4. Hap!

25 7 0
                                    

"Kau, bisa tolong ambilkan buku psikologi di perpus?" pinta Mrs. Carla sambil mengetik di holopadnya. Thea pun mengangguk semangat.

"Tapi, boleh ku ajak teman?" tanya gadis itu dan diiyakan. Akhirnya ia menggaet tangan Ez yang sedang duduk manis dibangkunya. Dengan pasrah Ez pun mengikuti.

***

Kedua gadis itu memasuki perpustakaan yang sepi lalu pergi ke rak buku yang ada di pojok ruangan.

"Ez tolong ambil itu!" pinta Thea sambil berjinjit ingin mengambil beberapa buku di rak paling atas.

Ez memberi tatapan datar dan menghampirinya. Dengan mudah iya menggapai buku tersebut, Thea yang melihatnya tersenyum lebar sambil menerima buku yang Ez ambil.

"Sudah cukup, terimakasih Ez".

Brukh!

Terdengar suara buku jatuh dari rak sebelah. Ez yang tangannya kosong menggeser buku untuk mengintipnya.

"Ada apa?" tanya Thea penasaran, ia mencoba untuk ikut mengintip. Keduanya pun terdiam ketika tau kalau suara itu berasal dari Shine yang sedang mengambil buku juga.

"Kenapa?" tanya Thea dari celah buku. Shine pun menengok dengan wajah bingung. "Eh tidak, hanya terjatuh" jawabnya diikuti tawa renyah. Thea pun ber-oh ria.

"Sendiri?" tanya Ez dengan datar. "Ada Aster, tapi entah kemana" jawab Shine sambil celingak-celinguk. "Kalau begitu kami duluan ya" ucap Thea pada akhirnya dan pergi ke luar perpustakaan diikuti Ez.

***

Kali ini waktunya siswa kelas X belajar membidik, semuanya pergi ke gedung latihan. Setelah di beritau dasar-dasarnya, para siswa dipersilahkan untuk latihan sendiri.

Beda dengan yang lainnya, Thea malah terlihat gugup memegang senapan meski itu bukan sungguhan dan pelurunya hanya karet. Shine dan Aciel sudah berusaha untuk membujuknya, tapi hasilnya nihil hingga Ez angkat suara.

"Ikuti aku" ucapnya datar sambil memasukan peluru. Meski datar, tapi terdengar seperti perintah mutlak. Thea yang tadinya merengek langsung terdiam. Matanya langsung tertuju pada wajah dingin Ez.

Gadis itu berdiri di depan papan target.

Set. Bidikannya hanya meleset sedikit. Thea, Aciel dan Shine mengerjapkan matanya beberapa kali. Ini terlalu cepat.

"Coba" titah Ez sambil menyingkir. Mau tidak mau Thea menurutinya. Dengan perlahan ia mengangkat senapan. "Tanganmu" tegur Ez karena posisi tangan yang salah. Thea pun membenarkannya.

"Tenang"

"Dan tem-"

Set.

Belum tuntas ucapan Ez, Thea sudah lebih dulu menarik pelatuknya karena gugup. Matanya menutup erat dengan tangan yang gemetar. Namun ada yang janggal, seketika ruang latihan jadi sunyi.

Perlahan Thea membuka mata dan mendapati Aster yang ada di dekat papan bidik dengan kepala menunduk.

"Thee.. " gumam Shine khawatir sambil mengusap pundak Thea lalu pergi menghampiri Aster, begitu juga Ez serta beberapa siswa lain.

Pistol yang ada di tangan Thea pun lolos begitu saja dari genggamannya. Wajahnya berubah jadi pucat pasi.

"Jangan shock" tegur Aciel sambil menepuk puncak kepala Thea agar sadar. "Dia tidak kenapa-napa kan?" tanya Thea dengan pelan, ia masih ragu menghampiri Aster.

Aciel menggeleng, "Tidak sama sekali, mungkin kita bawa dia periksa saja" jawabnya sambil mengajak Thea nenghampiri gadis itu.

Dengan wajah bersalah Thea berdiri di hadapan si gadis berkacamata. "Maaf Aster, aku tidak sengaja" ucapnya dan dibalas oleh anggukan.

BOOM! let's Agent's! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang