7. Week-End

27 4 1
                                    

Mata Aster perlahan terbuka, ia pun diam beberapa detik sebelum akhirnya terperanjat ketika melirik jamnya.

07.28, untung hari minggu jadi tidak ada KBM. Namun, meski begitu dia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sial, bimbingan mental semalam membuatnya tidak bisa tidur.

Bayangkan saja dirinya dikurung dalam ruangan gelap yang berukuran 1x1 meter karena berteriak saat mendengar lolongan anjing ketika disuruh melintasi hutan sendirian. Ya, jujur gadis ini takut dengan hewan penurut itu ditambah lagi dengan mitos-mitos berbau mistis yang beredar di masyarakat soal hewan tersebut.

Gadis berambut pendek itu membasuh wajahnya dengan keras lalu menatap cermin yang ada disana dengan tatapan jengkel pada dirinya sendiri. Tidak perlu waktu lama, Aster pun menyelesaikan ritualnya lalu keluar dari kamar mandi dan berpapasan dengan Thea.

Mata keduanya saling bertemu untuk beberapa saat. "Ho Aster, kau menangis saat semalam ya?" alih-alih ucapan selamat pagi, Aster malah mendapat kalimat memalukan dari gadis itu. Ia pun mengalihkan pandangannya dengan wajah bersemu merah. "Ma-mataku hanya berair" ucapnya mengelak meski tau itu percuma.

Entah kenapa, bimbingan semalam lebih sadis dari biasanya. Dan Aster akui jika Thea punya mental yang kuat karena tidak menangis sepertinya.

Mata Thea langsung beralih ke arah lain sambil menutup mulutnya dengan tangan untuk "Huhuhu.. Oke-oke aku percaya~" ucap Thea dengan nada yang dibuat-buat sambil masuk ke kamar mandi.

Aster yang tadinya ingin membalas malah mengurungkan niatnya dan memutuskan untuk pergi ke kamar.

Sesampainya di kamar, ia pun duduk di ranjang sambil menikmati cahaya matahari yang masuk melalui jendela.

"Huh, minggu depan sudah ujian" ucap Aster bermonolog ria. Ia jadi teringat ucapannya pada Ez. Di lubuk hatinya dia sangat menginginkan beasiswa, namun waktu yang diberikan sangat singkat.

Aster menggeleng kencang. "Tidak-tidak, aku harus dapatkan itu! Lihat saja nanti, aku akan memaksimalkan belajar!" ucapnya dengan penuh tekad, ia pun bergegas merapihkan diri untuk pergi keluar.

"Permisi. "

Sebuah suara tiba-tiba muncul dan membuat Aster terperanjat ketika melihat seseorang di jendelanya.

"Sejak kapan kau disana!?" seru Aster sambil menunjuk-nunjuk Zayn yang sedang bergelantung di luar jendelanya.

"Stt. Diam kau, aku sedang membersihkan jendela" jawabnya tanpa memandang Aster dan fokus dengan pekerjaannya. Absrud sekali anak ini. Dan karena merasa terusik, Aster pun memutuskan untuk pergi

Omong-omong kamar Aster di lantai dua.

***

Aciel sedang merenggangkan ototnya di ruang latihan, ia baru saja sparing dengan teman lelakinya yang lain.

Di ruangan ini ada banyak siswa yang menghabiskan waktu akhir pekannya untuk latihan santai. Karena nyatanya, meski hari minggu diizinkan keluar asrama, tak banyak orang yang memanfaatkan hal tersebut.

"Aku ingin ke kota, tapi tidak punya tujuan" ucap Hans dengan wajah lesu. Dia dari kelas X-3 dengan pin sniper. Ia duduk di ubin sambil memainkan koin di tangannya.

Lelaki di sebelahnya pun menghela nafas. "Aku tidak mau repot izin kesana-kemari dan diperiksa ini-itu" timpal Haley yang merupakan sciesnt dari kelas X-2. Dia dikenal sebagai tipe orang yang cukup pintar di bidangnya.

"Daripada buang waktu main keluar, lebih baik kita persiapan untuk ujian" sahut Justis sambil rebahan di pinggir matras karena lelah adu sparing dengan Aciel.

BOOM! let's Agent's! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang