TL 31- Sayap Pelindung

4.9K 246 4
                                    

*) Silahkan Vote, komen dan follow.. terima kasih...

Ruangan kerja Ardhan begitu kacau. Semua dokumen dan barang-barang lainnya berserakan di lantai. Ada dua orang didalam ruangan itu sama-sama lebam pada wajahnya. Sepertinya telah terjadi duel yang sangat menegangkan.

Dua pria yang berduel adalah Ardhan dan Johan, dua pria itu berduel karena mempertahankan keyakinannya masing-masing atas Dira yang saat ini sedang terluka.

"Apa kau kehilangan akal? Dia istriku dan yang lahir adalah anakku." Ardhan begitu geram.

"Maafkan saya tuan. Saya tidak akan melepaskan Dira." Johan kekeh dengan egonya.

" Kau pikir kau siapa? Aku bisa memecatmu sekarang juga." Ardhan mengancam Johan.

"Tidak masalah tuan Ardhan yang terhormat, silahkan anda pikirkan segala kerugian anda jika anda memecat saya." Johan tak gentar.

"Berani sekali kau mengancamku." Ardhan semakin geram.

"Kenapa tuan? Bukankah dalan cinta semua orang tidak terpisah dalam kasta?" Johan mengejek.

"Beraninya kau, brengsek." Ardhan menggenggam kerah baju Johan. "Aku tidak takut pada ancamanmu." Ardhan naik pitam.

"Begitu pun aku tuan. Dia milikku." Johan melepas cengkraman Ardhan.

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

"Dira, ada yang mencarimu." Bu Gita memanggil Dira yang sedang menyusui Ardi.

"Siapa bu?" Dira menoleh.

"Silahkan masuk tuan." Bu Gita mempersilahkan Ardhan masuk kamar Dira.

Dira begitu terkejut, mendapati Ardhan datang dengan wajah babak belur. Ardhan masuk dan mendekatinya. Ia melihat wajah Ardi yang sangat mirip dengan dirinya, garis rahangnya, bentuk hidungnya dan semuanya.

"Apa kau sudah baikan? Selamat atas kelahiran putraku." Tangan Ardhan akan mengusap pipi bayi itu, namun Dira segera menahannya.

" Dia milikku tuan, aku tidak menjualnya, dan aku juga tidak akan memberikannya kepada siapapun." Dira begitu tersinggung dengan kata 'putraku' yang diucapkan oleh suami sirinya itu.

"Dia anakmu, tapi bukankah aku ayahnya? Berarti dia putraku?" Ardhan memahami betapa tersinggungnya Dira.

"Dia putraku, dan ayahnya sedang mencari nafkah untuk kami. Anda memang bapaknya, tapi dia memiliki ayah yang menjadi sayap pelindungnya sejak dulu." Dira bersungut-sungut sambil berurai air mata.

"Jadi kalian sudah menikah? Bukankah tidak sah menikah dengan wanita hamil?" Ardhan terdengar sendu.

"Ini takdirku tuan. Aku sudah mengikhlaskan semua, biarkan aku yang menjalani semua ini." Dira mulai mengerjapkan mata dan berusaha menenangkan Ardi yang mulai menangis.

"Biarkan aku menggendongnya." Ardhan mengulurkan tangan.

"Jangan pernah memegang apa yang suatu hari nanti engkau sesali tuan. Waktu membuat seseorang mampu menjadi lebih hebat dari sebelumnya." Dira memeluk Ardi dengan semakin erat.

*) Setelah ini masuk ke konflik dahsyat ya gaes.. konflik dari inti cerita ini sekaligus menuju finis dari cerita ini.. nikmatibalurnya ya gaes.. semoga dapat memetik pelajaran dari setiap perjalan kisah kehidupan... 🙏🙏🙏

Terlalu LelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang