TL 35 - BIBIT VIRAL

4.3K 214 7
                                    

*silahkan vote, komen dan follow,, serta review cerita ini ya... Terima kasih..😁😁😁🥰🥰🥰

Setelah dua hari berlalu, Dira akhirnya menyetujui usul Ismail. Bu Gita dan suaminya yang seorang pengacara serta Ismail mendampingin pertemua antara Dira dan Ardhan. Suasana begitu canggung dan kaku saat Ardi digendong oleh Ismail.

Kecemburuan Ardhan tercetak jelas diwajahnya. Ia tak pernah diijinkan menyentuh Ardi sedikit pun. Sementara Johan Ismail sang mantan asisten pribadinya bisa leluasa menggendong bayi yang menjadi sengketa itu.

"Begini Pak Ardhan, saya berterima kasih banyak Bapak bersedia hadir disini. Saya mohon dengan kelonggaran hati bapak, bapak mau melakukan isbat nikah dengan Dira, sehingga Ardi memiliki nama ayah yang resmi." Bu Gita memulai pembicaraan.

"Apa itu isbat nikah?" Ardhan tak sabaran, sambil menatap Ardhi yang berceloteh di gendongan Ismail.

"Isbat nikah adalah pengesahan pernikahan siri kalian. Ini Pak Anton, pengacara sekaligus suami saya, beliau yang biasa mendampingi kasus-kasus yang dihadapi para penghuni yayasan ini secata gratis." Bu Gita mengenalkan suaminya.

"Jika disahkan, berarti saya akan kembali jadi istrinya bu?" Dira mulai menitikkan airmatanya mengingat perlakuan Ardhan yang tidak pernah bersimpati padanya.

"Semua terserah Dira dan Pak Ardhan mau melanjutkan atau tidak. Yang jelas, Ardi ini perlu nama ayah kandungnya untuk dokumen resminya." Bu Gita memberi penjelasan.

"Jika itu yang diharapkan, saya mau memberikannya. Namun seharusnya nama ibunya adalah Alea Ahmad. Bukan Indira Trisha." Ardhan melirik Dira dengan kilatan cemburu.

"Bapak tidak bisa memisahkan ibu dan anak. Semua sudah diatur oleh undang-undang." Pak Anton mulai menjelaskan.

Sementara Dira hanya menutup mulutnya tak percaya dengan ucapan Ardhan yang nyatanya mementingkan egonya sendiri.

"Bayi itu adalah anak yang seharusnya diserahkan kepada kami. Sesuai perjanjian dan sesuai upah yang sudah kami berikan." Ardhan ngotot.

"Kalian tidak pernah tau bukan jika gadis ini memiliki konspirasi yang sangat besar. Dia telah pergi dari semua kesepakatan." Ardhan menceritakan kronologi kasus Dira. Membuat Bu Gita, Pak Anton tercengang. Sementara Ismail dan Dira duduk bersebelahan hanya bisa diam.

"Aku, a..... A..... Aaaa.....kuu....uu..." Dira tergagap memulai pembicaraan.

Semua mata tertuju padanya. Ia hanya bisa tergagap ingin menjelaskan semuanya.

"Tenanglah Dir. Aku bersamamu." Ismail menggenggam tangan Dira.

Ardhan menatap tajam tangan Dira yang dipegang Ismail. Dira menatap Ismail penuh kepercayaan. Sedangkan tatapan Ismail penuh dengan keyakinan.

"Maaf tuan, saya masih ingat, perkataan istri tuan yang mengatakan ia tidak peduli lagi apapun tentang saya." Dira menatap Ardhan penuh kekecewaan.

"Tapi kamu tidak mengatakan kalau kamu hamil bukan?" Ardhan berusaha mencari celah.

"Apakah tuan pernah bertanya tentang diri saya?" Dira memukul telak Ardhan.

"Begini Pak Ardhan, sekarang saya bisa memahami kasus anda. Anda dan istri anda telah melakukan pelanggaran tentang undang-undang pernikahan, yang mana bahwa kawin kontrak itu dilarang. Kemudian anda juga masuk dalam wilayah pidana menikahi anak dibawah umur. Dan yang paling fatal, anda melakukan perdagangan manusia karena ada jual beli bayi." Pak Anton menambah emosi Ardhan.

'plak'

"Jangan pernah menjadi sundel Dira." Seorang perempuan datang dan langsung menampar Dira.

*)Siapa perempuan itu Gaes?

Terlalu LelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang