||Heart Attack||
by Hactenn
.
.
.Angin berhembus kencang ketika Ez membuka jendela kamarnya. Rambut putihnya terbang diterpa angin, kemudian mata birunya menatap langit yang sepi tanpa bintang. Ia menerawang jauh sambil memikirkan hari esok yang jadi penentu masa depannya.
Ketika sedang melamun, tiba-tiba pintu kamar terbuka perlahan dan menampakkan seorang pria jangkung dengan rambut putih yang tengah menatap sendu ke arahnya. Pria itu pun mendekati Ez.
"Ez, Ayah tidak memaksamu untuk sekolah disana" ucap pria itu lirih, namanya Harry.
Ez yang tersadar dari lamunannya langsung menoleh, wajahnya datar sedatar triplek meski aslinya ia terkejut.
Gadis itu menggeleng pelan, "Tidak, jangan berpikir aku masuk kesana karenamu. Ini murni keinginanku" ucapnya dingin sambil menatap tajam kepada ayahnya, Harry.
Mendengar sang Anak, Harry menghela nafas berat, keheningan pun mengiisi ruangan untuk beberapa saat.
"Baiklah" balasnya lembut sambil bersiap untuk pergi ke luar kamar, namun ditahan oleh Ez. "Tunggu" cegah sang Anak tanpa beranjak tempat, Harry pun menatap Ez dengan heran.
"Apa beasiswaku diterima?" tanya Ez datar sambil buang muka keluar jendela.
Ujung bibir Harry terangkat sedikit lalu mengangguk dan berkata, "Besok kau tinggal ikut tes, semua data sudah siap. Sekarang kau harus tidur!".
Ez pun mengangguk pelan sambil ber 'oh' ria. Merasa tak ada keperluan lagi, Harry segera keluar kamar dan membiarkan putrinya untuk tidur dan mempersiapkan diri.
Ckit. Pintu tertutup rapat dan Ez langsung bernafas lega. Dirinya tak tahan jika harus belama-lama dengan sang Ayah. Entahlah, ia merasa tidak suka saja.
Karena jengah, Ez melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam. Hatinya pun meringis, mau tak mau ia harus tidur agar tidak dimarahi. Ia pun pergi ke kasurnya dan berbaring.
"Haah" Ez menghela nafas sambil menatap langit-langit kamar, "Shield Academy? Semoga bukan pilihan yang salah" gumamnya berharap.
Shield Academy adalah sekolah pelatihan untuk calon intelegent dan setingkat dengan SMA. Dan pastinya menimba ilmu disini harus rela menanggung resiko yang besar.
Enggan terlarut dalam pikirannya, Ez pun menutup mata dengan perlahan hingga terlelap tidur.
***
07.25 AM
Ez turun dari MagnetBus lalu diam sejenak. Ia mengamati bangunan besar yang akan jadi tempat untuk tes. Lalu melihat genangan air yang memantulkan dirinya dengan rambut putih diikat pontail. Tak lama kemudian ia mengisi data diri dan meng-scan smartwatchnya pada sebuat alat untuk memasang pengingat jadwal tes.
Oh ya, MagnetBus itu tak beda jauh dari bus pada umumnya, hanya saja ia memanfaatkan gaya tarik magnet. Pada masa kini, semua kendaraan menerapkan hal yang sama, jadi jalanan dilengkapi dengan kutub magnet.
Pandangan Ez menyapu seluruh tempat, lalu ia termenung sesaat. Bukan karena kagum, tapi ia bingung tak kenal siapa-siapa disini. Yang ia lihat hanyalah orang-orang dengan seragam SMP yang berbeda serta beberapa kakak kelas yang memakai almet SA sedang uring-uringan seolah sibuk dengan sesuatu.
Bukh.
Sedang seru-serunya melamun, seseorang menabrak dirinya hingga jatuh terduduk di atas jalan.
"Eh maaf maaf! aku tak sengaja" ucap orang itu dengan kalap. Ez tak membalas, ia langsung menyodorkan sebuah buku pada orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOOM! let's Agent's!
Science FictionKota diancam teror! [Nabung chapter] Sekelompok orang yang tak jelas asal-usulnya tengah menebarkan rasa takut yang membuat warga resah. Pasalnya mereka menyerang kota dengan bom. Yap, bom! Kalian pasti sudah membayangkan bagaimana daya hancur dari...