Bagian Sepuluh

104 7 0
                                    

"Aku ngga tau kalo kamu punya mantan, kamu ngga pernah bilang."

Shana tersenyum, "buat apa aku bilang? Yang penting, aku kan punya kamu sekarang."

Fariz berdecak gemas, "Shana-ku sayang, tetap bilang sama aku ya. Mau itu mantan kamu, atau apapun itu. Nanti aku juga kasih tau semuanya ke kamu, oke?"

Shana mengangguk. Dunia nya benar-benar berubah. Shana merasa dirinya terlahir kembali, setelah melewati masa-masa sulit kemarin. Bahagia? Tentu saja.

Kedua orangtua nya meninggal dunia, dan tepat dua hari setelah itu, Shana melihat hal yang tidak senonoh dilakukan oleh pacarnya sendiri kepada anak pemilik toko kue yang Shana kenal dekat.

Berusaha tegar, tapi Shana tidak bisa. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi meninggalkan Indonesia dalam waktu yang lama. Dan kemudian dia pulang, dengan membawa senyuman yang dari dulu dirindukan oleh semua penghuni rumah.

Shana berhasil melupakan mantannya yang brengsek itu.

"Besok aku jemput jam sebelas, kita ngobrol ya."

"Dirumah aku aja." Shana memberi saran.

Fariz mengangguk, "oke. Besok aku kesini lagi, pagi-pagi."

Shana tersenyum sangat lebar. "Iya. Aku masuk dulu ya, kamu hati-hati dijalan."

Setelah Shana turun dari mobil Fariz, lalu melambaikan tangan saat mobil Fariz menjauh dari pandangan matanya.

Shana masuk ke dalam rumah, rasanya ingin cepat-cepat bertemu dengan kasur lalu merebahkan dirinya. Tapi itu hanya menjadi angan-angan saja, Shana terkejut melihat siapa yang sedang duduk di sofa ruang tamunya.

Memang Shana sudah tidak punya perasaan suka lagi terhadap manusia bajingan yang sekarang ada di hadapannya ini, Shana hanya merasa tidak nyaman dan terlalu tiba-tiba untuknya.

"Tuh, Chacha udah pulang." Ucap Biyan, suami dari Alsha, yang merupakan Kakak ipar Shana.

"Kamu ngapain kesini?" Tanya Shana tanpa basa-basi.

Biyan berdiri, hendak meninggalkan dua sejoli itu. "Kakak ke belakang dulu ya, Cha."

Shana langsung menggelengkan kepala, "kak Biyan tetap disitu, Chacha ngga mau berdua sama Raffi disini."

"Aku cuma mau silaturahmi, Cha. Salah ya?" Akhirnya sang pembuat masalah angkat bicara.

Shana berdecih, "harusnya kamu tanya sama diri kamu sendiri. Salah ngga bertamu, seolah ngga ada apa-apa diantara kita."

Biyan duduk kembali, mencerna apa yang terjadi disini.

"Maafin aku, Cha. Aku tau, aku salah sama kamu. Kamu ngga mau maafin aku?" Raffi berusaha mendekati Shana.

Shana mundur, sambil menggelengkan kepalanya, "aku udah maafin kamu sebelum aku berangkat ke Jerman kalo kamu mau tau. Tapi kalo kamu mau aku buat balik ke kamu lagi, aku ngga bisa."

"Kasih aku kesempatan kedua, Cha." Raffi mencoba memohon kepada Shana.

Shana kembali menggelengkan kepala, tersenyum kepada orang yang meminta kesempatan kedua itu. Shana memalingkan wajahnya, menatap Biyan. "Kak Biyan kalo masih mau ngobrol sama dia, ngobrol aja. Chacha udah selesai."

***

Shana: Don't Trust People Too Much✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang