Aroma Cinta itu Mendekap Kita

237 22 10
                                    

Seperti hari minggu pada umumnya, jalur Cipanas-Bogor selalu macet. Tak terkecuali hari ini. Khusus sekarang, aku sangat bersyukur untuk kemacetan panjang yang membuat chanyeol terpaksa memilih jalan alternatif yang sempit dan berbelok-belok. Saat kendaraan berhenti, tangan kirinya yang bebas memegang tanganku dengan lembut. Membuat getaran melanda sekujur tubuhku. Merusak konsentrasiku, tapi benar-benar kusukai.

"kamu yakin keluargamu tidak kehilangan dirimu?"

Chanyeol terkekeh, "tidak. Semua sedang memiliki kesibukan masing masing yang tak kalah merepotkan"

"naeun?"

"ada pengasuhnya dan mom. Tadinya aku mau mengajaknya ke sini, tapi mom melarang. Aku juga takut dia rewel. Mom jauh lebih luwes menghadapi naeun dibanding denganku"

Menyebut nama naeun selalu menimbulkan perasaan asing yang kusukai

"kamu yakin ingin memperkenalkanku dengan keluargamu?" aku merasa cemas tiba tiba

Chanyeol melirikku dengan alis bertaut

"kenapa? Kamu tidak percaya aku akan melakukan itu?"

"bukan begitu!" sergahku. "aku sedikit... Cemas. Menurutku, belum saatnya, yeol! Aku dan kamu... Hmmm...  Hubungan kita belum jelas. Aku tidak ingin orang salah tanggap pada kita"

"salah tanggap bagaimana? Orang hanya akan melihat betapa aku sedang jatuh cinta padamu, Elle"

Aku memejamkan mata, meresapi serbuan perasaan bahagia yang melimpah. Aku takut saat-saat ini akan berakhir

"Elle" panggil chanyeol dengan suara lembut. Aku menoleh ke arahnya. "hubungan kita pasti jelas. Sebentar lagi" katanya dengan keyakinan dan tekad kokoh tergambar di wajahnya. Aku tak merespons, hanya menatapnya saja.

"kenapa tidak ada yang mau ikut kita?" tanya chanyeol tiba-tiba, merujuk pada keluargaku yang mengajukan beragam alasan agar tidak menghadiri resepsi yoora. Aku tersenyum sambil mengangkat bahu

"sepertinya semua orang punya rencana masing-masing"

"oh ya? Kebetulan yang aneh"

Sebelum ke acara resepsi, chanyeol membawaku ke rumahnya. Di sana, sebuah kamar disulap menjadi salon dadakan yang khusus mendandani anggota keluarga ini. Saat kami tiba, tentu saja rumah sudah sepi karena semua orang sudah pergi ke hotel yang ballroomnya digunakan untuk acara resepsi.

"halo naeun" aku merentangkan tangan menyambut naeun yang menghambur ke pelukanku. Hatiku terasa hangat tatkala mengangkat anak itu ke dalam gendonganku. Chanyeol menatapku dengan pandangan penuh arti.

"yoora bilang, saat aku ke Perancis, kamu dan naeun ke mall ya? Dan ada yang mengira kalau naeun itu anakmu?"

Aku mengangguk. Tiba-tiba, chanyeol memelukku dan naeun dengan hangat. Aku merasa jengah karena kami sedang berdiri di ambang pintu rumahnya dan sedang diperhatikan oleh seorang pengasuh dan dua orang satpam.

"yeol... "

Teguranku berhasil. Chanyeol merenggangkan pelukannya dan membawaku masuk. Penata rias yang sudah menunggu pun segera merias wajah dan rambutku. Sebelumnya aku sudah berpesan agar rambutku di catok saja. Tidak perlu dibuat macam-macam yang bisa menyulitkanku saat ingin menyisirnya nanti.

"cantik mbak" pengasuh naeun tidak mampu mengekang lidahnya saat melihatku selesai berdandan. Aku mengucapkan terima kasih sambil mengaminkan pujiannya di dalam hati.

Gaun cocktail pemberian chanyeol sangat pas membalut tubuhku. Menampilkan kesan elegan. Gaun ini begitu sopan tapi tetap cantik tidak ada sedikit pun celah yang memungkinkanku menunjukkan paha, dada, atau punggung

meragu (remake novel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang