*) Selamat berpuasa para reader.. gimana puasa hari ini? Semoga lancar ya... Jangan lupa vote, komen dan follow mb thor ya.. krn ada 2 cerita lagi yg mau mb thor publish.
"Lusi, kamu tau nggak kalo Mbak Dira udah pergi?" Eni salah satu dari sekian pembantu di rumah Ardhan mulai bergosip sambil mempersiapkan bahan makan untuk sarapan sang majikan esok hari.
"Masak sih?" Lusi begitu terkejut.
"Iya, kata pak satpam didepan, subuh-subuh berangkatnya. Ditambah bawa ransel dan sebuah kardus." Eni mulai bercerita.
"Mungkin pulang kampung." Lusi mulai berasumsi.
"Lagian sih, aneh banget, emang dia siapa sih? Sampe ditempatkan di tempat khusus?" Eni masih memotong sayuran.
Ardhan terkejut mendengar gosip dari dua asisten rumah tangganya. Padahal ia berniat meminta buah untuk Alea. Kemudian ia berjalan menjauhi area dapur dan menuju halaman belakang.
Asap mengepul dari lintingan tembakau bak asap kereta api. Ardhan menghisap rokoknya sambil melihat ke arah bangunan yang biasa dihuni oleh istri mudanya.
Yap, istri muda yang diharapkan rahimnya bisa menghasilkan satu bayi untuk meneruskan keturunanya, yang nyatanya sampai sekarang tak ada kabar.
Sambil menghisap rokok, sesekali ia mengusap rambutnya yang tidak gatal. Namun ada satu hal yang membuatnya merasa aneh tentang perempuan berusai tujuh belas tahun lebih itu.
🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱
Pagi sekali Ardhan mencari tahu kebenaran tentang perginya Dira dari kediamannya tanpa sepengetahuan ia dan Alea.
Tanpa mengetuk pintu seperti biasanya ia masuk kedalam bangunan mungil itu. Tak ada siapapun. Kosong. Dan Ardhan pun benar-benar merasa aneh.
Kemudian ia masuk kamar. Ia terkejut melihat kasur begitu rapi, beberapa foto dirinya terpajang rapi di nakas. Bukankah selama ia ada, Dira tak pernah memajang fotonya?
Seandainya tembok dan isi kamar itu bisa bebicara, pasti ia akan menceritakan apa yang membuat permpuan muda itu pergi tanpa pamit.
Tangan kekar itu mulai membuka laci nakas, semua kosong tak ada apapun yang tersisa. Kemudian ia melihat meja rias, make up hadiah seserahan pernikahannya pun masih tersimpan rapi disana.
Kemudian ia membuka lemari pakaian, beberapa pakaian yang dibelikan Alea juga tertata rapi, beberapa kotak perhiasan juga rapi. Dan Ardhan pun penasaran dengan kotak perhiasan itu, semua perhiasan pemberian selama menikah juga utuh.
Diantara kotak itu, ada kotak yang lebih besar berwarna hijau lumut. Kotak itu seperti kotak perhiasan, namun sedikit lebih besar. Dengan hati-hati ia membuka, ternyata isinya adalah beberapa baju bayi yang lucu.
"Baju bayi? Untuk siapa?" Ardhan mengembalikan ketempatnya semula.
Ia merasa haus, karena selesai olah raga tadi ia belum minum. Ia menuju dapur dan mencari air minum. Akhirnya ia membuka kulkas kecil yang tersimpan rai didekat meja makan.
Ia memilih berapa minuman yang tersedia, namun ia terkejut, melihat beberapa susu wanita hamil siap minum ada didalamnya. Kemudia ia menemukan sebuah amplop yang tergeletak begitu saja diantara telur yang berjajar rapi.
Ardhan mulai merasa curiga. Dengan tergesa-gesa ia membuka amplop itu dan membaca isinya.
Keringat dingin mulai mengucur perlahan dari kepalanya, panik, kaget, bingung dan perasaan lain mulai menyeruak setelah membaca isi amplop itu.
"Dira, kemana kau membawa sebagian dari diriku?" Ardhan membuang amplop dan surat itu kedalam kulkas dan menutupnya dengan keras penuh amarah.
*)Kalo vote nya udah lebih dari 100 akan rajin lagi buat nuliss... Jangan lupa follow ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlalu Lelah
PoetryNB : Pastikan kalian memfollow akun author, memberi vote untuk cerita ini dan memberikan komentar terbaik kalian. Ardhan Dwijaya Dirgantara(Ardhan) merupakan seorang lelaki Indonesia yang sangat tampan, sukses dalam berbisnis dengan kekayaan yang cu...