Bagian Satu

225 14 0
                                    

"Lo yakin mau balik ke Jakarta, Sha?"

Shana mengangguk mantap, "kenapa harus ngga? Lagian ya, gue udah lama banget ninggalin Jakarta."

Freya, salah satu teman dekat Shana, menatapnya ragu. "Lo udah bisa.. nerima semua?"

"Udah, Ya. Gue udah yakin banget mau tinggal lagi ke Jakarta."

"Yaudah kalo itu mau lo. Kapan pindah?" Tanya Freya akhirnya.

Shana tersenyum, "dua-tiga hari lagi gue pindah. Masih harus ngurus surat ini-itu dulu dikantor."

Freya melirik arloji nya. "Sha, nanti gue telepon lo lagi ya, gue mau ketemu Gea abis ini. Nanti gue suruh orang bersihin rumah lo deh."

"Ngga usah, biar gue aja nanti. Lo kerja aja yang bener sekarang, biar nanti pas gue balik lagi, lo bisa masukin gue ke kantor lo." Shana tertawa.

"Bisa banget ya kalo soal manfaatin gue kayak gini, Sha." Freya menggeleng-geleng kan kepalanya.

Shana mengangkat jari tangannya membentuk simbol peace, "kan gue cuma punya lo doang, Ya, masa tega sih sama gue?"

"Makanya cepetan cari pacar, biar gue ngga di repotin mulu sama lo." Ujar Freya jengkel.

Shana menutup laptopnya, lalu menyesap teh hijau miliknya yang sudah dingin. Musim Kemarau di negara orang memang sangat menyenangkan bagi Shana, selain bisa melihat ramainya tempat hiburan, dia bisa menikmati hangatnya matahari. Haha, gombal.

Selesai menikmati teh hijau-nya, Shana memilih kembali ke kantornya untuk menyelesaikan tugasnya sebelum benar-benar resign dari pekerjaannya itu. Shana memilih Jerman sebagai negara pelariannya, ternyata berjalan sangat mulus. Memutuskan kembali untuk bersekolah disana agar pelariannya tidak sia-sia begitu saja, lalu bekerja di bagian finance.

"Sha!"

Shana yang merasa terpanggil menoleh.

"Kamu mau kemana?"

Shana tersenyum, "aku mau ke kantor, Riz."

"Bareng aku aja yuk, aku sekalian mau ketemu Bertha." Ujarnya yang diangguki oleh Shana.

Fariz Damian Rengreno. Dulunya adalah seorang mahasiswa jurusan teknik, satu universitas dengan Shana. Dia adalah satu-satunya orang Indonesia yang Shana kenal selama dia tinggal di Jerman. Ditambah lagi Fariz dan Shana sama-sama tinggal di apartemen, dan ternyata bersebelahan!

Fariz dan Shana juga bekerja di kantor yang sama, tapi mereka beda divisi. Yang Shana tahu, Fariz itu jomblo. Tapi yang Shana dengar, Fariz punya pacar, seorang dokter pula. Shana tidak tahu yang benar yang mana, dia juga tidak terlalu mau tahu tentang itu.

"Jauh banget sih makan siangnya kesana."

Shana tertawa. "Iya, tadi sekalian ketemu sama Mr. Robert."

Fariz mengangguk. Dia memencet tombol lift sesuai tujuannya dengan Shana. "Berita kamu mau resign, itu bener?"

Shana melirik Fariz sekilas, lalu menggelengkan kepalanya. " Ngga di Jerman, atau di Indonesia. Sama aja ya, sama-sama suka gosip."

"Jadi bener?"

Shana mengangguk. "Iya beneran."

"Berangkat kapan?"

"Dua atau tiga hari lagi, makanya aku mau cepet-cepet selesaiin tugasku disini."

Fariz tersenyum, lalu menatap Shana. "Bareng aku aja."

***

Shana: Don't Trust People Too Much✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang