Polesan make up dan pakaian minim sudah bukan hal yang asing lagi bagi Choi Tzuyu. Make up mahal yang ibunya belikan berjajar rapi memenuhi lahan meja riasnya. Baju-baju minim pun saling berhimpitan dibalik pintu lemarinya.
Ibunya perhatian? Tidak juga. Ini lebih cocok disebut fasilitas. Fasilitas bagi Tzuyu untuk bekerja sebagaimana yang diinginkan wanita tua berlabel ibunya itu.
Dengan ekspresi tenangnya seperti biasa, Tzuyu menyorot sosok ibunya yang tampak semangat memilih pakaian yang akan dipakai putrinya. Alih-alih mengatakan atau memohon agar ibunya menghentikan semua ini, Tzuyu malah menanyakan hal lain.
"Berapa yang kau ambil dari dia?"
Masih dengan kesibukannya, wanita rakus harta itu menyahut dengan nada tanpa dosa. "Siapa yang kau maksud?"
Tzuyu mengeluarkan sedikit tawa. "Benar juga, kau mungkin bingung karena terlalu banyak manusia yang hartanya kau peras."
"Kau semakin pintar rupanya. Jadi siapa yang kau maksud?"
"Tentu saja temanku. Kim Mingyu. Aku tidak peduli yang lain."
Akhirnya wanita itu selesai memilih satu kostum untuknya. Dia berbalik dan melemparkan gaun mencolok itu pada Tzuyu. "Ini cocok untukmu."
Tanpa bicara, Tzuyu meraih gaun itu dan memakainya. Setelahnya ia membiarkan ibunya melanjutkan pelayanan, dengan merapikan rambutnya. "Aku hanya ambil sedikit."
Tzuyu menatapnya lewat cermin. "Aku tahu betul sedikit yang kau maksud itu tidak wajar."
Bisa dirasakannya, wanita itu menarik rambutnya dengan kuat tanpa rasa tak tega. Membuat Tzuyu merasakan lagi bagaimana seluruh rambutnya akan copot dari tempatnya. "Tutup mulutmu. Jangan menghancurkan mood baikku hari ini. Mengerti?"
"Bagaimana jika aku mati, eomma? Apa kau akan berhenti jika aku mati?"
Pertanyaan yang baru saja dilontarkan Tzuyu sedikitpun tidak membuat aktivitas ibunya berhenti. "Kenapa? Jangan dulu mati, Chou Tzuyu. Hiduplah lebih lama lagi, setidaknya sampai aku melahirkan anak perempuan ini. Sampai aku punya cadangan, kau bebas jika ingin bunuh diri."
Tzuyu melirik perut ibunya yang masih tampak rata. Dalam hati ia berdo'a agar adik tirinya yang ada dalam kandungan ibunya karena hubungan gelap wanita itu dengan suami wanita lain adalah berjenis kelamin laki-laki.
Bayi itu tidak bersalah sama sekali. Tzuyu harap penderitaan itu berhenti di dirinya. Sekalipun pekerjaan ini terus berlanjut hingga ia mati.
"Jadi selama kau belum melahirkan dia, kau masih menginginkan aku hidup bukan?"
Perempuan itu mendapat pukulan di kepalanya. "Tentu saja, bodoh! Kau pikir siapa yang akan memberiku uang jika kau mati sekarang?"
Tzuyu menghela nafasnya pelan. Mendengar ibunya menginginkan ia hidup walau untuk tujuan lain, cukup membuatnya sedikit senang. Kau tidak akan pernah tahu bahwa hal itu begitu berarti untuk seseorang yang begitu kesepian selama bertahun-tahun.
>>TBC<<
![](https://img.wattpad.com/cover/224576161-288-k678513.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
At The End [Mintzu]
FanfictionDatang karena penasaran, lalu pergi setelah dapat jawaban.