Jalinan Asing di Antara Kita

125 28 1
                                    

"kami belum berpisah secara resmi, baru secara agama. Aku hanya menjatuhkan talak satu. Tadinya mau buru buru mengurus gugatan ke pengadilan agama, tapi dia terlanjur minggat ke paris bersama pacarnya. Perlahan lahan, masalah ini terlupakan begitu saja. Dan beginilah akhirnya. Aku belum melegalkan perceraian kami...."

Ya Tuhan, aku rasanya lebih menyukai ada bom di dekat telingaku ketimbang mendengar pengakuan mengejutkan ini. Tapi, aku buru buru menghantam perasaan asing di dadaku dengan kejam. Siapa aku yang harus merasa terganggu dengan statusnya yang masih beristri?

"kamu lupa? Astaga, ini bukan tentang janji makan siang dengan seseorang yang menyebalkan" aku menepuk keningku. Lidahku tidak kuasa dikekang dan melontarkan hujan kata begitu saja. Bagaimana mungkin ada seseorang yang lupa mengurus perceraian setelah dikhianti?

Chanyeol mengepalkan jemarinya

"ini memang salahku. Aku lalai dan... Bodoh. Harusnya aku tetap memasukkan gugatan dan bukannya malah membiarkannya sampai begini lama. Kukira dia sudah melupakanku dan naeun. Lagi pula, kami toh sudah bercerai secara agama. Dan, sebelumnya aku tidak yakin akan menikah lagi....

Aku bisa meraskan kekesalan yang menggumpal di dada laki laki ini. Aku juga merasa chanyeol berhak mendapatkan minimal sebuah bogem di wajahnya. Untuk semua keteledorannya.

"jadi, kamu sekarang berpikir untuk menikah lagi?" tanyaku dengan tusukan rasa dingin yang menjadi jadi. Ada apa dengan diriku? Mengapa lelaki ini menimbulkan reaksi yang tidak nyaman ini?

"setidaknya aku mulai memikirkan kemungkinan itu. Apalagi yoora akan menikah. Aku membutuhkan orang yang akan menjaga dan mengasihi naeun. Tadinya, kukira aku sudah menyerah untuk urusan cinta"

Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menyiksanya dengan sebuah ejekan "jadi, sekarang kamu berubah pikiran ya? Kamu ini sungguh membuatku kesal. Mungkin cuma kamu yang bisa lupa mengurus perceraian dengan alasan seperti itu. Ya Tuhan, tahukah kamu kalau itu kebodohan besar?"

Mata birunya mengerjap saat kepalanya terangkat dan menatapku. Aku merasa wajah dan telingaku terbakar

"maksudku, apa yang kamu lakukan ini tidak masuk akal. Kau sudah mem... Ah, kenapa aku harus repot menjelaskan pendapatku? Kenyataanya kamu memang luar biasa tolol untuk urusan ini" tandasku dengan kalimat kacau

Chanyeol kini lebih serius menatapku "kamu... Hmmm... Apa merasa terganggu karena aku belum.... Bercerai?"

Aku mendadak takut menjawab pertanyaannya. Namun, lelaki itu menunggu responku

"aku... Pendapatku tidak penting" elakku

"tentu saja penting!" bantah chanyeol. Mengejutkanku. Tapi, kali ini aku tidak punya keberanian untuk mendebatnya. Aku takut pada apa yang diucapkannya. Aku juga takut pada reaksiku nantinya, andai mendengar sesuatu yang tidak mampu kucerna dengan sederhana.

"aku terganggu karena kamu membiarkan seseorang menghancurkan hidupmu. Setidaknya, lihatlah dari sisi naeun! Jadi, aku memang merasa terganggu. Kamu harusnya bisa lebih tegas. Urusan seperti ini bukan hal hal yang bisa diabaikan begitu saja"

Anehnya, chanyeol tidak bicara apa apa. Dia hanya mendengarkan kalimatku dengan penuh perhatian. Seakan akan itu hal yang yang penting

"ada baiknya kamu mulai berdiskusi dengan pengacara untuk menghadapi masalah ini" saranku kemudian

"ya, pasti akan kulakukan"

"memang seharusnya begitu"

"rose ingin menikah lagi. Dia minta aku mengurus perceraian secara resmi"

Aku menatapnya dengan tatapan tajam yang tidak kusadari. "kamu kesal karena dia akan menikah lagi?"

Lelaki itu buru buru menggeleng. Dia balas menatapku dengan mata biru yang seakan akan ingin menelanku

meragu (remake novel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang