Bagian Dua puluh dua

77 3 1
                                    

Setelah semalam mengantar Shana menuju apartemen Freya tinggal, Fariz memutuskan untuk tidak langsung pulang. Fariz meminta Freya ikut menginap disana, dan tentu saja Freya langsung memberinya tatapan tajam nan menusuk untuk Fariz.

Untung saja Fariz mengerti, berpamitan kepada Shana untuk pulang dan kembali berjanji padanya kalau besok pagi akan datang lagi. Tapi kali ini Shana menolak, menyuruh Fariz datang saat sore hari saja. Fariz lebih baik mengalah.

Setelah menceritakan kejadian yang terjadi di rumahnya saat ia kembali bekerja, membuat Freya iba. Semalaman Freya menenangkan Shana, itu membuahkan hasil, Shana akhirnya tidur dengan tenang.

"Lo mau jalan sama Gilbran kan?"

Freya menggeleng, "ngga."

"Jalan aja ngga papa, gue nanti minta Fariz jemput."

Freya kembali menggeleng, "gue tetap disini sampai Fariz benar-benar datang."

Shana tersenyum. "Gue udah chat Fariz paling bentar lagi dia datang, kasian Gilbran, Ya."

"Gue lebih kasian sama lo, udah deh, nurut aja." Freya berdecak kesal.

Setelah berdebat dengan Freya yang sangat keras kepala itu, Shana lebih memilih mengalah. Mereka saling mendiami satu sama lain, hingga akhirnya pintu diketuk oleh seseorang dari luar. Shana yakin, Fariz sudah datang.

Shana membuka pintu dengan senyumnya, namun saat dibuka, Shana kembali menutup pintu tersebut dan menguncinya.

"Siapa, Cha?"

"Raffi."

Freya langsung berjalan membuka pintu, dan benar saja, dia mendapati Raffi yang tengah berdiri menunduk berharap dibukakan pintu kembali.

Freya menatap Raffi dari atas hingga bawah. "Lo mau gue usir atau pergi sendiri?"

"Gue mau ketemu Chacha, Ya."

Freya tertawa. "Ketemu Chacha? Buat apa? Ngasih tau kalo lo udah cerai sambil bawa anak lo terus minta Chacha buat jadi ibu dari anak lo itu?"

"Gue ngga ada maksud gitu, Ya."

"Tapi kenyataannya gitu kan?" Tatapan membunuh Freya masih diberikan untuk Raffi.

Raffi menghela napas lelah. "Oke, gue salah. Gue mau jelasin semuanya ke Chacha."

Freya menggeleng, "Gue ngga bakal ngasih lo ruang buat lo ketemu Chacha."

Dari jauh, Fariz yang melihat langsung pertengkaran Freya dan Raffi. Belum sepenuhnya Freya menutup pintu, Fariz langsung berlari sambil memanggil Freya untuk tetap membuka pintunya.

Fariz masuk ke dalam apartemen Freya, melihat Shana yang sedang menekuk lututnya. Fariz membawa Shana ke dalam pelukannya, puluhan kata maaf dari Fariz dia ucapkan.

Shana membalas pelukan Fariz, menatap lemah kekasihnya itu sambil tersenyum. Tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan.

"Kita ke Semarang ya besok." Ucap Fariz.

Shana langsung melepaskan pelukannya, "Semarang? Ngapain?"

"Ketemu mama papa aku, kita minta restu. Aku mau ngajak kamu nikah."

"Ngajak nikah kok kayak ngajak jalan, ngga romantis banget sih." Shana mencibir.

"Aku ngga lagi bercanda ya, Sha. Sekarang kamu pulang, aku mau ketemu Kakak kamu."

Shana ingin berteriak. Fariz sungguh-sungguh atau tidak, atau jangan-jangan Fariz hanya merasa kasian kepadanya?

***

Shana: Don't Trust People Too Much✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang