzuyu.

Perempuan itu tersenyum tipis begitu duduk di kursi dan melihat Mingyu menatapnya kesal. "Kau darimana saja?!" bisik Mingyu penuh kejengkelan.

"Sakit." balas Tzuyu singkat.

Dalam sekejap raut Mingyu berubah khawatir. Ia menggeser kursinya mendekati Tzuyu. "Kau sakit apa? Kenapa tidak memberitahuku?" Mingyu menaruh telapaknya pada kening dan pipi Tzuyu secara bergantian.

Tzuyu menepis tangan Mingyu dengan pelan. "Aku sudah sembuh."

"Eoh, apa itu?" Mingyu menarik tangan kanan Tzuyu, menemukan lebam merah di pergelangan tangan perempuan itu.

Tzuyu sontak menarik kembali tangannya. "Bukan apa-apa."

"Apanya yang bukan apa apa? Kau jelas-jelas terluka, Chou Tzuyu." bisik Mingyu.

Ia berusaha meraih tangan Tzuyu kembali. "Biarkan aku melihatnya lagi."

"Tidak. Sungguh ini bukan apa-apa."

Perempuan itu tetap menyembunyikan tangannya. Mingyu menghela nafas, ia menatap lekat-lekat mata Tzuyu. "Ibumu memukulimu lagi?"

Hanya gelengan yang Mingyu dapat.

"Tatap mataku, Tzuyu." dengan alis berkerut Mingyu menarik dagu perempuan itu menjadi menghadapnya.

"Sudah kubilang aku tidak kenapa-napa, Kim Mingyu."

"Kalau begitu biarkan aku melihat tanganmu!"

Suasana kelas mendadak hening. Tzuyu segera menyadari mereka menjadi pusat perhatian dan langsung memperbaiki posisi duduknya.

"Ada masalah apa? Kim Mingyu? Kenapa kau berteriak?" tanya sang guru.

Dan yang ditanya tidak menggubris. Dia tetap pada posisinya, menatap Chou Tzuyu dengan raut kesal.

"Kim Mingyu?"

Brak!

Mingyu melangkah melewati sang guru, keluar dari kelas tanpa sepatah katapun.

"Kim Mingyu!!"

>>TBC<<

At The End  [Mintzu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang