At The End [03]

92 11 0
                                    

"Chou Tzuyu!!"

Mendengar namanya dipanggil, Tzuyu sempat melambatkan langkahnya seperkian detik untuk kemudian kembali berjalan seperti semula. Ia juga tidak mengerti kenapa harus melakukan itu.

Kim Mingyu tampak ngos-ngosan mengejar Tzuyu. "Mengapa semalam kau tidak membalas pesanku?"

Tzuyu tidak membalas. Perempuan itu sudah malas menanggapi Mingyu, yang entah kenapa tidak pernah menyerah untuk mendekatinya. Ucapan Mingyu bernasib sama dengan pesannya. Didengar, tapi diabaikan.

"Kau tahu aku mengirim berapa pesan, eoh?"

Tzuyu masih tidak membalas ocehan Mingyu dan terus berjalan.

"Dua puluh lima pesan!!" Teriaknya sambil menghadang akses Tzuyu untuk berjalan. Otomatis, tumitnya berhenti bergerak.

"Dan tidak satupun kau balas." Tzuyu menatap Mingyu.

"Tidak perlu banyak berharap dariku, Kim Mingyu." Balas Tzuyu, tenang. Menggeser tubuh tinggi Mingyu dengan mudahnya, lalu melanjutkan langkah.

Mingyu membuang nafasnya dan menatap tidak percaya, pada punggung Tzuyu. Kenapa sulit sekali mendekati perempuan itu?

>>•<<

"Hei Tzuyu, Lee seonsaengnim datang." Mingyu menggeser kursinya mendekati tempat Tzuyu. Menggerakkan lengan Tzuyu pelan.

Perempuan dengan jepit rambut biru itu tidak berkutik sedikitpun. Ia tampak nyenyak sekali tertidur diatas meja.

Mingyu tidak tega untuk membangunkan. Ia membuka bukunya dan dipakainya untuk menutupi wajah Tzuyu, mencegah guru Lee melihat siswinya tertidur di jam pelajarannya.

"Kau aman, Tzuyu-ya. Tidurlah dengan tenang." bisiknya sebelum menggeser kursinya pada tempat sebelumnya.

Mingyu lantas menegakkan tubuhnya, fokus mendengarkan penjelasan guru Lee. Mingyu tidak tahu kalau Tzuyu membuka kelopak mata dan menatap kearah dirinya. Lima detik, entah untuk memikirkan apa. Kemudian mata itu menutup kembali.

Hingga guru Lee keluar dan bel istirahat berbunyi, Tzuyu tak kunjung bangun. Mingyu khawatir Tzuyu tidak sempat mengisi perutnya.

Sekali lagi Mingyu mengguncang tubuh Tzuyu. "Tzuyu-ya, bangunlah!! Kau cantik, tetapi sulit sekali dibangunkan."

Tzuyu mengerjap. Melirik jam tangannya. Tanpa mempedulikan kehadiran Mingyu, ia bergerak hendak pergi.

"Jamkhaman! Kau tidak ingin mengucapkan terima kasih, eoh?" Mingyu menggerutu.

Tzuyu menoleh dengan alis bertaut, antara bingung dan masih belum mengumpulkan nyawanya. "Tidak."

Mingyu sudah menduga jawaban itu. Ia memilih mendekati Tzuyu. Menarik jepitan biru yang tadi sudah miring-miring. Membenarkannya hingga enak dipandang. "Selesai. Kaja!"

Tzuyu mengernyit heran. "Kaja?"

"Kau perlu mengisi perutmu. Ayo pergi ke kantin bersama!"

Tzuyu menepis pelan tangan Mingyu. "Aku akan pergi sendiri."

Mingyu mendelik. "Diamlah. Kaja." Ia menarik tangan Tzuyu. Membawanya menuju kantin.

Dan bodohnya, Tzuyu menurut.

>>TBC<<

Mohon dukungan kalian semua 🌼
Klik bintang kecil di bawah kiri layar.
Silahkan ekspresikan perasaan, atau kritik kalian melalui komentar.
Terima kasih 🌼

At The End  [Mintzu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang