TL 19 - Tempat Lain

5.4K 300 2
                                    

*) Dear pembaca yang baik, jangan lupa tinggalkan vote dan komen ya,, serta follow akun author.. karena akan ada cerita menarik lainnya. Thanks

Matahari mulai terik, namun tak menyurutkan semangat seorang gadis tujuh belas tahun yang sedang hamil untuk menjemur berderet-deret baju.

Walau perutnya membuncit, semangatnya untuk mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya beresiko tinggi pada kesehatannya dan bayinya. Namun apalah daya, ia tak mungkin kembali kerumah orangtuanya, atau kembali ke rumah mantan majikannya.

"Kakak, kapan dedek bayinya lahir?" Seorang anak perempuan manis bernama Sari selalu menciumi perut buncitnya.

"Entahlah,, mungkin dua atau tiga bulan lagi." Gadis itu menjawab santai.

"Mbak Dira jangan terlalu lelah mbak." Seorang wanita paruh baya datang sambil membantu Dira menjemur pakaian.

"Ngga papa buk, sekalian olah raga. Terima kasih banyak buk sudah membantu Dira." Dira selalu menitikkan airmata saat ada orang yang membantunya.

"Mbak Dira ngga boleh sedih terus, kasihan bayinya. Nanti bisa stress loh. Tadi Nak Ismail  mengabari ibu, bahwa ia akan datang hari ini. Mengantar Mbak Dira." Bu Gita tak kalah gesit menjemur seluruh jemuran hari ini.

Miris memang nasib Dira. Subuh itu ia meninggalkan rumah konglomerat Dirgantara tanpa tujuan, tanpa harta semua perhiasan dan baju apapun yang ada sebagai imbalan pekerjaannya untuk mengandung anak sang majikan ia tinggal dirumah itu.

Untung, diterminal, ia bertemu dengan seorang pria yang berdandan sangat rapi, seperti akan bepergian ke suatu tempat. Pria itu menatap aneh kearahnya, seorang gadis muda, terlihat dengan perut sedikit membuncit dan wajah bengkak karena menangis semalam suntuk.

Pria itu mengenalkan dirinya dengan nama Ismail. Pria yang berusia dua puliyh lima tahun dengan tubuh tegap ala tentara, mengajaknya ngobrol, sampai akhirnya ia membawa Dira ke sebuah penampungan anak yatim dan wanita yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

Di yayasan bernama Bawana Gita Lestari, lembaga yang menaungi para anak dan perempuan yang menjadi korban KDRT inilah, Dira berlindung dan bersembunyi sampai banyinya lahir.

"Nak Ismail sangat baik padamu. Dia donatur tetap di yayasan ini, dan berkat Nak Ismail lah ibuk mendapatkan beberapa guru gratis untuk anak-anak." Bu Gita mengangkat ember-ember yang dipakai untuk membawa jemuran tadi.

Keduanya berjalan menuju dapur dan mempersiapkan makan siang. Dira mendengar kata Ismail, hatinya mulai berdesir, sambil mengelus perutnya ia menitikkan air mata.

*)Siapakah Ismail sesungguhnya? Pasti semua penasaran kan? Apakah akan ada cinta diantara Ismail dan Dira???

Silahkan tinggalkan vote dan komen..

Terlalu LelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang