"Tzuyu-ya."
Seperti biasa, Tzuyu tetap pada posisinya. Tidak menggerakkan pupilnya sedikitpun. Karena dia sudah tahu siapa yang memanggilnya.
"Guru Park menunggumu di ruangannya."
Tanpa berkata apa-apa, Tzuyu melepas earphonenya dan pergi meninggalkan Mingyu yang bahkan belum sempat duduk.
Laki-laki itu mengambil tempat dimana Tzuyu duduk tadi. Tempat favorit Tzuyu, sepertinya. Dari sini Kim Mingyu bisa melihat seluruh penampakan lapangan. Murid yang sedang asyik main basket, terlihat dari sini.
Tapi ini sama sekali tidak mengasyikkan, Mingyu berani bersumpah. Duduk disini sambil memandangi lapangan, benar-benar kegiatan membosankan. Entah apa yang membuat Tzuyu betah sekali.
Baru hendak bangkit, pupil Mingyu melihat sosok Tzuyu yang tengah berlarian mengelilingi lapangan dengan earphone terpasang di telinga.
Mingyu segera menghampiri Tzuyu. Ikut berlari disampingnya. "Apa guru Park baru saja menghukummu?"
Tzuyu tidak menjawab. Sudah tahu, masih saja nanya. Memangnya Mingyu pikir Tzuyu sedang apa? Berlarian mengelilingi lapangan ditengah teriknya matahari, jika bukan karena dihukum, Tzuyu tentu tidak mau.
"Karena aku adalah penyebab kau keluar dari ruang praktikum, jadi aku akan ikut berlari bersamamu. Guru Park menyuruhmu berlari berapa putaran?"
"10."
"Kalau begitu kau tiga putaran, dan sisanya biar aku saja."
"Oke."
Mingyu tertawa. Berlari menyusul Tzuyu. "Kau bilang kau tidak butuh bantuan siapapun."
"Itu bukan bantuan. Kau memang pantas melakukan itu."
Mingyu tertawa lagi. Kali ini sambil mengacak rambut Tzuyu. Perempuan itu mengernyit kesal, itu malah membuat Mingyu semakin gemas.
Laki-laki itu mencubit pipi Tzuyu sambil menampilkan cengirannya. Tzuyu melotot dan berhenti berlari. Membuat Mingyu melakukan hal yang sama.
Alis Tzuyu bertaut kesal. Ia menarik Mingyu ke pinggir lapangan. Meraih kepala Mingyu, dan membenturkannya pada tembok. Dahi Mingyu lebam seketika.
"Jangan berani berbuat macam-macam denganku." Tzuyu mengusap pipinya yang baru saja ternodai, lalu kembali meneruskan hukuman.
"Ani.. Yak! Aku hanya mencubit pipimu. Kenapa kau kejam sekali? Ah appo, dahiku, aish.. " Mingyu menatap Tzuyu sambil mengernyit kesakitan.
>>TBC<<
Mohon dukungan kalian semua 🌼
Klik bintang kecil di bawah kiri layar.
Silahkan ekspresikan perasaan, atau kritik kalian melalui komentar.
Terima kasih 🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
At The End [Mintzu]
FanfictionDatang karena penasaran, lalu pergi setelah dapat jawaban.