TL 41 - Batas

2.9K 195 13
                                    

Setiap kisah memiliki batas yang menjadi penentu alurnya sendiri~Alea Ahmad

'Plak!!' Satu tamparan keras mendarat di pipi Dira dengan tiba-tiba. Membuat si empu wajah itu terkejut bukan main. Terlebih lagi pria yang ada didepannya hanya mampu melotot menyaksikan adegan didepannya.
Zz kau

"Beraninya kamu ingin mengambil anak dan suamiku?" Alea begitu geram. Sementara Dira hanya tersenyum menutupi ketakutannya.

"Aku memberimu hidup yang lebih baik, dan kau membalas semua dengan kejamnya." Alea menjambak rambut Dira.

Dira masih tersenyum menatap wajah Alea. Sementara Ardhan sibuk memeluk Alea dari belakang untuk memisahkan mereka berdua.

"Apakah aku yang memintamu memberikan hidup baik padaku mbak??" Dira berkata sambil tersenyum dengan mata mengejek.

"Kau tidak tau terima kasih." Alea melotot sambil berusaha lepas dari pelukan erat Ardhan.

"Bagian mana aku harus berterima kasih padamu mbak?" Dira terus tersenyum mengejek, tak lama terdengar tangis Ardi. Dira pun segera menenangkannya dengan memeluknya dan memberikan asi dan menimangnya sambil berdiri.

"Kau seharusnya tau apa yang harus kamu lakukan, aku sudah memberikan semua yang kamu butuhkan, bahkan lebih." Alea menangis dan berusaha lepas dari Ardhan.

Sementara Ardhan cuma diam menanti kebenaran apa yang akan tersingkap diantara kedua perempuan yang bertikai ini.

"Aku?? Kenapa harus aku yang tau apa yang harus dilakukan? Lalu seberapa besar kau mampu memberiku setelah kalian memperlakukan aku dan anakku seperti ini?" Dira terus tersenyum mengejek.

"Apa kau lupa, bahwa aku telah membelimu?" Suara Alea merendah dan terdengar mengejek.

"Kau mungkin membeliku dimasa lalu mbak, tapi kau sudah membuang apa yang kau beli, dan kau tidak akan pernah bisa mengendalikan apa yang telah kau buang mbak. Sekarang apa kau mampu membayarku kembali?" Dira mengejek.

"Aku pasti sanggup membelimu kembali." Alea terus mengejek.

"Kalau begitu, bayar aku dengan memberikan aku anakmu, suamimu dan kehormatanku." Dira tersenyum manis tapi sangat menusuk.

"Kau tak tau diri, aku memberimu segalanya tapi kau malah meminta semuanya,suamiku dan anakku." Emosi Alea meledak kembali.

"Kau sudah membuangku, dan kau menamparku, maka kau harus membayar semua secara berlipat-lipat bukan? Kau berhutang semuanya berikut dengan bunganya." Dira tersenyum mengejek.

"Oh ya, kau meminjami uang sebesar empat puluh juta untuk pengobatan keluargaku, ini aku kembalikan lebih." Dira mengambil satu kantong plastik berisi uang.

"Sekarang kau banyak berhutang padaku, kau sudah menghancurkan hidupku mbak." Dira kemudian menaruh Ardi ditempat tidur.

Alea begitu terkejut mendapati ada lima gepok uang didalam kantong plastik itu. Ia bingung darimana gadis kecil ini memiliki uang sebanyak itu.

"Aku tak percaya ini, kau memberiku uang ini dan kau mau menagih hutang padaku?" Alea terbahak-bahak mengejek.

"Apa kau lupa mbak, pria yang kau sebut suamimu, dia juga suamiku, ayah dari anakku." Dira tersenyum mengejek.

*) Bagaimana gaes? Kurang greget ga??

Terlalu LelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang